2

4.8K 517 42
                                    


Suara desingan pistol memekakan telinga malam itu, pekikan ketakutan dan jeritan pilu bersahut-sahutan seakan mengatakan terjadi suatu peristiwa mengerikan yang tak bisa dijelaskan dengan kata, deru nafas dan langkah cepat seorang Alpha dewasa tampak memecah keheningan dilain tempat, sebuah studio kecil dimana putra tunggalnya yang tertidur nyenyak tampak terkejut-mengapai-gapai dirinya dengan mata tertutup seutas kain sutra berwarna hitam.

"Jihoon..."

"Daddy?"

Park Chanyeol Alpha dewasa itu memeluk putra omega kecilnya erat. Melepaskan rantai dan langsung mengendong tubuh bocah berusia delapan tahun menuju sebuah mobil hitam yang menunggunya, dengan Park Jimin yang sudah  ada disana dengan wajah cemas.

"Hyung.." Jimin meraih tubuh mungil Jihoon kedalam gendongan, menatap ekspresi sepupunya yang tampak cemas dan berduka.

"Aku titip Jihoon" lirihnya "Mereka sudah datang untuk membantai kita, pergilah ke Masan, ada mansion kecil dibalik bukit yang sulit dijangkau. Tapi aku yakin kau dan Jihoon akan aman disana, jangan coba keluar negeri identitasmu akan ketahuan." Tegas Chanyeol.

Dentuman keras bersahutan lagi dengan jerit kesakitan dari jarak mereka, "Jaga Jihoon. Aku mohon.." Chanyeol mengusap pipi bocah kecil itu, mencium kening omega yang baru saja merayakan hari ulang tahun ke delapan tahunnya sebelum berlari meninggalkan Jimin yang hanya bisa merenungi nasib keluarganya.

"Pergi sekarang!!!" Bentak Chanyeol sembari mengokang peluru berlari kearah mansion milik keluarganya, meninggalkan Jimin yang langsung masuk kedalam mobil, dengan Jihoon yang terlihat bingung disebelahnya.

"Hiks.. Daddy.. pergi?" Lirihnya.

Jimin dengan hati-hati mengusap kepala Jihoon yang mendongkak, merasakan jari-jari bulat Jihoon menyentuh rahangnya.

"Daddy?"

"Ini Daddy Jimin sayang" Jimin berbisik lembut kearah keponakannya itu, satu-satunya keturunan Omega dari klannya yang harus mereka sembunyikan dari kejamnya hukum balas dendam antar klan yang tak berkesudahan.

"Daddy Jimin?"

"Iya, mulai sekarang Jihoon akan tinggal dengan Daddy" jelas Jimin sembari menyalakan mobil dan membelah jalanan tertutup dibalik bukit itu. Meninggalkan keluarganya yang ntah bagaimana keadaannya sekarang, dengan Jihoon yang masih menangis bingung.

Butuh waktu lima jam menyetir hingga Jimin menemukan mansion tersembunyi keluarganya, dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati beberapa maid yang membungkuk dengan wajah berduka kearahnya. Tubuh kekarnya itu masih mengendong Jihoon yang tertidur hingga seorang maid berusia setengah abad mendekat dan mengambil bocah bertubuh mungil itu dengan hati-hati.

"Kami turut berduka Master Park" bisiknya.

Jimin mengangguk pelan, menatap nanar ruangan itu dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. "Master Chanyeol sudah menjelaskannya, Jihoon akan ditempatkan diruangan rahasia"

"Haruskah?" Jimin menoleh kearah Jihoon yang tertidur "Bisakah aku membesarkannya seperti anak-anak lainnya"

Maid itu mengeleng "Master Chanyeol memberikan wasiat untuk membesarkan Jihoon seperti caranya, akan sangat berbahaya bagi Jihoon bila Klan musuh mengetahui keberadaan tuan muda"

Terdengar helaan nafas Jimin, tangan kanannya mengusap lembut pipi Jihoon yang dingin dan memerah.

"Maafkan Daddy Jimin sayang, suatu saat kau akan tahu semuanya" desisnya. Kembali menoleh kearah maid tersebut "Kau jamin tempat ini aman?"

Maid itu mengangguk.

"Bukit itu dibatasi oleh hutan-hutan liar dan tak terlihat bahkan menggunakan satelit, akan sangat sulit menemukan mansion ini."

Jimin hanya terdiam, mendongkak kearah sebuah figura  foto besar dimana keluarganya terlihat begitu bahagia tersenyum disana.

Dendam dan kematian ini kapan berakhir. 

Sepuluh tahun, selama itu Ong Seongwu membutuhkan waktu untuk menemukan keturunan alpha terakhir klan Park yang selama ini bersembunyi. Mansion itu memang sangat sulit dirinya temukan butuh waktu berbulan-bulan hingga mendapati Park Jimin yang tersenyum menyambutnya, tanpa pengamanan dengan segelintir maid berusia senja yang tampak setia menunggu perintah tuannya.

"Tenang sekali kau?" Desis Seongwu penuh kemurkaan.

Jimin hanya mengangguk "Kau tahu anak muda, saat kau mengetahui semuanya aku harap. Kau menyempatkan waktu untuk meminta maaf pada Klanku"

Seongwu menyeringai.

"Bermimpilah"

Ddor!

TBC

Bunda Loves You 💋

Love [Is] ? [OngWink ABO 🔞] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang