BAB 22 ( sebuah kecelakaan )

418 48 19
                                    

"masalah tidur bersama, itu tidak berarti lagi untukku. Karena kita sudah pernah melakukan nya bersama, Bahkan malam sebelum kita mengakhiri game ini" ucapku ketus terhadapnya. Meskipun sedikit jengkel dan mangkel dalam hati yang perih ini. Aku tetap sangat gila karenanya.

"jadi kamu mau melakukanya lagi? Permainanmu?"

Aku terdiam , ku tatap dia penuh dengan sebuah harapan yang tidak pasti. Meskipun dalam hati ini akan terasa sangat panas karena amarah yang ku tahan. Sekarang aku paham bahwa mino telah mengeluarkan sifat bad boy nya selama ini. Dia seperti seorang lelaki bajingan dan buaya darat yang kehilangan ekor nya.

"bukan melakukanya lagi, ini akan menjadi sebuah cerita yang indah. Kamu harus ikut. Kita sudah mengetahui perasaan masing-masing"

"tapi aku tidak bisa melakukan sebuah scenario . Itu suatu yang sangat busuk"

"ini bukan scenario!. Terserah padamu Minoya, aku akan terus mengganggumu. Julukan ku adalah si anjing yang lucu namun mematikan. Kalau kamu mundur aku akan maju kalau kamu berlari aku akan mengejarmu. Dan jika kamu berhenti aku tinggal mengigitmu"

"oh! Lucu!. Bahkan kamu pernah mengatakan kepadaku untuk tidak menjadi anjing yang kelaparan. Kufikir kamu adalah majikanku"

"kita sudah seperti anjing sekarang!. kamu atur saja dimana hotel itu. Aku akan mendatangimu dengan memakai lingerie cantik"

Mino membuang mukanya dan meludah di depan ku. Aku ingin mengumpat tetapi mino sudah tidak bisa menahan amarahnya terhadapku. Dan sekarang ini adalah giliranku untuk menyerang dia.

"bajingan kamu rene!"

"kamu juga!" dia pergi memasuki mobilnya dan aku memalingkan badan berjalan menjauh dari dia. Mino pergi dan ketika dia menjauh aku duduk terkulai karena bergetar akibat rasa gugup dan takut ini.

®®®®®®

Meskipun kami belum bertemu lagi setelah kejadian di depan rumahnya itu, aku tidak hentinya terus menghubungi dia dengan bantuan yerin, tetapi mino selalu menutup telponya. Ini bagaikan seseorang yang tidak berarti sedang menelfon presiden untuk memintan bantuan atas turunya gaji dokter. Aku sudah muak tetapi tidak bisa berhenti untuk terus memulai ini lagi. Aku bukan sebuah movie star, ataupun sutradara. Cukup sudah!, aku ingin membuat ini mengalir apa adanya.

"aku tidak mengenal dia. Aku juga tidak ingin bertemu. Tolong jangan ganggu oppa"
Jawab mino dalam telephone nya.

Aku melihat wajah yerin yang menatapku dengan sedikit menyesal. Aku tiduran menyamping sambil melihat dia. Tidak ada jawaban sebelum yerin dengan ragu ingin berkata kepadaku. Setelah 10 menit terdiam, yerin berkata kepadaku. Sebiah rahasia yang manis tapi seperti racun.

"mianhae unni. Kumohon sabarlah dengan kakak ku. Mino oppa, sebenarnya dia datang dan menjengukmu ketika unni sakit. Dia datang sangat larut, sekitar jam 2 dini hari. Cukup lama dia berdiri di depan kamarmu dan kemudian dia masuk. Aku kira kalian sudah akan baikan setelah kejadian itu. Namun di pagi hari oppa hanya bilang rahasiakan semua ini. Unni juga berkata kepadaku apakah mino oppa datang menjengukmu, aku dengan bodohnya berkata tidak karena bingung"

Aku kaget, tidak ada kata - kata yang keluar dalam 4 menit untuk membalas pernyataan  yerin. Wajahku datar dan melihat langit - lagit kamar ini.

"berarti saat aku sedang melihat singa mencium rusa. Itu bukan mimpi. Saat di depanku itu benar - benar dia" ucapku kepada yerin.

Yerin juga sedikit bingung menoleh kan kepalanya menyamping.

"unni, kuharap kamu bisa memperbaikinya ya. Ku mohon, aku ingin kalian bersatu"

Perfect partnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang