Chapter 9

1.1K 207 7
                                    

Hari ke 14

"JANGAN MAIN-MAIN!!" Nam berteriak saat Tong menjelaskan padanya. Chai lebih tenang menerima kabar tersebut.

"Ini sungguh aku, walau ada di tubuh yang berbeda tapi ini adalah aku." Jelas Tong putus asa. Nam memang keras kepala saat sesuatu tak masuk logikanya.

"Mae, kau tak terkejut ?" Tanya Kongpop hati-hati. Reaksi maenya terlalu tenang.

Chai menghela nafas namun menampilkan seulas senyuman cantik. " Pick datang ke mimpiku tadi malam, ia menjelaskan semuanya di mimpi itu. Dari saat kecelakaan itu terjadi sampai ia meninggal, yang aku kira ia koma dan rasanya mendapat keajaiban ia bangkit kembali."

"Benarkah itu ?" Tanya Kongpop terkejut, selama ini ayahnya tak pernah datang ke dalam mimpinya namun selalu datang sebagai roh.

"Benar. Chan pernah lihat Daddy." Jawab Chan membuat semua terkejut. "Chan juga bisa lihat daddy." Katanya terkikik geli.

"Bahkan ayahmu membawa kekasih barunya." Tambah Chai kesal. Ia tak menyalahkan Pick, karena tahu alam mereka berbeda. Ia juga bukan orang yang puitis, mencintai sampai ke alam berikutnya.

"Hah! Siapa ?" Tanya Kongpop kaget, selama ini ayahnya tak pernah cerita.

"Lelaki culun dan pendek." Chai mendengus. Chan tertawa terbahak-bahak. " pendek." Katanya berulang-ulang lalu tertawa lagi.

"Jangan bilang kalian menerima begitu saja cerita konyol ini" sarkas Nam.

"Nam, kita memang tak pernah dekat namun kita berdua tahu bagaimana dekatnya hubungan para suami kita. Mungkin bagimu ini cerita konyol atau fantasi belaka. Namun anakku sudah melihat roh daddynya, Pick juga datang ke dalam mimpiku. Walau sulit, aku mencoba menerimanya. Demi anak-anakku. Apa kau tak peduli dengan perasaan anakmu ? Ia akan sedih jika kau menolak ayahnya dan itu bukan sepenuhnya kesalahan suamimu." Kata Chai mematahkan sikap sarkas Nam.

"Arthit disini bibi." Kata Kongpop menunjuk ke kursi kosong di sebelahnya. Arthit menangis, ia rindu kasih sayang ayahnya namun ia juga tak ingin menyakiti perasaan ibunya. "Ia sedang menangis." Tambah Kongpop.

"Nam, jangan egois! Walau kau tak mencintaiku lagi tapi kau harus memikirkan perasaan Arthit. Ia koma dan rohnya berkeliaran. Apa kau ingin ia tak bahagia sampai akhir hayatnya ?" Bentak Tong kesal.

"Mae..." panggil Arthit dan entah kenapa suaranya terdengar di seluruh ruangan itu.

"Arthit.. mae disini. Kembali pada mae.." wajah kaku Nam jatuh mendengar suara Arthit, tangisan mulai mengiringi setiap suaranya.

"Maaf mae... maaf..."

"Arthit tak perlu minta maaf, Arthit tak bersalah. Mae yang salah, Mae yang salah disini." Tangisan Nam meledak , ia berlutut di samping bangku kosong itu. Walau ia tak bisa melihat Arthit namun ia yakin Arthit ada disana.

"Pho juga minta maaf nak. Ini salah pho." Tong juga menangis berdiri di samping Arthit.

"Mae tak perlu minta maaf... Arthit bahagia menjadi anak mae.. pho juga tak perlu minta maaf.. Arthit senang akhirnya Arthit bertemu dengan pho.. jika... jika... saatnya Arthit pergi, pho berjanjilah untuk menjaga mae..."

"TIDAK ARTHIT! TIDAK! MAE TAK INGIN KAU PERGI, MAE BUTUH ARTHIT. MAE AKAN MELAKUKAN APAPUN AGAR ARTHIT KEMBALI. PLEASE ARTHIT..." Teriak Nam histeris membuat Chai tersayat hatinya. Ia juga seorang ibu jadi ia mengerti perasaan Nam. Jika terjadi sesuatu pada Kongpop atau Chan, ia bergidik ngeri. Tak mau membayangkannya.

"Arthit... kita bangun lembaran baru ya.. Arthit mau kan. Kita belum main bola bersama, berkemping bersama, curhat masalah perasaan bersama... kita belum melakukan apa pun kegiatan ayah dan anak. Please, beri pho kesempatan, pho rindu Arthit..." kata Tong memelas, jika ia bisa mengantikan Arthit, ia rela. Asalkan Arthit bisa hidup kembali.

"Maaf pho.. mae.. bukan Arthit yang memutuskan takdir Arthit. Mungkin ini sudah jalannya agar pho dan mae kembali bersama."

"Mae akan penuhi semua permintaan Arthit. Mae janji. Arthit kembali na..."

Arthit tersenyum, sinar putih mengelilinginya. Nam dan Tong seakan terbuka matanya melihat anak kesayangannya.

"Kau tak boleh pergi!! Jawab dulu perasaanku Arthit! AKU MENCINTAIMU!!!" Teriak Kongpop melihat Arthit makin lama semakin memudar.

"ARTHIT!!!!!" Teriak Nam dan Tong.

"Mae.. pho.. aku meyayangi kalian. Kong... mungkin aku juga....." Arthit menghilang sebelum selesai menjawab.

***

"Eits... mau kemana anak nakal ?" Tanya seseorang yang menarik kerah Arthit.

"Sakit oii.. sakit... lepaskan aku." Teriak Arthit, kekuatan iblis bertanduk ini memang diluar kekuatan manusia " oi.. cupid bodoh, tolong aku... "

"Jalanmu bukan kesana, ikuti saja dia." Kata Rome tak peduli. Sungguh sial dia mempunyai calon memantu anak nakal ini.

"Bukankah kau bilang harus kembali ke neraka ?" Tanya Arthit bingung, ia bagai kerbau yang di tarik oleh petani.

"Kau ini berisik sekali. Ikuti kami saja, tak usah menolak." Kata Rome kesal, jika Arthit jadi menantunya, ia berjanji akan menjadi mertua yang galak.

"Setidaknya kasih tahu aku, aku tak mau di seret seperti kerbau begini." Protes Arthit namun tak ada satu pun yang menanggapi. Setelah lelah memprotes akhirnya ia terdiam.

"Kita sampai." Kata Pick.

"Hah!" Arthit masih belum mempelajari ini dimana ia sudah di lempar oleh Pick ke dalam sungai.

"ARGH!!!! IBLIS TANDUK SIALAN. CUPID BODOH!!!"

"Dokter, ia bergerak... pasien koma itu bergerak..."

12. Arthit The CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang