Prolog

188 21 10
                                    

"Lepas hijab lo, atau lo bakal kehilangan semuanya!"

Zevanya terngiang-ngiang bagaimana Arthur, sang manager sekaligus kekasih membentaknya kala itu. Dia sudah nyaman, dengan hijab yang ia kenakan sekarang. Dia juga sudah nyaman, menjadi seorang vokalis band bergenre rock. Akan tetapi, semua tidak semulus yang ia bayangkan. Banyak yang menentangnya memakai hijab. Banyak yang menghujatnya.

Band yang ia rilis dari nol bersama teman-temannya, apakah ia rela melepaskannya? Butuh perjuangan untuk membawa nama band-nya menjadi terkenal seperti saat ini. Tetapi, kata terkenal itu harus mulai meredup kala ia memutuskan untuk memakai hijab. Apa salahnya?

Mungkin, memang benar. Zevanya tak seliar dulu. Zevanya tak selincah dulu. Zevanya tak seurakan dulu. Tapi, Zevanya hanyalah manusia biasa. Zevanya ingin berubah menjadi sosok manusia yang lebih baik lagi.

Kini, Zevanya sedang duduk di sebuah bangku taman yang tak jauh dari tempat studio band-nya. Hati Zevanya sedang dilanda gelisah. Akhirnya, setitik air mata jatuh dari kelopak matanya yang sejak tadi ia tahan.

Pikirannya kalut saat ini. Hingga terbesit sebuah nama. Dialah yang merubah Zevanya menjadi seperti ini.

Zevanya mengeluarkan ponselnya dari dalam tas miliknya. Mencari-cari nama 'Haikal' yang telah ia simpan nomornya beberapa bulan yang lalu. Zevanya menekan tombol telepon.

Seseorang mengangkat telepon pada nada sambung ketiga di ujung sana, "Halo, assalamu'alaikum?"

Zevanya menyeka air matanya, "Wa'alaikum salam.... Saya butuh kamu sekarang!"

----------°°°----------
----------°°°----------

Assalamu'alaikum.....

Ini baru prolognya, ya.... Semoga kalian suka.

Btw, ini cerita genre spiritual pertamaku. Maaf jika banyak typo yang bertebaran. Karena saya juga masih belajar.

Jangan lupa tap bintang jika kalian suka. Jangan lupa kritik dan sarannya juga..

Terima kasih :)

Hijabers Rock'n Roll #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang