"Udah puas berduaan sama pak Tian?" tanya Berlin, saat mengetahui Zevanya sudah balik dari ruang BK.
Zevanya menyorotkan pandangan yang tajam pada Berlin. Membuat Berlin mengangkat kedua alisnya heran.
Dilemparkannya sebuah undangan dari pak Tian kepada Berlin, lalu Zevanya duduk dan menelungkupkan wajahnya di atas kedua tangan.
"Gilaaa!" teriak Berlin membuat seluruh isi kelas memandangnya bingung. "Cantik banget calon isterinya pak Tian!" lanjutnya.
Seketika, seluruh isi kelas mengerumuninya. Penasaran dengan apa yang sedang dilihat Berlin.
"Eh, sini. Lihat-lihat!"
"Mana, sih? Gue nggak keliatan!"
"Pak Tian udah punya calon?"
"Calon isteri?"
"Sumpah demi apa?"
"Gue mendadak patah hati!"
"Aku terluka...."
Suasana jadi makin berisik. Zevanya merasa terganggu. Dia mengangkat kepalanya, lalu menggebrak bangku miliknya. Membuat semua mata tertuju padanya.
"Kalian berisik tau nggak, sih?" bentaknya kemudian, lalu berjalan pergi ke luar kelasnya sambil membawa tas.
Mengabaikan bisik-bisik yang terdengar dari mulut teman-temannya.
"Gila aja. Pasti cemburu, tuh!"
"Kasihan banget, deh!"
"Cinta bertepuk sebelah tangan."
"Dia kan suka sama pak Tian. Pasti hatinya retak berkeping-keping."
Zevanya berniat ingin bolos sekolah. Penat, muak dengan kebisingan yang memenuhi sekolahnya. Apalagi ia sedang kesal dengan kabar bahwa pak Tian akan menikah. Kalian boleh bilang bahwa Zevanya sudah gila karena menyukai gurunya sendiri. Tapi, bagi Zevanya ia adalah gadis normal.
Kenapa, tidak? Mata Zevanya masih normal untuk membedakan mana laki-laki yang tampan. Zevanya juga punya rasa cinta. Sama seperti yang lainnya, ia juga bisa jatuh cinta. Hanya saja, ia jatuh cinta pada orang yang salah. Tidak, ini bukan salah Zevanya. Ini salah pak Tian yang punya ketampanan di atas rata-rata dan sering memanggil Zevanya ke ruang BK. Kan, Zevanya jadi suka.
Zevanya mengacak-acak rambutnya yang memang sudah berantakan menjadi semakin berantakan. Ia sudah berada di luar area sekolah. Dan kini ia bingung harus pergi kemana.
Ia mengeluarkan ponselnya. Mengirim sebuah pesan pada Bay, teman satu band-nya yang lihai memainkan gitar listrik.
To : Bay
Pcc, dimana lo?Agak lama, Zevanya menunggu balasan pesan dari Bay. Hingga ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk.
Form : Bay
Lagi nongkrong di kafe biasanya. Kenapa?Zevanya tidak membalas pesan dari Bay. Ia langsung bergegas menuju kafe yang biasa ia gunakan untuk nongkrong dengan teman satu band-nya.
Tak butuh waktu lama, dengan menaiki taksi akhirnya Zevanya sampai. Ia mencari-cari keberadaan Bay dan teman-temannya. Zevanya menghampiri mereka.
"Party nggak ajak-ajak, kalian!" seru Zevanya menepuk pundak Bay.
"Lho, lo kok bisa ada disini? Nggak sekolah? Jam berapa ini woy!!" timpal Galang, drummer band mereka.
Zevanya terkekeh, "Bolos gue. Gurunya nggak asik!" timpal Zevanya.
"Ya udah, kebetulan. Kita lagi diskusiin tentang manager baru kita. Bentar lagi dia dateng!" jelas Bay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijabers Rock'n Roll #Wattys2019
Teen FictionSiapa sangka, gadis bernama Zevanya Alexandria yang terkenal kolot, tomboy dan urakan kini berubah menjadi gadis fashionable dengan balutan hijab? Tidak ada yang tahu, ia dapat pencerahan darimana. Vokalis band bergenre rock and roll itu masih berku...