4

4.4K 620 13
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

"Boleh aku beri tanggal dan nama Kak Taeyong?" pinta Jisoo setelah puas menatap sketsa milik pria itu dengan waktu yang cukup lama.

"Untuk apa?"

"Kalau tanggal, agar ingat kapan membuatnya. Sedangkan nama, agar tahu siapa yang membuat," jelas Jisoo dengan wajah berseri menatap Taeyong.

"Tidak ada gunanya, lagipula akan dikumpulkan," timpal pria itu santai sembari menatap balik Jisoo.

"Dikumpulkan?" tanya gadis itu sedikit kecewa dan beralih menatap serta mengusap sketsa di pangkuannya.

"Ekhem, maaf tidak bisa kuberikan padamu," sesal Taeyong. Jujur dirinya merasa bersalah saat melihat raut kecewa Jisoo. Meskipun gadis itu menyembunyikannya dengan cukup baik.

"Apa? Sketsa?" heran Jisoo sembari menatap Taeyong.

"Hmm."

"Ini tugas milik Kak Taeyong, kenapa akan diberikan padaku?" tanya gadis itu dengan senyum heran yang sangat tipis.

"Bagaimanapun, itu resort impianmu."

"Tidak apa-apa, lagipula aku bisa mengambil fotonya. Boleh, kan?" izin Jisoo kini dengan senyum kembali terpatri di wajahnya. Sedangkan Taeyong hanya mengangguk ringan untuk mengiyakan.

"Itu berarti boleh aku beri tanggal dan nama Kak Taeyong?" pintanya lagi masih dengan senyuman sembari menyelusupkan rambutnya ke belakang telinganya. Entah sejak kapan rambut Jisoo sudah kembali tergerai. Mungkin efek angin kencang dan gadis itu yang tidak mengikatnya dengan karet.

"Silakan," izin Taeyong singkat sembari memberikan pensilnya pada Jisoo. Jujur saja pria itu masih merasa tidak enak hati kepada Jisoo. Ya bagaimanapun itu gambar impian Jisoo, seharusnya dia bisa memilikinya.

Di lain sisi, gadis itu sudah mulai menuliskan sesuatu di pojok kanan bawah buku sketsa Taeyong. Tidak terlalu besar ukurannya, tetapi masih bisa dilihat dengan cukup jelas. Warna goresan pensil tersebut terbilang cukup kentara sehingga sedikit menonjol.

"Kak Taeyong-" Ucapan Jisoo terpotong karena rambutnya yang tertiup angin ke depan dan menutupi seluruh wajahnya. Bahkan, dia sampai menghentikan aksi menulisnya.

"Biar kubantu," ujar Taeyong singkat dan langsung mendekatkan dirinya pada Jisoo untuk menyatukan rambutnya menjadi satu dan memegangnya di belakang kepala gadis itu.

Jisoo yang mendapat perlakuan tiba-tiba dari Taeyong lagi, sempat termenung sesaat sampai akhirnya dia bisa menguasai dirinya kembali. "Ekhem, apa Kak Taeyong tahu kenapa aku bersikeras ingin menulis di sketsa milik Kak Taeyong?" tanyanya melanjutkan sembari menyembunyikan rasa gugupnya. Dia sempat menatap Taeyong sekilas yang jaraknya sangat dekat dengannya.

"Kenapa?"

"Agar saat Kak Taeyong melihat sketsa ini, Kak Taeyong akan ingat jika aku yang menemani Kakak," jelas Jisoo dengan senyum manis masih menutupi kegugupannya. "Dan juga ingat kalau ini resort impianku," imbuhnya dengan nada seperti anak kecil yang membuatnya terlihat sangat lucu bagi Taeyong.

"Hmm," gumam pria itu singkat menyembunyikan senyumannya dan kembali beralih melihat tulisan yang sedang ditulis oleh Jisoo.

"Selesai!" seru gadis itu dengan senyum manis sembari menunjukkan hasil tulisannya pada Taeyong.

Sontak pria itu langsung melepaskan tangannya dari rambut Jisoo dan beralih mengambil sketsanya. "Not bad," pujinya sembari menyeringai singkat. Apa bahkan itu bisa dikatakan sebagai pujian?

Berawal dari Sketsa ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang