Chapter 3

1.2K 212 27
                                    

Arthit menatap langit-langit kamarnya, tadi ia sempat mengikuti pria yang mengaku sebagai ayahnya itu dan ia mengetahui kenyataan bahwa ayahnya sudah mempunyai keluarga baru. Arthit melihat ada seorang wanita yang menyambut ayahnya pulang.

Arthit berteriak pusing, otaknya malas memikirka hal-hal yang berhubungan dengan perasaan. Akhirnya, Arthit memutuskan untuk tidur saja.

Hari ketiga...

Arthit merasa bosan dirumah, ibunya sedang pergi entah kemana membawa rantang nasi. Mau main game namun ia tak bisa menyentuh stick game.

Susah juga jadi hantu...

Arthit memutuskan pergi ke internet cafe untuk melihat orang lain bermain game, mungkin dengan begitu ia dapat memuaskan hasrat bermain gamenya dan membunuh rasa bosannya.

Arthit melihat sosok yang ia kenal sebagai tahi lalat Kongpop. Er.. maksudnya itu julukan Arthit untuk orang itu karena selalu menempel pada Kongpop. Em nama orang itu.

Em sedang asik bermain game DOTA, ia sedang bertarung entah melawan siapa. Arthit merasa Em cukup lihai dalam bermain game ini. Caranya membunuh lawan, cukup menarik bagi Arthit sampai sesuatu menganggunya.

Handphone Em berbunyi 😑😑.

"Khap..."

"............."

"Aku sedang di internet cafe."

"............."

"APA ?? ARTHIT KECELAKAAN TABRAK LARI."

".............."

"Ok, aku akan memberitahu Kongpop sekarang."

".............."

"Khap.. khap..."

Em menutup sambungannya lalu segera beranjak pergi dari internet cafe itu.

Aha!! Ini hari keberuntunganku. Akhirnya aku bisa bertemu dengan Kongpop. Si kutu itu tak pernah membantuku.

Arthit pun mengikuti Em dari samping. Catat ya dari samping loh bukan belakang kayak penguntit. Jadi intinya Arthit bukan penguntit ya 😜😜. Tolong di camkan baik-baik.

Em menelepon Kongpop.

"Hallo, kau dimana Kong ?

".........."

"Di markas kukuri?"

"..........."

"Dengan siapa ?"

"..........."

"Ok, aku segera kesana."

Kongpop ada di markas kukuri ? Ngapain ?

Arthit berlari meninggalkan Em yang lamban menurutnya, soal arah ke markasnya Arthit tak perlu bertanya ke yang lain karena dia sudah menghapalnya di luar kepala.

Sesampai disana, Arthit terkejut melihat Kongpop memukuli Bad. Dan anggota yang lain hanya diam menyaksikan pemukulan tersebut tanpa ada niat untuk membantu sedikit pun.

"Sudah Kong...." Knot menahan bahu Kongpop agar tidak menggila lebih jauh. Kongpop berhenti dan membuang nafas kasar.

"Ken... kenapa ? Bukankah kau musuh Arthit ? Harusnya kau berterima kasih padaku." Tanya Bad dengan muka babak belur di pukul Kongpop. Ia meringis menahan tulang iganya yang mungkin patah atau retak akibat tendangan Kongpop.

"Itu urusanku." Jawab Kongpop masih geram.

"Harusnya kau senang jika ia mati. Kenapa kau memukuliku ?" Teriak Bad.

"Dengar kau cecunguk murahan, tak pernah terlintas sedikit pun di pikiranku untuk menyakiti Arthit. Dan ku kasih tahu alasan kenapa aku menjadi musuh Arthit ? Agar tak ada seorang pun yang berani menantang Arthit kecuali aku. Geng yang lain tak akan berani bertindak pada Arthit karena ia menjadi rivalku karena aku akan menghajar mereka sebelum mereka menantang Arthit. Jadi katakan siapa yang menyuruhmu ?" Tanya Kongpop menyeringai seram, bahkan menurut Arthit lebih seram dari monster bertanduk dua itu.

Jadi... selama ini tak ada ketua geng yang menantangku selain Kongpop itu semua karena Kongpop ?? Kenapa ia melakukan hal itu ??

Arthit makin pusing memikirkan alasan di balik tingkah laku Kongpop. Sebenarnya Kongpop memganggap dia apa ? Rival ? Teman ?

Em baru sampai ke markas itu.

Lamban sekali dia. Seperti kura-kura saja.

"Ada apa ini ?" Tanya Em kepada Kongpop namun Knot yang menjawab.

"Ia pelaku tabrak lari Arthit." Jawab Knot menunjuk ke Bad.

"Begitu P, aku baru saja di kabari Oak kalau Arthit kena tabrak lari  dan ternyata P'Knot dan Kongpop sudah mengetahui siapa pelakunya."

Kenapa mereka akrab begitu ?? Sebenarnya apa maksud semua ini ?.

"Thanks P, sudah menjaga Arthit." Kata Kongpop memberikan wai ke Knot.

"Sama-sama Kong. Kita sebagai sepupu harus saling membantu." Knot menepuk salah satu pundak Kongpop.

"Apa kita akan menyerahkan dia ke polisi ?" Tanya Em. Kongpop malah tersenyum licik, begitu juga dengan Knot.

"Tidak semudah itu." Kata mereka berbarengan.

***

Arthit mengikuti Kongpop kemana pun ia pergi. Ia harus menemukan cara bagaimana Kongpop jatuh cinta dan dia bisa hidup kembali ke dunia manusia. Setelah itu ia akan buat perhitungan dengan Kongpop karena telah membohonginya.

Kongpop membuka pintu mobilnya, dengan gesit Arthit segera masuk dan duduk di bangku belakang. Kongpop mulai menyalakan starter dan menekan gas lalu melaju ke depan. Arthit memperhatikan jalanan dan merasa familiar dengan rute jalan yang di ambil Kongpop.

Ini ?? Kemarin aku juga lewat sini. Pikir Arthit.

Hanya perlu 10 menit, Kongpop sudah tiba di pintu gerbang sebuah rumah.

Kemarin aku sudah ke sini, please jangan bilang kalau....

"Pho..." seru Kongpop menghampiri seorang pria yang Arthit lihat kemarin malam di rumahnya.

Shit!! Ayahku adalah ayah Kongpop juga ???

12. Arthit The CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang