13. Luluh

194K 9.5K 210
                                    

*Vote dipojok kiri ya.

SELAMAT MEMBACA



" Aku melihat sosok lain darinya selain berisik "




•••••

Semenjak jauh dari kedua orang tuanya, Lusya benar-benar merasakan hidup sendiri dan mandiri. Jika dulu ia bisa bersikap seenaknya, tanpa memperdulikan dan memikirkan apapun kini telah jauh berbeda. Bahkan kegiatan yang akan ia lakukan besok saja sudah ia pikirkan dari sekarang. Tidak seperti dirinya dulu, saat ia bisa bebas merebahkan diri di atas kasur seharian tanpa beban dan hanya menjadi beban keluarga.

Lusya sebenarnya tidak terlalu pandai memasak, tapi setiap masakannya masih layak untuk di makan walau rasanya juga bukan seperti koki restoran handal. Ia juga jarang sekali memasaka, tapi mulai detik ini jika ia tidak masak makan akan kelaparan. Ia berkacak pinggang puas menatap piring-piring berisi hasil masakannya berjejer rapi di atas meja.

Pintu terbuka arah pandang Lusya mengarah pada kedatangan sosok Orlando. Rambut jambulnya terlihat acak-acakan dengan sorot mata sendu. Penasaran lusya berjalan mendekat memastikan adanya hal aneh. Saat hanya berjarak dua langkah di depan Orlando aroma benda nikotin begitu menguar tajam menembus hidung.

"Darimana aja sih lo? Pulang-pulang malah bau rokok gini," tegur Lusya sambil menutup lubang hidungnya. Sedangkan, lelaki itu hanya mencebikkan bibirnya berlalu menuju meja makan. Tapi Lusya langsung menghadang jalan Orlando dengan merentangkan kedua tangannya.

"Etss.. Lo nggak boleh makan kalo nggak mandi dulu. Gue nggak mau ya lo bau rokok kayak gini.. cepet mandi sana!" usir Lusya menatap Orlando tajam. Tanpa banyak bicara, Orlando menurut berjalan ke arah lain menuju kamar mandi.

***

Usai menikmati makan malam, Lusya segera membereskan peralatan makan yang terdapat di meja makan dan segera mengunci semua pintu juga jendela rumah. Setelah dirasa cukup aman, gadis itu menuju kamar untuk membaringkan badan yang terasa ingin rontok.

Namun, ada yang aneh ketika ia membuka pintu kamar, tidak menemukan sosok Orlando di ruangan itu. Kernyitan di dahinya semakin bertambah saat melihat pintu dan tirai balkon sedikit terbuka. Dugaanya terbukti ketika ia mendekat ke balkon menemukan Orlando sedang duduk diam menatap lurus ke depan. Ada sesuatu yang memenuhi benak lelaki itu gingga tak menyadari kehadiran Lusya. Perlahan Lusya menepuk pundak kekarnya. Berhasil membuat Orlando tersadar, menoleh menatap Lusya yang ikut duduk di sebelah nya.

"Lo kenapa? Ada masalah?," tanya Lusya bernada lembut.

Lelaki itu hanya membalasnya dengan sebuah gelengan kecil, lalu menerbitkan senyum tipis.

Orlando kembali mengalihkan pandangannya menatap gemerlap pemandangan gedung-gedung pencakar langit nampak begitu dekat, tapi sebenarnya sangat jauh di seberang sana.

Lusya memposisikan posisinya berhadapan langsung dengan Orlando. Mengikuti arah pandang lelaki itu sekilas, lalu memandang Orlando penuh kelembutan.

"Terkadang hidup itu emang sulit. Sampai kita sendiri juga ngerasa berat ngejalanin nya. Tapi inget, kalo sebesar apapun masalahnya, peluang untuk nyelesaiin nya juga pasti besar," terang Lusya.

Orlando pun mengembangkan senyumannya, dan berkata," Makasih."

Lusya pun mengerutkan keningnya. "Makasih buat apa?"

"Selama ini lo udah selalu ada buat gue. Lo udah jalanin kewajiban lo dengan baik. Tapi gue? Maafin gue yang belum bisa bahagiain elo," ucap Orlando.

Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang