Hari ini Raihan memutuskan untuk kembali ke rumah yang artinya akan ada kemungkinan jika dirinya bertemu dengan lelaki tua yang masih dipanggilnya dengan sebutan Papa itu. Pemuda berperawakan gempal itu terpaksa kembali ketempat yang disebut rumah bagi sebagian besar orang, baginya sendiri rumah adalah pilihan terakhir untuk kembali. Jika Jingga dan Senja masih memiliki kekuatan untuk kembali pulang ke rumah, maka Bumi memilih untuk menjauh seperti Matahari. Meninggalkan tempat yang menjadi saksi bisu semua kenangan dengan orang terkasih. Memikirkan bagaimana akhirnya dia memutuskan kembali pulang hatinya seperti dicubit, ada perasaan tak nyaman, amarah namun kesedihan lah yang lebih mendominasi. Buat Bumi tak ingin berlama-lama ditempat itu.
Bumi berjalan perlahan, pandangannya nampak gamang untuk sekedar membuka pintu bercat putih gading dengan gagang pintu berwarna keemasan. Sudah cukup lama Bumi tidak menginjakkan kaki di rumah keluarganya, terakhir kali dia kemari saat Angkasa memaksanya untuk datang ke ulang tahun mendiang Mamanya 2 tahun lalu. Kemudian seakan kunjungan itu menjadi kunjungan terakhir pemuda leo itu, tapi siapa sangka jika dia akan kembali menginjakkan kaki di tempat ini lagi.
Setelah meyakinkan diri untuk beberapa saat, tungkainya diarahkan memasuki istana megah milik Papanya. Manik gelapnya mengamati setiap sudut. Mencoba memutar ulang kenangan yang pernah dia ciptakan disini sebelumnya. Beberapa pelayan yang berlalu lalang nampak membungkuk sopan, agaknya mereka terkejut mendapati tuan mudanya kembali lagi setelah 2 tahun tak pulang. Menyapa tuan muda mereka dengan hangat. Bahkan para pelayan itu lebih menantinya daripada seorang pria paruh baya yang sejak tadi duduk dengan tenang dan angkuh di sofa ruang keluarga.
Bumi mencoba tak menghiraukan keberadaan pria yang masih disebutnya dengan panggilan Papa. Bumi berjalan ke kamarnya, membuka pintu dengan berbagai stiker yang melekat disana. Saat melangkah masuk, pandangannya disuguhi dengan pemandangan kamar bernuansa gelap dengan ranjang king size disudut ruangan, ada beberapa stiker planet-planet luar angkasa glow in the dark, rak rak tinggi berisi berbagai buku tentang hukum dan komik favoritnya. Selain itu ada mesin arcade di sisi satunya, berhadapan dengan rak buku sebagai pemisah.
Senyum diwajah tampannya perlahan terbit, kamarnya masih sama. Tak ada perubahan berarti kecuali beberapa barang yang berkurang karena sudah dipindahkannya ke apartemen. Dengan senyum yang perlahan semakin lebar, Bumi memasuki kamarnya, memindai apa saja yang harus dibawanya kali ini. Sesuatu yang penting sehingga dirinya tak lagi harus menginjakkan kaki di tempat ini.
Bumi mengambil tas ransel berwarna coklat, memasukkan beberapa barang dan dokumen penting serta beberapa pasang baju tambahan. Gerakannya mengemas barang terhenti saat melihat bingkai foto di meja belajarnya. Memandang sendu kearah sosok yang kini telah pergi meninggalkannya untuk selamanya.
"Raihan kangen Mama... sama Papa juga."
Senyum yang tepat muncul itu kembali menghilang, berganti dengan sendu yang datang menghampiri. Bumi kembali memasukkan barang kedalam tasnya, memandang kamar itu lagi sebelum kemudian bergegas keluar dari sana. Sebenarnya, Bumi hanya tidak ingin terlalu lama berada di rumah ini yang nantinya akan berpotensi mengikatnya kembali dengan kenangan indah serta terjadinya percakapan yang amat sangat dihindarinya dengan sosok lelaki paruh baya dilantai bawah tadi.
Saat hendak pergi diam-diam, Bumi tak sengaja melihat seseorang yang juga begitu dirindukannya. Bumi tertegun dan terdiam sejenak di tangga terakhir.
"Celin?"
Sedangkan sosok yang namanya di sebut oleh Bumi itu menoleh. Nampak sama terkejutnya dengan Bumi.
"Kamu... sejak kapan?" tanya gadis cantik itu.
"Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain disini?" Bumi balik bertanya.
"Wajar Celin disini, dia kan istri Papa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta 1.0 - Stray Kids ✔ [REVISI]
Short StoryStray kids versi lokal [AU] Katakan pada Samudra jika semua akan baik-baik saja. Rimba bilang pada Jingga untuk jangan menyerah. Bintang, katakan pada Angkasa untuk tetap bertahan sebentar lagi. Senja, jangan menyalahkan diri sendiri. Bumi, tolo...