PART 4

25 12 4
                                    

       "Uang bukan segalanya tapi,       segalanya butuh uang"

Clarisa dan Adara kini berada di rooftop, mereka sedang menghirup udara segar dan menjernihkan pikirannya masing - masing.Adara merasa jengkel terhadap kelakuan teman kelasnya yang baru saja berkelahi dengan dirinya.

"Gue heran deh sama si Melody emangnya penting banget gitu tu buku?"tanya Adara kepada Clarisa.

"Tau deh, dia kan pengen ngalahin si genius Diva"jawab Clarisa memang ada benarnya.

Melody adalah salah satu cewek yang keras kepalanya minta ampun dan  kalau dia udah marah bisa bisa ngamuknya kayak nenek sihir. Melody juga tergolong anak pintar dalam bidang akademik dia mengikuti beberapa les dengan guru guru yang berbakat, dia juga punya niat untuk bisa mengalahakan si genius Ipa 2 siapa lagi kalau bukan Diva Adiwangsa.

"Pagi pagi gini udah bikin badmood aja"ucap Adara.

"Iya tuh nenek sirih, bikin masalah terus"ucap Clarisa.

Adara tiba tiba teringat ucapan Kak Radit, sepulang bertemu Kak Radit tadinya ia akan menanyakan kepada Clarisa tapi ia selalu lupa dan baru kali ini ia sempat bertanya kepada Clarisa.

"Ris..lo tau kan impian gue apa?"tanya Adara.

"He'em, emangnya kenapa?"

"Kampus Kak Radit ngadain lomba bikin kayak webtoon gitu terus gue disuruh ikutan tapi gue belum tau mau bikin cerita gimana?"jelas Adara, berharap mendapatkan ide dari sahabatnya.

"Terus?"tanya Clarisa belum peka.

"Ish.. lo gak peka banget sih"kesal Adara.

"Oh.. jadi lo minta ide ke gue nih ceritanya?"tanya Clarisa.

"Iya...Clarisaku yang baik dan tidak sombong"ucap Adara dengan dramatis.

"Ihh  geli gue dengernya njir.."ucap Clarisa sambil bergidik jijik.

"Menurut lo gue bikin cerita gimana hah?"tanya Adara, berharap Clarisa bisa memberikan sedikit pencerahaan.

"Hm.. menurut gue sih lo bikin cerita tentang cewek ceria yang bertemu dengan oppa nya"ucap Clarisa sambil senyum senyum sendiri membayangkan jika ia bertemu dengan oppa nya.

"Ye..itu mah maunya lo kali"ucap Adara sambil menoyor kening sahabatnya ini yang tidak beres.

"Hehe lo tau aja"ucap Clarisa sambil nyengir.

"Kalau gue ikut lomba pasti nanti banyak saingan yang lebih mahir dari gue, maka dari itu gue pengen bikin cerita yang buat si pembaca selalu penasaran"jelas Adara panjang lebar.

"Oh.. berarti gendre misteri gitu"tebak Clarisa.

"ya... bisa dibilang gitu"

Adara memutuskan pergi ke kantin karena suara bel istirahat sudah terdengar dari tadi.

"Ra  lo mau kemana?"tanya Clarisa.

"Ke kantin"ucap Adara sambil menuruni anak tangga.

Clarisa menyusul Adara dari belakang, sahabatnya itu jika mau pergi selalu tidak bilang.

                              ****

Ketika jam istirahat, dibelakang sekolah dekat gudang sudah ada empat orang cewek kelas sebalas, tiga darinya antara lain adalah Lexa dan dua sahabatnya yaitu Fara dan Riska.

"Lo gak bisa lari sekarang"ucap Lexa dengan nada penuh kemenangan.

"Lo mau apa?"tanya murid cewek itu yang sekarang sudah dikepung oleh tiga orang yang tak lain adalah Lexa and the geng.

"Siniin bukunya"ucap Lexa yang sudah merebut buku dari tangan murid  yang bernama Dhea Anatasya.

"Gue gak mau"ucap Dhea yang masih menahan buku milik melody.

"Lo Berani Ngelawan hah?"tanya Lexa dengan penuh emosi.

"Emangnya kenapa kalau gue berani?"ucap Dhea menantang.

"Wah.. dia udah keterlaluan harus di beri pelajaran"ucap Riska mengompor Lexa.

Satu tamparan telah mendarat mulus di pipi kanan gadis yang bernama Dhea itu, belum genap Dhea akan melawan tapi Lexa sudah mendahului membenturkan punggung Dhea ke tembok.Dhea hanya bisa meringis, lagi lagi satu tamparan mendarat lagi di pipi kiri Dhea hingga pipinya merah.Lexa benar benar tidak memberikan kesempatan untuk Dhea ia terus menamparnya bahkan ia menjambak rambut Dhea hingga beberapa helai rambutnya rontok karena saking kerasnya jambakan Lexa.

Dhea sudah pasrah dengan nasibnya ia hanya bisa menangis, hingga seseorang datang dan langsung menendang bokong Lexa yang hendak menampar lagi sampai tersungkur ke tanah.Lexa melihat orang yang menendangnya ternyata penjaga sekolah yang tak lain Bu Rini, Lexa hendak menendang Bu Rini tapi Bu Rini berhasil menghindar dan menangkap kaki Lexa lalu mendorongnya hingga Lexa tersungkur lagi.Riska dan Fara membantu Lexa dengan melawan Bu Rini mereka henda menonjok tapi Bu Rini berhasil memelinturkan tangan mereka hingga mereka mengaduh kesakitan.Dhea memiliki kesempatan untuk kabur, tapi sebelum pergi Dhea berterimakasih kepada Bu Rini.Tidak lama setelah Bu Rini berbicara sesuatu kepada Lexa and the geng, ia juga pergi meninggalkan Lexa dan sahabatnya yang masih tersungkur di tanah.

                           ****

"Untuk siswi yang bernama Lexa Alexandra, Fara Aurela, Riska Audya, dan Dhea Zhafira ditunggu di ruang BK sekarang"ucap Pak Budi lewat speaker yang dipasang di setiap kelas.

Mereka berempat memasuki ruangan BK, disitu sudah ada Pak Budi.Pak Budi menghela nafas panajang.

"Dhea kenapa kamu mengambil buku Melody?"ucal Pak Budi.

"Hm.. saya disuruh Lexa Pak"jawab Dhea dengan jujur.

Pak Budi menghela nafas lagi.
"Lexa kamu ini udah banyak bikin masalah sama temen temen kamu, jadi bapak harap kamu jangan bikin ulah lagi."ucapPak Budi dengan tegas.

"Kalian ini udah masuk masa dewasa jadi selesaikan masalah dengan kepala dingin jangan menyelesaikan masalah dengan emosional"ucap-Nya lagi.

Lexa, Riska, Fara, dan Dhea hanya mendengarkan ucapan ucapan Pak Budi tanpa membantah.

"Dan kalian Lexa, Fara, Riska, kalian harus minta maaf ke Dhea karena kalian sudah membully Dhea"perintah Pak Budi dengan tegas.

"Gue minta maaf"ucap Lexa mengulurkan tangannya dan membuang muka seperti tak ihklas.

"Gue udah maafin"jawab Dhea membalas uluran tangan Lexa.
Dilanjut Riska dan Fara meminta maaf kepada Dhea.

"Kalian harus balikin lagi itu buku ke Melody"perintah-Nya lagi.

"Iya Pak"jawab mereka serempak.

"Kalian boleh keluar"ucap Pak Budi.

Mereka keluar dari ruangan BK.Lexa and the geng jalan di depan Dhea, meraka menaiki tangga munuju kelas lagi.Lexa memberikan buku Melody ke Riska, Riska malah melemparkan buku Melodi ke hadapan Dhea.

"Nih lo yang balikin"ucap Riska sambil melemparkan bukunya ke muka Dhea.

"Hm"Dhea hanya bisa menurut saja, dirinya yang lemah bisa apa?.

                           ****

Plak!!!

Satu tamparan tepat mendarat dipipi Dhea.Hari ini Dhea sudah banyak menerima tamaparan, ia yakin pasti pipinya memar.

"Dasar lo gak tau diri banget sih"ucap Melody dengan emosi.

"Maaf"satu kata yang hanya bisa Dhea ucapkan saat itu.

"Lo bilang maaf?Hah?Awas aja  kalo lo masih berani ngambil buku gue lagi!"ucap Melody sambil merebut buku miliknya, "ini masih belum seberapa" lanjutnya.

Dhea hanya bisa berdiam diri orang rendahan sepertinya selalu saja disalahkan, dia hanya ingin meminta keadilan saja dalam hidupnya.Orang kaya memang selalu benar, mereka hanya bisa menindas orang orang miskin seperti dirinya.

Jangan lupa buat VOTMENT - nya ditunggu. See you next part🙌.

DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang