Sekarang hari Sabtu, itu berarti H-2 ujian akan dilaksanakan.Orang yang peduli terhadap nilainya pasti dia sudah menyiapkan dari jauh jauh hari.Tapi lain dengan Adara, dia memilih Sistem Kebut Semalam atau sering disebut SKS.
Adara kini sedang berda di taman bersama teman temanya.Disitu ada Diva, Clarisa, Galang, Stella, Dhea, dan yang lainya.Mereka sedang bernyanyi dengan Galang yang memainkan gitarnya dengan lincah.
Jreng...
Biarkan saja kekasihmu pergi
Teruskan saja mimpi yang kau tunda
Kita temukam tempat yang layak
SahabatkuKupercayakan langkah bersamamu
Tak kuragukan berbagi denganmu
Kita temukan
Tempat yang layak sahabatkuKita mencari
Jati diri
Teman lautan mimpiReff*
Aku bernyanyi untuk sahabat
Aku berbagi untuk sahabat
Kita bisa jika bersama
Kita berbagi untuk sahabat
Kita bernyanyi untuk sahabat
Kita bisa juka bersamaTiba waktunya
Kita untuk berbagi
Untuk saling memberi"Wah..Daebak"ucap Clarisa sambil mengangkatkan ibu jari tangannya.
"Kalian udah belajar buat ujian senin besok?"tanya Galang.
"Gue sih nanti SKS aja"ucap Adara sambil nyengir melihatkan deretan giginya.
"Sama Ra"ucap Galang setuju dengan apa yang diucapkan Adara.
"Diva mah pasti udah belajar dari jauh jauh hari"ucap Adara.
"Lo bisa aja"ucap Diva dengan seulas senyum.
"Semangat!! lo harus bisa tahanin posisi lo"ucap Clarisa sambil mengepalkan tangannya memberi semangat.
"Awas nanti ada yang cemburu lagi"ledek Galang memyindir Stella pacarnya Diva.
Alhasil Galang mendapat tatapan tajam dari Stella.
****
Sepulang sekolah Diva dan Stella berjalan menelusuri koridor kelas XI.
"Div aku pinjem buku kamu ya?"pinta Stella kepada Diva.
"Bentar..."ucap Diva sambil membuka isi tasnya.
"Ohiya gak usah dibaca semua, baca aja yang ditandain sama bolpoin merah udah aku tandain kok"ucap Diva memberikan buku dengan sampul coklat.
"Makasih ya"ucap Stella mengambil buku yang diberikan Diva.
"Hm"
"Aku pulang udah di jemput, bye.."pamit Stella melambaikan tangannya dan tidak lupa memberikan seulas senyuman.
"Hati hati"ujar Diva sambil membalas lambain Stela.
Stella menghiraukan ucapan Diva, ia sempat menoleh sebentar lalu malanjutkan jalannya.Diva melihat punggung kecil Stella yang semakin menghilang dari pandangannya.
Diva memutuskan untuk mampir ke perpustakaan dulu.Ia mencari buku matematika karena ulangan pertama nanti adalah pelajaran matematika.Setelah berkeliling perpus akhirnya ia menemukan buku yang cocok.Ia duduk di bangku pojok yang sudah disediakan oleh sekolah.Baru membuka beberapa halaman tiba tiba darah segar menetes dari hidungnya.Ia mengelap hidungnya dengan tisu, akhir akhir ini Diva sering mimisan mungkin karena kecapean akibat otaknya yang tidak pernah berhenti berpikir dan berkutat lama dengan buku buku yang tebal.
Tapi itu bukan masalah bagi Diva, ia harus kerja keras untuk meraih mimpinya masuk Universitas negri yang ia inginkan dengan jalur beasiswa.Diva bukan berasal dari kalangan orang punya, tapi dia tidak menjadikan itu beban toh pada dasarnya dia bisa bekerja paruh waktu untuk membantu ibunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS
Teen Fiction[ On Going ] Ini hanya cerita tentang remaja SMA 01 Bangsa. Mereka remaja yang masih menginjak umur 17 tahun, yang masih plin plan. Tapi mereka semua mempunyai impian masing - masing yang ingin mereka capai selama hidupnya.