20

4K 565 98
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Tak terasa hubungan antara Taeyong dan Jisoo sudah berlangsung cukup lama. Jisoo sudah benar-benar berdamai dengan masa lalunya itu. Taeyonglah yang selalu saja menemani dan membuat gadis itu menjadi nyaman. Bahkan, Taeyong tak segan memberi semangat untuk Jisoo agar tidak selalu merasa bersalah. Karena hal itu bukan kesalahan Jisoo.

Ya gadis itu sudah menceritakan semuanya pada Taeyong dan pria itu tidak mendorongnya menjauh. Melainkan menarik dan membantunya untuk merasa lebih baik lagi serta tidak terus menerus terbayang masa lalu. Selama itu, bahkan tanpa sadar hubungan dan kedekatan mereka sudah hampir satu tahun lamanya.

Juga di lain sisi, hubungan kedua orang tua masing-masing bisa dikatakan sudah saling dekat satu sama lain. Bahkan, tidak tanggung-tanggung mereka menyuruh keduanya untuk langsung menikah. Padahal mereka berdua masih berkuliah.

Ya mungkin karena keduanya sama-sama anak tunggal. Jadi, kedua orang tua mereka sudah ingin memiliki cucu(?) Tentu saja itu keinginan setiap orang tua bukan? Bagaimana reaksi Taeyong dan Jisoo? Percayalah mereka berdua hanya bisa tersenyum menanggapinya. Ya karena tidak ada gunanya memprotes. Lebih tepatnya mereka sudah lelah untuk memprotes ucapan kedua orang tua mereka yang selalu saja meminta hal sama.

Awalnya Taeyong pernah bertanya dengan apa dia akan menafkahi Jisoo jika harus menikah saat masih kuliah? Seperti yang diduga Taeyong, pasti ada saja jawaban di luar nalar yang diberikan oleh kedua orang tuanya.

Mama dan papa masih sangat sanggup menghidupi kalian sampai lulus.

Jika itu jawabannya mungkin sudah pasaran, tetapi yang ini tidak. Ayah Taeyong mengatakan akan meminjamkan uang sebesar seratus juta untuk setahun sampai Taeyong lulus. Jika kurang, pria itu masih bisa meminta tambahan lagi. Namun, syaratnya Taeyong harus mengembalikannya pada sang ayah setelah Taeyong bekerja. Orang tua mana yang tega menghutangi anaknya sendiri selain ayah Taeyong? Tentu tidak ada bukan? Namun, seperti itulah kenyataannya.

Sebenarnya hal itu hanya untuk menuruti keinginan ibu Taeyong yang ngebet ingin putranya segera menikah. Sedangkan ayah Taeyong tentu dia sejalan dengan pemikiran sang putra. Dia ingin anaknya berhasil terlebih dahulu baru menikah. Toh usia Taeyong juga masih terbilang muda. Jadi, lebih baik dia berkerja mengumpulkan nafkah untuk masa depannya bersama Jisoo. Terbukti setelah mengatakan itu, ibu Taeyong sudah tidak terlalu ngebet menyuruh Taeyong untuk segera menikah dengan Jisoo.

Padahal sebenarnya keduanya belum tentu akan menikah. Namun, baik orang tua Taeyong maupun orang tua Jisoo mengatakan satu hal tegas kepada mereka. Orang tua Jisoo tidak akan mau menerima menantu kecuali Taeyong. Begitupun sebaliknya dengan orang tua Taeyong. Tidak mau menerima menantu kecuali Jisoo. Sebenarnya di sini yang mau menikah siapa? Kenapa seolah mereka berdua dipaksa?

"Besok Kak Taeyong wisuda, ya?" tanya Jisoo untuk kesekian kalinya.

"Iya, bukankah aku sudah bilang?" gemas Taeyong sembari beralih menatap gadis itu yang sedang duduk di sofa kamar Taeyong.

"Kenapa cepat sekali? Padahal kita jarang menghabiskan waktu bersama." Nampaknya Jisoo kini sedang merajuk.

"Kata siapa jarang menghabiskan waktu bersama, hmm?" tanya Taeyong kini berubah memeluk gadis itu sembari tersenyum manis.

Ya Jisoo yang seperti ini adalah hal yang akhir-akhir ini baru Taeyong ketahui. Hal tersebut justru yang paling dia sukai. Karena sesungguhnya kekasihnya itu adalah sosok yang terlalu mandiri. Jadi, sangat jarang bisa melihatnya bersifat kekanakan. Akhir-akhir ini entah kenapa Jisoo selalu menunjukkan sifat manjanya itu pada Taeyong dan pria itu cukup menyukainya.

Berawal dari Sketsa ::√::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang