3

5.8K 545 212
                                    

Sinar jingga dikamar temaram milik Seongwu itu sama sekali tidak membantu Jihoon untuk dapat  menangkap sosok didepannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sinar jingga dikamar temaram milik Seongwu itu sama sekali tidak membantu Jihoon untuk dapat  menangkap sosok didepannya itu. Pria itu masih menunduk menatapnya dengan aura yang begitu kelam, tapi Jihoon tak sadar dengan kengerian yang siap menghampirinya. Omega muda itu terlalu polos untuk menyadarinya, delapan belas tahun hidupnya hanya berada dalam sebuah kandang besar yang berisi toilet kecil, ranjang dan sebuah boneka berbentuk  Seal berwarna putih pemberian Ayahnya.

Jihoon benar-benar dididik seperti Omega murni yang sudah sangat ketinggalan zaman. Terkurung tanpa didikan yang berarti. Kesepian dan bingung dengan orang-orang disekitarnya. Hingga suatu hari dirinya bertemu dengan pria itu; Ong Seongwu yang membawanya kemansion milik pria itu tanpa perlawanan dan pertanyaan dari Jihoon yang begitu penurut.

Omega berwajah cantik itu mengerjap lagi, kantuknya menghilang ketika tidurnya terusik oleh erangan Seongwu dari jaraknya, terbangun dan mengamati Alpha yang tertidur dengan gelisah dibalik gelapnya kamar luas itu.

"Daddyh?.."  lirih jihoon dengan jari telunjuk  menyentuh tangan Seongwu yang tercekat, melamun.

"Jangan biarkan Jihoon mati" lanjutnya, mendongkak tepat menatap sosok tampan didepannya itu. "Jihoon takut daddyh.." Jihoon mengusak matanya yang memerah.

"Kenapa kau harus takut?" Suara Seongwu terdengar lirih dan dalam "Itu pantas untukmu!"

"Jihoon mau disini, bersama Daddy"

Seongwu menyeringai.

"Kau mau bersamaku?"

Jihoon mengangguk.

Seongwu terkekeh pelan, sorot matanya tampak menyimpan sesuatu yang meyenangkan baginya, pria itu berbalik membuka nakas kecil disamping kurungan Jihoon, mencari kunci dan membuka gembok pengaman kurungan tersebut. Mata tajamnya melirik Jihoon sekilas yang tampak bingung ketika Seongwu menarik rantai dilehernya dengan sekali hentak hingga tubuh mungil itu terjerembab kelantai.

Jihoon meringis, merasakan lututnya nyeri karena beradu dengan lantai marmer. Tangannya yang tak dikukung mengelus pelan lututnya yang membiru, menahan tangis ketika Seongwu malah tersenyum melihatnya kesakitan.

"Daddy tidak sedih lagi?" Jihoon tersenyum riang mendongkak kearah Seongwu yang tercekat. "Daddy tersenyum melihat Jihoon jatuh" jelasnya dengan suara yang begitu polos dan lugu.

Seongwu mengangguk.

"Kau ingin aku tersenyum?"

Jihoon mengangguk lagi meraih tangan Seongwu dan menempelkannya pada wajahnya yang selalu merona.

"Jihoon akan membuat Daddy tersenyum setiap hari, Jihoon suka" lirihnya.

Mata Seongwu berkilat mendengar ucapan lugu Jihoon, ditariknya lagi rantai dicollar Jihoon. Menyeretnya hingga berada dikarpet dekat kasur-mengangkat tubuh mungil yang tak memberontak sama sekali itu keatas kasur dan melemparnya kasar.

Love [Is] ? [OngWink ABO 🔞] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang