Chapter 1

1.3K 218 16
                                    

"WOIIII SI HITAM SEREM, SI PUTIH JELEK, MONSTER BERTANDUK!! JANGAN TINGGALKAN AKU DISINI!! ANTAR AKU KE TEMPAT KONGPOP!!!" Teriak Arthit sekuat tenaga namun tak ada seorang pun yang menoleh. Jika bukan manusia yang spesial, maka tak ada yang bisa mendengarkan atau melihat Arthit.

Arthit di kembalikan ke dunia manusia sebagai roh, bahasa kerennya sebagai cupid. Tapi hei... mana ada cupit yang tak membawa senjata busur sama panah cintanya. Bagaimana Arthit menunaikan tugas kalau begini. Belum lagi Arthit tak tahu dimana Kongpop berada dan batas waktunya 2 minggu.

"SIAL!! SIAL!! SIALAN!!!" Teriak Arthit kesal menendang-nendang tembok namun malah tembus ke dalam gedungnya. Ok, ini seperti di film-film dimana hantu bisa menembus tembok. Berarti Arthit juga hantu dong ??? Bulu kuduk Arthit bergidik ngeri saat memikirkan dirinya menjadi hantu.

"Hai tampan...." seorang hantu wanita dengan pakaian lusuh dan wajah bersimbah darah menghampiri Arthit. Seketika Arthit lari terbirit-birit, tak peduli berapa gedung yang sudah ia tembus.

Arthit mengatur nafasnya di sebuah ruangan. Kalau dilihat ini, seperti anak kamar gadis. Dimana-mana ada poster pria tampan. Dan yang membuatnya terkejut, ada foto kongpop disana.

Apa ini kamar pacar Kongpop ?

Seorang gadis keluar dari kamar mandi dengan berpakaian mini. Tank top dan celana pendek. Rambutnya basah yang sedang diusap-usap dengan handuk agar kering.

Dia ??? May ? Gadis yang menyatakan cinta padaku ?

Ah.. Arthit jadi ingat dimana gadis ini dengan wajah merah merona menyatakan cinta di depan teman-teman gengnya. Anggota geng riuh mengoda May dan Arthit membusungkan dadanya bangga. Ini membuktikan ia lebih tampan dari Kongpop.

Trt... trt... trt... suara bunyi telephone membuyarkan lamunan Arthit.

"Aku dirumah. Masuk saja." Kata May menjawab panggilan itu. Tak berapa lama, seorang gadis yang Arthit tahu temannya May namun ia tak tahu namanya siapa. Gadis ini juga ada saat pernyataan cinta itu, yaa.. semacam memberi dukungan pada temannya, mungkin...

"May, sudah dengar kabar si cowok putih ?" Tanya gadis yang baru datang itu dan membaringkan dirinya dengan nyaman di atas kasur May. Ia mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi hingga menampilkan perutnya yang rata dan garis pinggir celana dalamnya yang berwarna ungu. Arthit memalingkan muka, biar nakal begini dia bukan pria mesum. Baru saja ia ingin pergi jika saja namanya tak disebut oleh mereka.

"Aku sudah dengar Mamprang, Arthit kan ? Si culun itu." Jawab May sambil tertawa.

Apa ?? Culun ?? Memangnya siapa dulu yang menyatakan cinta pada pria culun ini.

"Culun hmph... " Mamprang tertawa terbahak-bahak. " Kau menyatakan cinta pada si culun." May mengerlingkan matanya malas. Mamprang tahu apa maksud ia menyatakan cinta pada Arthit.

"Please... kau tahu yang sebenarnya kenapa aku melakukan itu kan.." Mamprang mengangguk.

"Demi mendapatkan Kongpop." Jawab Mamprang.

Apa ?? Maksudnya apa ini ???

"Ya... ya... karena syarat dari Kongpop kan." Mamprang melanjutkan perkataanya.

"Benar. Jika Arthit mau menerimaku maka Kongpop bersedia jadi pacarku. Kau tahu, sudah lama aku mendambakan Kongpop. Syarat sepele itu gampang untuk di lakukan." Kata May ringan lalu beranjak kesal." Tapi si culun itu malah menolakku, kau bayangkan ia MENOLAKKU, MENOLAK SEORANG MAY."

"Hahaha.... mungkin ada gadis yang di sukainya."

"Mungkin ada, tapi aku yakin, tak ada seorang gadis pun menyukainya. Ia begitu putih dan culun. Ngakunya ketua geng tapi ia berlindung dibawah ketiak Knot, wakilnya. Ia juga tak bisa bertarung. Pukulannya lemah. Jika semua laki-laki di dunia ini musnah, aku juga tak mau dengan dirinya." Kata May sambil tertawa lalu diikuti oleh Mamprang.

Dasar wanita jelek, aku juga tak mau padamu. Jika semua wanita di dunia ini musnah dan menyisakan kau sendiri, lebih baik aku mati saja daripada denganmu.

"Benar ? Mau mati saja ?" Kata seseorang yang tiba-tiba muncul di depan Arthit.

"Kau siapa ?" Tanya Arthit.

"Rome, sang cupid." Jawab orang mungil yang datang itu.

"Jadi kau yang membuatku menggantikan tugasmu. Kurang ajar, kemari kau!!" Arthit mengejar Rome mengindahkan percakapan May dan Mamprang tadi. Baginya sudah cukup, asal ia mengetahui yang sebenarnya.

"Kau mau mati ya ??" Arthit mencekik leher Rome setelah mendapatkannya.

"Le...lepaskan... atau kau mati.." kata Rome terbata-bata.

"Kau yang ma.. pip...." Rome meletakan tangannya menutup mulut Arthit. Arthit yang terkejut lalu melepaskan cengkramannya.

"Sekali lagi kau bilang kata 'mati' maka kau harus kembali ke ruang sidang. Kesempatanmu di batalkan."

"Apa !! Tak ada yang bilang kalau tak boleh mengucapkan kata ma... pipp..." Rome menutup sekali mulut Arthir yang bocor seperti ember bocor.

"Kau mau mencobanya ?" Tanya Rome menantang. Arthit yang biasa selalu menerima tantangan, tapi jika apa yang dikatakan oleh Rome itu benar, maka kiamatlah dunianya.

"Tidak... maaf..."

"Peraturan pertama, tak boleh menyebutkan kata mati, bunuh diri, meninggal sebanyak 3x, karena kau sudah mengucapkan 2x jadi kau harus berhati-hati." Jelas Rome.

"Siapa yang membuat peraturan itu ?" Tanya Arthit kesal.

"Tentu saja P'Pick."

"Siapa ?"

"Hakim yang di sidang itu."

"APA!!! SI MONSTER BERTANDUK ITU !!"

"Hei... dia pacarku. Kau mau aku laporkan buar di jeblosin ke neraka." Arthit mengeleng dan meminta maaf.

"Ya sudah, aku pergi dulu..." Rome sudah menghilang saat Arthit tersadar.

"KUTU!!! OIII KUTU!!! KASIH AKU ALAMAT SI KONGPOP." Rome muncul kembali dan meledeknya.

"Cari sendiri wekzz 😛😛..."

Zyzy :

Ini baru hari pertama Arthit turun ke bumi. Kira-kira gimana hari-hari selanjutnya ya ??

Terus dukung ya agar Arthit beneran jadi cupid bukan jadi hantu gentayangan tak tentu arah. Kasihan dia. 🤣🤣🤣.

Jangan tanya kapan updatenya, semua tergantung mood dan ide. Begitu juga ff yang lain. Kalau lagi mood ya di tulis, kalau gak mood ya tidur aja keknya enak wkwkwkwk....

Salam enjoy selalu,
Zyzy

12. Arthit The CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang