PART 3

28 11 2
                                    

Adara menghela nafas lega akhirnya dia dan Putra sudah tidak dikejar lagi oleh geng motor.

"Put berhenti disini"ucap Adara sambil memukul punggung Putra.
Putra meminggirkan motornya ke tepi jalan.

"Kenapa?" tanya Putra.

"Puter balik"suruh Adara kepada Putra.

"Lo cari mati?"tanya Putra lagi.

"Nggak siapa yang cari mati?gue mau ambil sepeda gue"Adara bertanya balik.

"Apa gunanya kita kabur dari geng motor tadi kalau ujung ujungnya kita nyamperin"ucap Putra panjang lebar.

"Oh iya juga yah"ucap Adara baru nyadar.

"Punya otak tuh dipake jangan dipajang doang"ucap Putra sambil menoyor kening Adara.

"Ish....terus sepeda gue gimana?"tanya Adara.

"Ya.. lo ambilah"

"Tapi nanti nggak sekarang"lanjut Putra.

"Terus gue ngapain dong sekarang?"tanya Adara.

"Ya terserah lo lah"jawab Putra dengan ketus.

Adara melihat jam yang melingkar di tangan mungilnya jarum jam masih menunjukan pukul 11:19 siang.Jika ia pulang nanti ia di introgasi oleh ibunya tapi jika ia pergi ke cafe tempat dirinya bekerja belum waktunya karena ia mulai jam 03:00 sore.

Ah..iya dia ikut saja dengan Putra.
"Gue ikut lo aja yah?"

"Hmm..naik"ucap Putra, entah mendapat angin dari mana.

"Makasih Putra ternyata lo baik juga ya"oceh Adara sambil naik  motor dengan bantuan memegang bahu Putra.

Putra tidak menjawab,ia mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang.Sepanjang perjalanan hening tidak ada yang berbicara diantara mereka, yang ada hanya suara klakson klakson kendaraan lain.

                          ****

Putra memarkirkan motornya di depan gedung perusahan milik ayahnya.Ia mengajak Adara masuk dan menaiki lift menuju rooftop.

"Ngapain lo ngajak gue kesini?"tanya Adara.

"Siapa yang ngajak lo?Orang lo minta ikut gue"ucap Putra.

"Iya sih, tapi tadi kenapa geng motor tadi ngejar lo sih?"tanya Adara penasaran.

"Mau tau aja apa banget?"tanya Putra balik.

"Dua duanya deh"jawab Adara.

"Biasa masalah cowok".

"Ouh"

"Kok lo berubah sih"ucap Adara jujur.

"Berubah gimana?"tanya Putra.

"Ya lo itu kan kalo disekolah dingin banget tapi kalau diluar sekolah enggak"ucap Adara.

"Yang lo lihat belum tentu yang terlihat dan yang tidak terlihat belum tentu juga tidak terlihat"jelas Putra.

"Maksudnya?"tanya Adara bingung.

"Nggak bukan apa apa"ucap Putra.

Adara tidak ingin memikirkan hal hal yang membuatnya bingung lebih baik ia melihat pemandangan ibu kota yang indah dengan gedung gedung pencakar langit.

"Put... makan yuk?"ajak Adara.

"Kemana?"tanya Putra.

"Kemana aja yang penting ada mie ayam."jawab Adara, rasanya Adara sudah lama tidak makan mie ayam jadi ia sekarang menginginkan - nya.

DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang