8. Calon Mertua

192K 7.5K 114
                                    

SELAMAT MEMBACA

"Aku nyaman dengan sosok lain, yang jelas bukan dirinya "




•••••

Setelah kejadian di restoran beberapa hari lalu, keluarga Orlando semakin dekat dengan Lusya. Tak jarang, jika Meliana sering mengajak calon menantunya sekedar membuat kue bersama atau berkebun bersama. Ibunda Orlando itu sangat suka memasak dan menanam sesuatu seperti bunga atau tanaman.

Keduanya bisa dikatakan sudah sangat cocok. Meliana sosok yang ramah dan baik hati. Perempuan paruh baya itu juga memiliki jiwa sosial tinggi membuatnya sangat cepat akrab dengan orang lain. Lusya pun juga terlihat sangat senang jika bersama Meliana. Keduanya sering menghabiskan waktunya bersama.

"Sya. Enaknya kita masak apa ya?" tanya Meliana kepada Lusya. Mereka menikmati waktu bersantai di sebuah gazebo taman belakang rumah Orlando.

"Em... Lusya lagi pingin yang seger- seger nih Tan," jawabnya sambil tersenyum membayangkan makanan yang ada dipikirannya.

"Apa ya?... Bikin puding aja yuk!" ajak Meli dengan semangat antusiasnya.

"Boleh tuh tan," balas Lusya diakhiri senyum simpul.

"Tapi nanti aja ya.. nunggu Orlando pulang latihan basket nya." Lusya pun hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum manis kepada Meli.

"Sya.." panggil Meliana bernada lembut. Lusya mendongakkan kepala beralih menatap wanita itu.

"Kenapa Tan?"

"Em.. mulai sekarang kamu bisa manggil nya jangan Tante. Tapi Bunda aja?" ucap Meli dengan menatap manik mata Lusya.

Lusya nampak sedang berpikir, "T--tapi kalo nanti Orlando nya marah gimana?".

Meliana ikut mengernyitkan kening, apa selama ini Lusya takut kepada Orlando? Seingatnya saat pertemuan mereka Lusya nampak sangat angkuh kepada Orlando. Tapi sekarang?

"Kamu takut sama Orlando Sya?"

"Eh.. E---enggak gitu kok Tan.."

"Hem.. Yaudah, yuk kita bikin puding nya!," ajak Meliana seraya ingin bangkit hendak berjalan meninggalakn gazebo.

"Bisa kok Bunda," ucap Lusya sambil tersenyum manis.

Sontak langkah Meliana terjeda, tubuhnya terpaku berusaha mencerna ucapan Lusya. Tapi detik berikutnya, sudut bibir Meliana terangkat membentuk senyuman lebar. Wanita paruh baya itu berhambur memeluk Lusya erat. Bagaikan sengatan listrik, Lusya juga ikut merasakan perasaan bahagia hinggap di hatinya.

"Ih... Bunda katanya mau bikin puding. Ayo dong kita ke dapur yuk!," gerutu Lusya mengurai pelukan Meliana menuntunnya menuju dapur.

"Oh iya, bunda sampek lupa. Yaudah yuk!"

***

Lusya tengah sibuk membuat makan malam dan sebuah puding akan menjadi penutup hidangan nanti. Dibantu oleh Meliana yang sangat lihai dalam urusan dapur.

Keduanya tak habis-habisnya bercanda, bergosip dan sesekali menyanyi bersama di tengah aktivitas memasaknya.

"Masaknya udah apa belum sih? Kok lama," cibir Orlando duduk pada sebuah kursi bar di samping dapur.

"Loh.. kamu kapan pulangnya Lan?," tanya sang ibunda terkejut menyadari kedatangan putranya.

Lusya mendongakkan kepala mendapati Orlando mengenakan kaos biru polos, membiarkan rambutnya yang tetap basah. Hingga beberapa tetesan air mengalir melalui sisi wajahnya, menambah kesan lebih keren. Tanpa sadar, membuat pandangan Lusya sulit teralihkan.

Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang