BAB 20 (aku akan membangunkanmu dari mimpi buruk yang menakutkan)

392 47 2
                                    

Mino adalah seseorang yang benar - benar peduli kepadaku. Bukan hanya peduli tetapi lebih ke arah sayang dengan bendungan kasih dalam hatinya. Meskipun aku tidak tahu mengenai maksud foto dari folder treasure yang dia buat. Disitu, banyak sekali foto - foto ku yang dia ambil. Namun sayang hanya dari belakang. Bahkan mungkin ini foto punggungku dari kamera black box milik mobilnya, sampai yang terakhir foto ku saat kita berkencan mesra di atap perusahaanya. Dari pertama sampai terakhir, folder itu berisi punggung milikku. Aku tidak tahu apa yang dia fikirkan, setakutkah dia ingin mengajak ku untuk berfoto?. Yang jelas semua hal yang ada di dalam ponsel miliknya sangat membuat ku bertambah hancur. Yerin kembali lagi ke kamarku dengan membawa sedikit makanan. Dia terlihat kebingungan melihat ku yang diam saja, sedikit melamun dalam sebuah tanda tanya yang besar.

"ssem, kamu baik - baik saja kan?"

"yer, aku harus bagaimana?"

"memang kenapa?" ucap yerin kepadaku, dia melihat tanganku yang membawa ponsel milik mino. Yerin sedikit terkejut dan mengambilnya. "ssem kamu mengambil ponsel milik kakak ku?"

"tidaklah !. Aku menemukanya. Dan sekarang hatiku sakit kembali. Oh! , kakak mu yang malang. Karena kesalahanku" aku berbaring membelakangi dia. Rasanya ingin sekali aku menangis, tapi kenapa aku tidak bisa untuk mengeluarkan nya. Mungkin habislah air mataku untuk terus menangisinya. Aku terpejam menarik selimutku. Tapi yerin terus saja mengomel untuk menghubungi mino.

"bagaimana bisa?, bagaimana bisa ssem menemukanya. Sssem! maksudku , eonni! . Ceritakanlah cepat"

"kemarin saat aku pergi ke busan, aku melihat nya . Dia duduk sendirian di kereta. Kami bertemu, bertatap - tatapan. Namun tidak ada yang kami lakukan kecuali diam"

"oh!. Eonni , kenapa sih dengan kalian?. Jujur lah dan dekati oppaku!"

"aku tidak berani pada awalnya, tetapi saat aku fikirkan kembali aku ingin menemuinya. Namun sayang dia telah pergi. Aku hanya bisa menemukan ponsel nya yang tertinggal"

"oh , sesanghae. Chankaman. Aku akan mencoba menelfon jinwoo oppa" ucap yerin. Aku mencoba untuk mengatut nafasku yang naik turun karena kesedihan , pada awalnya aku berfikir bahwa akan baik - baik saja membuat hubungan tanpa status namun setelah di jalani membuat tertekan begitu dalam. Ini benar - benar game yang sangat bodoh , aku sadar dan mino juga sadar. Namun aku terus berfikir bagaimana cara kami agar menutup nya dengan indah tanpa melalui rasa yang sakit. Awalnya aku takut sakit, dan saat kenyataan nya juga akan menjadi sakit di akhir, aku menyesal. Benar - benar menyesal telah membuat dia menderita.

"hallo. Jinwoo oppa, apakah mino oppa sedang bersama mu sekarang?" yerin mencoba untuk menghubungi. Jantungku berdetak karena takut, tegang dan banyak berharap. Namun yang pasti, aku benar - benar bersiap mendengar bagaimana reaksi setelah dia tahu semua. Ini membuatku benar - benar gila. Kamu tahu, rasanya seperti di tengah - tengah sebuah penyekapan oleh teroris dalam sebuah tempat yang kecil serta sempit. Sudah tidak tahu harus berkata apa, aku hanya bisa untuk pasrah dan menerima semua jawaban dari dia.

"eoh!, dia bersama ku sekarang. Wae?"

"bisa aku bicara sebentar?" ucap yerin.

"ada apa yer?" itu suara berat dia, suara yang selama ini mengelitik telingaku ini. Suara yang amat aku rindukan. Suara yang selalu masuk ke telingaku melalui desahan dan lembut nafas dia saat menempel di telingaku.

"oppa, kamu dimana?. Nomormu tidak bisa aku hubungi"

"aku sedang di busan. Ponsel ku hilang"

"jinjja?. Sebenarnya apa yang kamu lakukan?!"

"tentang apa?" ucap nya beratnya dengan nada bingung. Sampai disini aku merasa takut, takut akan balasan dari ucapan dia.

"irene ssem sedang sakit sekarang dia...."

"chankkan!. Guru mu yang menyuruhmu?"

"ne?" yerin melihat ku dengan cepat, aku tahu ini akan terjadi, dengan segera yerin mematikan loudspeaker dan berbicara sambil membelakangiku.
"anieo, aku rasa oppa harus mengetahuinya"

Setelah itu, aku tahu yang di katakan oleh yerin adalah bohong semua, dia tidak ingin melihat ku menangis kembali.

"dia sakit demam oppa, serta sedikit infeksi usus, asam lambung nya juga meningkat. Baiklah jika kamu sibuk. Aku akan menjaganya" ucap yerin melihat ku. Aku muak dengan semua itu, aku ingin berbicara dengan dia. Aku merebut ponsel yerin dengan susah payah aku bangkit sambil merebut ponsel yerin.
Sambil berdiri, aku menahan diriku agar kuat saat berbicara dengan dia. Aku menekan perut ku yang sakit dan menuju ke arah jendela untuk menghubungi nya.

"no, kumohon. Bicaralah denganku ayo bertemu"

"apa yang mau di bicarakan. Karena kamu juga membohongiku tentang ke luar negeri"

"ini semua tidak disengaja"

"karena kamu ragu, kamu mengetesku irene~ah. Kamu sudah tahu jawabanya. Aku kalah"

"kamu tidak kalah no. Meskipun kita sudah putus, aku harap kita bisa memulai"

"putus?" sepertinya dia sedang meremehkanku sekarang, suaranya yang mengecap saat mendengar kata putus dariku. Aku tidak tahu dan jawaban nya membuat diriku tambah down " putus katamu?. Dengar dear, kita tidak pernah memulai. Apakah pantas itu di bilang putus. Putus adalah kata untuk seseorang yang sedang berpacaran. Itu tidak berlaku untuk kita. Karena kita tidak pernah memulainya. Aku harap kamu jangan pernah hubungi aku lagi untuk kedepanya. Jaga lah dirimu. Jangan pernah berfikir untuk kembali" ucap dia dan mematikan telfonya.
Aku terdiam dengan wajah yang ku tekan kan berakting untuk tetap tegar di hadapan yerin. Aku naik ke ranjangku dan menutupi semua tubuh kecil ku yang sakit ini dengan selimut. Menyumpal mulut ku ini dengan kain dan mulai untuk menangis keras lagi seperti tempo hari, tangisan ini makin kencang dan rasanya seperti sedang kesurupan. Yerin hanya duduk diam tidak tahu apa yang akan dia buat.

©©©©©

.
.
.

Lama, namun ternyata hanya ilusi mungkin. Karena demam ku yang naik aku merasakan ilusi yang nyata. Tengah hari yerin memberikanku obat dengan dosis yang tinggi, aku tetidur namun seperti nyaq otak ku belum sepenuhnya ikut tertidur, bayangan itu seperti lukisan , nyata dan ada. Jendela pun bertambah menjadi besar dan terasa akan sedikit menguling dari tempatnya. Kamar ini menjadi hidup aku lihat terus meninggi keluar dari akar nya. Begitupun kursi, meja , tiang infus serta buah dan gelas di atas meja. Aku takut, kepala ku terasa pusing, tubuhku kedinginan namun suhuku panas. Seseorang datang aku mendengar langkah kaki nya. Namun aku tidak bisa melihat. Dia duduk di ranjang dan tidur sambil memelukku. Aku sedikit membuka mata ku, dan dia halusinasi yang sangat tampan. Mino datang kesini tapi mungkin itu hanya halusinasi. Namun suara indah yang selalu membisiku di tengah malam itu ada kembali.

"irene~ahh bangunlah. Aku akan membangunkanmu dari mimpi buruk yang menakutkan. Kamu tidak akan jatuh ke dalam jurang lagi"

Bersambung

Perfect partnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang