Chapter 10

1.7K 217 26
                                    


"Dokter, ia bergerak... pasien koma itu bergerak..." kata Suster berlari menghampiri dokter jaga.

Dokter berlari mengikuti suster itu sesudah menginstruksi suster lainnya untuk menghubungi keluarganya.

***

Tap.. tap... tap...

Suara langkah berjalan cepat dari kelima orang yang melalui lorong menuju kamar 0062.

"Arthit.." teriak Nam langsung membuka pintu. Arthit sedang terduduk, para dokter dan suster sibuk melepas selang-selang.

"Maaee..." kata Arthit dengan suara serak. Nam menghamburkan diri dan memeluk anak semata wayangnya itu. Ia bersyukur anaknya sudah kembali ke pelukannya.

"Arthit...." panggil Tong ragu-ragu, ia tak yakin bahwa Arthit mengingat siapa dirinya.

"Pho....." balas Arthit.

"Arthit..." Tong memeluk anaknya, mereka berdua menangis dalam syukur, anak mereka kembali untuk memberikan mereka kesempatan.

"Dokter, bagaimana kondisinya ?" Tanya Kongpop yang tak mau mengusik pertemuan haru keluarga yang baru saja berkumpul. Dokter bilang, meski Arthit terlihat baik-baik saja tapi perlu pengecekan lebih lanjut untuk memastikan kondisi kesehatannya.  Dokter juga menyarankan menjalani fisioterapi untuk melonggarkan otot-ototnya yang kaku. Kongpop mengangguk mengerti.

"Arthit..." panggil Kongpop mendekati Arthit. Arthit melihatnya dengan datar.

"Siapa kau ?" Tanya Arthit. Kongpop terkejut dan terdiam. Arthit lupa tentang dirinya.

"Hahahaha.... wajahmu lucu." Tawa Arthit melihat wajah Kongpop seperti orang bodoh.

"Kau..." kata Kongpop kesal nakun sedetik kemudian tersenyum melihat wajah tertawa Arthit. "Menyebalkan sepeti biasanya."

"Kau lebih menyebalkan 😝😝😝..."

"Pho..." panggil Arthit.

"Ada apa Arthit ?" Tanya Tong penuh dengan kasih sayang.

"Dia mau telanjangi aku saat aku tak sadar." Adu Arthit. Rasakan kau Kong, sekarang aku punya dukungan ayah 😁😁.

"HAHAHAHA..."Tawa pecah dalam ruangan itu kecuali Kongpop yang salah tingkah sendirian.

***

2 minggu kemudian..

Arthit sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit dengan syarat agar balik kontrol sebulan sekali hingga benar-benar sembuh.

Chai mengundang mereka untuk tinggal bersama di rumahnya, hal ini sudah di setujui oleh Kongpop dan Chan. Tong juga merasa lega, karena ia tak mau mencoreng nama baik Suthiluck. Nam akhirnya setuju setelah memikirkan bahwa Arthit juga butuh kasih sayang dari ayahnya. Lagipula ia yakin ada Kongpop yang sepenuh hati menjaga Arthit.

Jawaban perasaan Kongpop atas Arthit adalah Arthit tak ingin terburu-buru mengambil keputusan, ia akan memikirkan hal itu baik-baik. Kongpop juga tak keberatan selama Arthit hidup berada di sisinya.

Chan menjadi lebih manja sama Arthit di bandingkan Kongpop, katanya Arthit lebih asyik untuk bermain game online di bandingkan dengan Kongpop yang kaku.

Toota merelakan Kongpop menjadi milik Arthit dan ia sudah menemukan gebetan baru. Arthit dan Kongpop masing-masing membubarkan gengnya. Mereka ingin hidup normal.

***

1 tahun kemudian...

"Arthit... bangun!!" Teriak Kongpop namun orang yang di panggilnya masih bersembunyi dalam selimut.

"Cepat bangun nanti telat." Kata Kongpop menarik selimut Arthit. Hari ini hari penerimaan mahasiswa baru di universitas. Mereka mengambil jurusan teknik bersama. Seharusnya Kongpop sudah mendaftar tahun lalu tapi ia tunda demi mengembleng Arthit belajar dan masuk universitas bersama.

"Arghh!!! Berisik!" Teriak Arthir kesal. Rambutnya yang berantakan seperti buntut ayam mencuat kesana kemari, belum lagi wajahnya yang bengkak menjadi lebih bulat di pagi hari.

"Ayo cepat! Hari pertama saja sudah telat." Omel Kongpop. Arthit menghentakan kakinya kesal menuju kamar mandi. Kenapa sih ada orang yang mengurusi urusan orang lain seperti Kongpop ?

Arthit mandi dengan cepat, hanya 7 menit ia sudah keluar dan 2 menit untun berpakaian dan menyisir rambutnya.

"Ayo.." ajak Arthit yang sudah membawa tas ranselnya.

"Eits... tunggu dulu..." kata Kongpop menahan lengan Arthit.

"Tadi bilang sudah telat..." kata Arthit makin kesal.

"Morning kiss dulu..." Arthit hanya memajukan bibirnya dan menunggu Kongpop untuk menyambarnya.

Mereka turun dan berpamitan.

"Mae Nam, Pho, Mae Chai kami pergi dulu..". Arthit dan Kongpop berlari menuju halte bus tanpa menyadari bahwa dua orang melihat mereka.

"Dia beneran jadi kekasih Kongpop ?" Tanya Rome yang masih tak percaya punya menantu nakal seperti itu.

"Ehm.. aku tak masalah selama mereka berbahagia." Kata Pick tersenyum melihat pemandangan dua pemuda berlari semangat mengejar bus.

"Tapi aku keberatan. Aku tak mau jadi ibu mertua yang galak. Itu bukan sifatku. Tapi jika aku tak galak nanti aku yang stress karena tingkahnya." Keluh Rome.

"Bukannya seru ada drama antara mertua dan menantu. Hahaha..." kata Pick tertawa dan pergi.

"P'PICK!!!"

Selamat berbahagia temanku dan anakku. Ini hadiah terakhir untuk kalian.

Zyzy :

TAMAT! TAMAT!

HIP HIP HORAY! HIP HIP HORAY!

Akhirnya ada satu FF yang tamat 🤣🤣🤣... berkuranglah satu hutang.

Rencana the second yang mau di tamatin duluan tapi belum dapat ending yang pas gitu. Kebetulan eng ing eng FF ini yang muncul di kepala Zyzy, langsung deh Zyzy tulis hingga tamat sebelum malas lagi 😅😅😅.

Semoga ide yang lain cepat muncul 😁😁. Ketik 4 chapter dalam 2 jam ckckck... lancar abiss 😂😂.

And the last but not the lastest

See you in other FF 😚😚😚

12. Arthit The CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang