13

3.5K 553 28
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Canggung, satu kata yang menggambarkan kondisi Taeyong dengan Jisoo saat ini. Diam adalah sahabat terbaik mereka berdua saat ini. Apalagi ditambah keberadaan dua orang dijok mobil belakang yang menatap mereka dengan tatapan tajam penuh intimidasi. Ditatap seperti itu membuat Taeyong yang sedang menyetir tanpa sadar mengeluarkan keringat dingin.

Ingin rasanya pria itu mengutuk hari ini. Sungguh rasanya Taeyong benar-benar sial. Padahal baru saja dia bisa bernapas lega tentang masalah Irene. Kini muncul lagi masalah yang menurutnya lebih dan sangat besar daripada sebelumnya. Bagaimana tidak? Taeyong yang sedang merangkul pinggang Jisoo tadi, tiba-tiba tepergok oleh dua orang yang sangat dia kenali dengan sangat baik.

Jika itu Suho, tentu masih dalam kondisi aman. Salah dua dari ketiga sahabatnya? Tentu masih dalam tahap selamat. Teman-teman kelasnya atau teman Jisoo? Itu masih bisa dikatakan mendingan. Dosen? Tentu tidak mungkin dosen memergokinya.

Ini masalahnya kedua orang tua Taeyong yang memergoki tingkahnya mencium anak orang. Taeyong mengabaikan satu hal penting dalam rencana kali ini yaitu, fakta bahwa Suho adalah sepupunya. Jelas saja kedua orang tuanya akan diundang juga. Apalagi ini pameran terbesar yang Suho adakan. Jelas keduanya pasti menyempatkan datang meskipun sesibuk apapun.

Namun, Taeyong tidak menyangka jika orang tuanya akan hadir bersamaan dengan kedatangannya. Padahal diantara rentang waktu pagi sampai malam, kenapa mereka harus datang dijam yang sama dengan Taeyong? Itu yang membuatnya serasa ingin mengumpat keras-keras. Alhasil Jisoo yang berada di TKP bersamanya, terpaksa harus ikut ke rumah Taeyong. Apalagi jika bukan untuk disidang atau dengan kata lain diinterogasi?

Keheningan yang terjadi selama perjalanan kali ini terasa lebih mencekam dari biasanya. Entah kenapa atmosfer di mobil tersebut benar-benar membuat orang serasa dicekik. Padahal mereka sama-sama bernapas dan menghirup oksigen serta menghembuskan karbondioksida. Akan tetapi, aura yang dikeluarkan oleh keempat orang tersebut sangat terlihat jauh berbeda.

"Ayo masuk," ajak ibu Taeyong dengan nada ramah setelah mereka sampai di rumah milik keluarga Lee.

Sedangkan ayah Taeyong sendiri, langsung melenggang masuk tanpa menunggu ketiga orang itu turun. Menatap punggung ayahnya yang menjauh sembari menghela napas berat, membuat Taeyong merasa sedikit tertekan dan bersalah. Apa tingkahnya tadi membuat ayahnya sangat kecewa? Apa yang telah Taeyong lakukan tadi?

Deheman sang ibu terdengar untuk menarik perhatian semua orang di ruang tamu tersebut. Kini Taeyong duduk di seberang ayahnya yang menampakkan raut tidak terbaca. Sedangkan Jisoo duduk bersama ibunya di sisi sofa yang lain.

"Siapa namamu, Sayang?" tanya ibu Taeyong dengan nada lembut dan senyum hangat pada Jisoo.

"Kim Jisoo ... Tante," jawab gadis itu gugup sembari menatap sekilas ibu Taeyong dan langsung kembali menunduk.

"Apa kau kekasih Taeyong?" ibu Taeyong terlihat mengusap punggung tangan Jisoo yang sedari tadi tidak berani menatap ke arahnya.

"Sejak kapan kalian menjalin hubungan?" tanya ayah Taeyong tiba-tiba mengambil alih konversasi. "Astaga, Yong, kau membuat Papa merasa bersalah." Wajah sang ayah terlihat sangat frustasi yang membuat Taeyong kembali diliputi rasa bersalah.

"Kau tahu om Heechul, bukan? Teman Papa yang ada di Kanada?" tanya sang ayah kembali setelah terdiam beberapa saat yang sontak membuat Taeyong mengernyit.

"K-kenapa?" tanya pria itu was-was.

"Papamu ingin menjodohkanmu dengan anak om Heechul yang bernama Seulgi," jelas sang ibu mengambil alih penjelasan ayah Taeyong yang terlihat tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

Berawal dari Sketsa ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang