7. Pacar Orlando?

201K 7.7K 55
                                    

SELAMAT MEMBACA

" Ingin mundur tapi tak ada suara memihakku "


•••••

Sesosok gadis tengah duduk dengan pandangan kosong. Tubuhnya memang berada disana tapi pikirannya berkelana entah kemana. Sebuah buku di hadapannya, terbuka tanpa tergerak sedikitpun untuk dibaca. Terlalu banyak spekulasi yang berekcamuk di kepalanya.

Ia juga bingung mengapa laki-laki itu terus memenuhi benaknya.

"No! Lo apaan sih sya?! pasti lo lagi laper," gumam Lusya memukul kepala pelan.

Lusya dikagetkan oleh kedatangan Catherine secara tiba-tiba menepuk bahunya.

"Hayo... lagi mikirin apa?" pekik Catherine membuat Lusya terlonjak.

"Apaan sih lo? Ngagetin aja," gerutu Lusya memasang wajah masam.

"Dih, tuan putri nyolot. Makanya jangan suka ngelamun. Kesambet tau rasa lo," cibir Catherine sambil menempati bangku kosong di samping Lusya.

"Tumben lo sendiri? Audrey kemana?" tanya Lusya ada kejanggalan pada kehadiran Cathrine.

"Tadi si curut mau ke toilet dulu katanya." jawab Catherine.

Keduanya lantas memesan makanan, tanpa menunggu Audrey. Karena waktu istirahat sudah berlalu dari 10 menit lalu. Tentu saja, cacing-cacing di perut mereka kelaparan. Lagipula Audrey tipe orang yang tidak terlalu menyukai makan.

"Nah! itu si curut," ucap Catherine sambil memajukan dagunya kearah Audrey tengah berjalan menuju meja mereka.

"Kemana aja Drey? Kok lama?" tanya Lusya basa-basi.

"Tadi waktu dari toilet kebetulan gue papasan sama Orlando, dia jalan bareng sama Tere. Tapi ekspresi Orlando kaya bete gitu. Tapi si terinya aja yang nempel terus," jelas Audrey.

"Sebenarnya mereka berdua tuh pacaran nggak sih?" ucap Catherine mulai merasa penasaran.

Lusya larut dalam pikiran, di kepalanya terbayang wajah Orlando tengah saling tertawa bahagia bersama Audrey layaknya dua insan yang tengah mabuk kasmaran. Lusya bergidik geli, mengusir bayangan menjikjikan dari imajinasi anehnya. Tangannya terkepal, refleks mengantamkan gelas di tangannya dengan meja sedikit keras.

"Dasar playboy cap terasi udang!" geram Lusya sambil meremas gelas es tehnya. Audrey dan Cathrine menatap Lusya dengan tatapan bingung dan heran.

"Lo kenapa sya?" tanya Audrey tatapan penuh tanda tanya.

"Lo nggak salah makan kan?" tambah Catherine cemas.

Sementara Lusya hanya menunjukkan deretan gigi putihnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.

"Eh, em-- maksud gue tuh.. orlando itu cowok tipe playboy gitu," jawab Lusya dengan nada terdengar gugup. Tanpa banyak bertanya lagi, Audrey dan Catherine hanya ber-oh ria melanjutkan kegiatan makannya.

•••••

Dengan langkah kaki lunglai Lusya masuk ke dalam rumah. Netranya langsung menangkap sosok wanita paruh baya tengah terduduk santai bersama majalah di pangkuannya. Sangat khidmat, hingga tak menyadari kehadirannya.

"Assalamualaikum mama.." salam Lusy mencium punggung tangan Yulita lalu mengecup pipinya sekilas. Lusya menjatuhkan tubuhnya diatas sofa bersama tas yang masih berada di punggung.

"Waalaikumsalam. Anak mama yang cantik udah pulang?" ucap Yulita sambil membelai puncak kepala Melusya.

"Udah ma. Tadi ada rapat buat ujian tengah Semester. Jadi pulang cepet deh," jawab Lusya seadanya.

Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang