Hari ini sabtu, itu berarti jadwal untuk bersenang-senang karena weekend jadi Angkasa memutuskan untuk mengadakan pesta kecil-kecilan di unit apartemennya, hanya mengundang beberapa anak dan tentu saja Bumi. Sengaja bangun siang agar malamnya tidak mengantuk, lagipula dirinya juga terbiasa menjadi makhluk nocturnal hanya saja beberapa minggu ini intensitas tugas dari bos nya semakin sering. Beberapa kali dirinya terpaksa tidak tidur karena tidak ingin melewatkan kelas lagi. Meskipun nilai setiap mata kuliahnya selalu memuaskan tidak membuatnya sembrono dalam belajar.
Jika bisa dikatakan, dia termasuk tipe ambisius dan tak akan segan untuk melakukan berbagai hal untuk menang. Angkasa itu anak yang terlihat kuat di dalam padahal hanya seseorang yang tengah kesepian menunggu teman. Jika tak dapat memiliki teman, lalu buatlah teman mu sendiri. Tak perlu begitu sempurna, cukup teman yang memang kau butuhkan saja sudahlah cukup.
Pukul delapan malam unit apartemennya sudah di isi beberapa orang, sengaja tak mengundang sahabatnya karena malam ini dia berencana untuk benar-benar mabuk. Jika mengundang semua sahabatnya maka dirinya harus menahan diri dan berujung dengan pembicaraan super serius lainnya. Efek alkohol tentunya berbeda bagi tiap orang contohnya dirinya, Angkasa akan berubah menjadi anak manja yang terus menerus merengek pada siap saja. Hanya Bumi yang diizinkannya mengetahui sisi yang satu itu. Pernah satu kali Bumi bertanya mengapa dan jawaban Angkasa membuatnya tak habis pikir, "nanti kalau mereka tau gue lemah, nggak ada yang mau temenan lagi. Gue juga bakalan susah buat jagain Ares sama yang lainnya, makanya cukup lo aja."
Pesta itu berlangsung tidak lama karena Bumi yang membubarkannya lebih dahulu. Bumi memutuskan mengakhiri pesta karena suasana mendadak tidak kondusif. Teman Angkasa yang tidak dikenalnya berbuat ulang dengan tamu yang lain, membuat suasana tegang. Dirinya tak berani bertanya lebih lanjut karena memang dia menghargai privasi, lagipula sang pemilik pesta sudah tepar beberapa saat yang lalu.
"Lo Bumi kan sahabatnya Angkasa?"
Bumi memandangi teman Angkasa yang tadi sempat berselisih, "Iya, Bumi. Kenapa?"
Anak laki-laki dengan rambut berwarna ash blue itu perlahan mendekat, membisikkan sesuatu yang membuat kening Bumi berkerut samar. "Maksudnya gimana?"
"Kan gue udah bilang tadi didepan pintu kamar itu ada cewek yang entah diundang sama siapa, makanya karena gue nggak mau Angkasa kenapa-napa gue bilang aja ke Gara tapi dia nggak percaya. Gue bilang lo juga kayaknya lo nggak percaya deh."
Bumi kembali memandangi anak itu, "Nama lo siapa?"
"Ajun, Arjuna Giandra." Ajun mengulurkan tangan gestur berkenalan, senyum nya yang nampak begitu tulus tercipta diwajah ovalnya. Bumi ingat anak ini yang tadi saat baru datang sudah menghabiskan hampir separuh botol wiski sendirian.
Bumi mau tak mau menyambut uluran tangan itu, "Raihan Bumi. Oh iya lo tadi bilang ada cewek yang berdiri di depan kamar Angkasa kan? Dan karena curiga lo bilang ke Gara soal cewek itu, tapi karena Gara nggak percaya jadi lo bilang ke gue, bener?"
Ajun mengangguk.
"Tapi sorry banget nih, Jun. Sama kayak Gara, gue juga nggak percaya. Lo bisa liat sendiri kan Angkasa cuman ngundang anak cowok aja dan nggak ada satupun cewek di ruangan ini." Bumi menyugar rambut hitamnya ke belakang, poninya sudah mencapai mata membuatnya lebih sering berkedip, "Kali aja kan lo cuman salah liat atau lo udah mulai tipsy."
"Nggak mungkin! Wiski satu botol nggak bakalan buat gue tipsy. Pokoknya gue udah kasih tau lo tentang ini, kalau besok Angkasa bangun dan liat. Suruh cari gue aja entar bakalan gue jelasin maksudnya." Ajun berjalan melewati Bumi, "lagian gue tuh bisa liat apa yang nggak bisa lo liat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta 1.0 - Stray Kids ✔ [REVISI]
Cerita PendekStray kids versi lokal [AU] Katakan pada Samudra jika semua akan baik-baik saja. Rimba bilang pada Jingga untuk jangan menyerah. Bintang, katakan pada Angkasa untuk tetap bertahan sebentar lagi. Senja, jangan menyalahkan diri sendiri. Bumi, tolo...