26. Gara-gara Malvin

162K 6.8K 60
                                    

Selamat membaca




---0•0---

Orlando masuk kedalam rumahnya dengan wajah yang dingin. Saat perjalanan pulang dari mall pun orlando hanya menutup mulutnya rapat-rapat. Ia setia memasang raut wajah datarnya.
Lusya yang menyadari perubahan sikap suaminya itu pun dibuat bingung sendiri. Apa penyebab pria itu menjadi mendadak diam membisu seperti itu.

Pria itu langsung naik keatas tangga dan masuk kedalam kamarnya tanpa berbicara dengan Lusya ataupun menatap gadis itu.

"Dia kenapa sih?," gumam Lusya yang tak habis pikir dengan sikap Orlando.
Lusya hanya menghela nafas nya dan bergegas menuju dapur, lalu segera memasak makanan untuknya dan juga orlando.

***

Lusya tersenyum puas melihat hasil masakannya yang sudah tersaji dengan rapi diatas meja makannya. Entah mengapa gadis itu merasa senang bisa memasak makanan untuk Orlando.
Setelah melepas celemek nya dan mencuci kedua telapak tangannya, ia berencana memanggil Orlando yang berada didalam kamarnya.

Ketika ia masuk kedalam kamar nya. Sesosok pria tengah tertidur dengan lelapnya. Lusya hanya tersenyum simpul lalu kembali menutup pintu itu dengan perlahan-lahan.
Gadis itu turun dari kamarnya dengan perasaan kecewa. Ia bingung mengapa ia merasa kecewa hanya karena orlando tidak jadi makan malam bersamanya.

Ia menatap nanar makanan yang ada dihadapannya. Ia sengaja memasak banyak malam ini dan semuanya adalah makanan favorit orlando. Lusya kembali menutup makanan itu dengan sebuah tudung saji dan kembali ke kamarnya. Karena ia sendiri juga merasa lelah setelah seharian penuh beraktivitas.



•••••

Pantulan cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela sebuah kamar berhasil membangunkan seorang gadis dari tidurnya. Dengan malas ia berusaha membuka kedua bola matanya. Gadis itu melirik ranjang yang ada disampingnya Namun, ranjang itu telah kosong.
Ia memutuskan untuk segera mandi, karena hari yang semakin siang.

Setelah bersiap dengan seragam sekolahnya, Lusya menyambar tas dan segera turun kelantai bawah.
Gadis itu menghentikan langkahnya saat berada di atas tangga.
Ia menatap seorang pria yang tengah asik dengan makanannya.


"Ndo.. ini makanan semalem, kenapa lo nggak minta gue buat bikin sarapan sih?" ujar Lusya

Orlando hanya menatap Lusya sekilas, dan kembali melanjutkan kegiatannya.

"Ish. Terus siapa yang angetin ini? elo?," tanya Lusya Namun tetap tidak mendapatkan respon apapun dari lawan bicaranya.

"Ndo! Lo denger nggak sih gue ngomong?!" ucap Lusya dengan nada yang dinaikkan satu oktaf.

"Denger.." jawab pria itu singkat lalu meraih tas dan kunci mobilnya dan berjalan meninggalkan gadis itu terlebih dahulu.

Lusya hanya mengerucutkan bibirnya, dengan kesal ia meraih tasnya diatas meja dan berjalan dengan menghentakkan kakinya.

***

"Sya, ikut ke kantin nggak lo?" tanya Catherine.

"Emm--- Enggak deh gue mau ke perpus ngembaliin buku bentar, kalian duluan aja," sahut Lusya menyuruh kedua sahabatnya pergi ke kantin terlebih dahulu.

"Oh. yaudah kita duluan ya.,"ucap Audrey menarik lengan Cathrine agar ikut bersamanya.

"Oke!" jawab Lusya.

Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang