*Vote nya dong kakak
SELAMAT MEMBACA
•••••
"Siapapun dia, kamu cuma milikku "
Sebuah motor sport berwarna biru tua terhenti di depan sebuah gerbang bercat hitam. Seorang gadis turun dari sadel penumpang dengan kedua tangan bertumpu pada pengendara.
Lelaki itu melepas helmnya menaruhnya di tanki bensin depan. Matanya memandang sebuah rumah yang membuatnya keningnya berkerut, bingung.
"Ini rumah lo? Perasaan dulu bukan disini," katanya menatap sekitar asing.
Lusya mulai panik, ia menggigit bibir dengan otak berpikir keras mencari alasan agar membuat Malvin tidak curiga. Dirinya tidak mungkin mengakui bahwa itu adalah rumahb barunya bersama Orlando, apalagi kalo sampai Malvin tau mengenai pernikahannya.
"Oh iya. Em—sekarang gue ikut sama tante gue soalnya dia sendirian," balas Lusya tersenyum memperlihatkan deretan gigi putih.
"Gue baru tau tante lo ada yang di Jakarta. Gue kirain di Bandung semua."
"Iya hehe.. Tante gue baru ke terima kerja disini," ucap Lusya sembari mengelap pelipisnya yang basah oleh keringat.
"Yaudah gue pulang duluan ya," pamit Malvin memasang kembali helm full face nya lalu menghidupkan mesin motor bersiap pergi.
Lusya mengangguk. "Maaf ya ga bisa mampir dulu, tante lagi ngga ada di rumah," ucap Lusya tak enak hati. Malvin hanya mengangguk seraya tersenyum di balik helm.
Saat sosok Malvin mulai hilang, Lusya langsung merosotkan bahunya menghembuskan nafas lega. Tangan nya mengelus dada, meredakan detang jantung yang berpacu kuat.
"Huh... untung aja ngga ketauan," gumam Lusya pelan.
Ia membalikkan badan ingin masuk ke dalam mengganti seragam sekolahnya yang terasa lengket oleh keringat. Tetapi tatkala tubuhnya berbalik seratus delapan puluh derajat, sosok Orlando tiba-tiba saja muncul. Tentu saja itu membuat Lusya terlonjak kaget.
"Lo ngapain disitu? Bikin kaget orang aja," cibir Lusya terkejut melihat Orlando. Lelaki itu hanya diam, raut wajahnya datar juga tatapan lurus mengarah pada Lusya.
"Dianterin sama siapa? Pacar lo?," sergah Orlando.
"Emang kenapa? Ngga usah kepo!," jawab Lusya langsung barlalu melewati Orlando dengan menyenggol sedikit bahu tegap lelaki itu. Orlando berdecak, ia menahan langkah Lusya mencekal pergelangan tangannya cepat.
"Apasi pegang-pegang? jangan kaya film india deh," sembur Lusya menampik tangan Orlando yang menggenggam pergelangannya.
"Masakin gue! atau uang jajan lo ngga gue kasih," ucap Orlando penuh penekanan.
Kemudian dengan langkah lebar, Orlando meninggalkan Lusya masuk ke dalam rumah terlebih dahulu. Sementara Lusya menghentak-hentakkan kakinya kasar di lantai, kedua jari-jarinya terkepal kuat menahan kesal hingga wajahnya berubah menjadi merah padam.
***
Lusya menghidangkan bebera makanan di atas meja, dan Orlando yang sudah duduk diam disana. Lelaki itu fokus bermain benda pipih di tangannya. Tapi sebelum Lusya menegur, Orlando sudah mematikan ponsel beralih untuk segera menikmati makan malam.
Pada saat makan malam pun suasana diantara mereka menjadi sangat canggung. Hanya ada dentingan piring dan sendok tengah beradu. Diantara mereka berdua juga saling enggan memulai pembicaraan. Menyadari itu, Lusya merasa janggal akan perubahan sikap Orlando.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Bad Boy ✔ [SELESAI]
Teen Fiction[PART DI PRIVATE, FOLLOW UNTUK MEMBACA 18+] "Apa lo liat-liat, minta di colok tuh mata?!," ketus gadis itu memelototi seorang cowok di hadapannya. "Dasar cewek aneh!" "Dasar cowok abal-abal. Nyebelin!," kesal nya dengan mengerucutkan bibirnya. "Kena...