1

4.2K 563 28
                                    

Jika ada penghargaan tentang tempat mana yang paling di kunjungi oleh siswa dan siswi saat jam istirahat mungkin lapangan basket ini akan jadi nominasi kedua setelah kantin.

Tempat ini benar-benar sangat ricuh dan berisik. Oh jangan lupakan teriaka para gadis seperti mereka berada di sebuah konser idola. Suara mereka tidak habis apa.

Dejun menggeleng tidak habis pikir dengan prilaku para gadis yang berkerumun di sampingnya, juga tidak habis pikir kenapa ia bisa terjebak di sini merelakan ayam cincang Gong Baonya habis di kantin sana dan memakan dua roti coklat yang tidak sebanding sama sekali demi menonton sahabatnya berkeringat.

"Huft."Dejun menggigit sesuap besar roti coklat sambil menatap lapangan.

Sungguh, jika bukan karena ia tidak tega menatap Hendery tadi saat memohon seperti anak kucing sekarat Dejun pasti sudah mengambil sesendok besar Gong Bao tercintanya.

Pertandingan selesai, Hendery dan timnya menang sesuatu yang tidak mengheranka sama sekali untuk Dejun. Tim basket sekolahnya memang memiliki bibit emas sejak club itu berdiri jadi bukan menang yang akan membuat Dejun bereaksi, malah jika tim Hendery kalah baru ia akan menguliti sahabatnya itu.

Dejun meraih botol minum Hendery di sampingnya, meneguk setengah isinya lalu memberika botol itu pada Hendery yang sudah ada di depannya.

"Bagaimana? Aku keren kan?" Hendery seakan menulikan telinganya dari terikan para gadis yang sangat ingin di respon menunggu respon Dejun yang menatapnya dengan mata runcing itu.

"Kau membuatku melewatkan Gong Bao terbaik yang pernah ku makan." Dejun beranjak pergi dari tempat berisik itu.

"Ayolah setidaknya bilang permainanku bagus." Hendery mengejarnya dengan usaha keras melewati kerumunan para gadis berisik itu.

"Penggemarmu sudah melakukannya." Dejun masih berjalan tak acuh menuju kelas.

"Bilang permainanku bagus atau aku akan memiting dan menyeretmu sampai ruang ganti."

"Tidak, aku tidak mau bersentuhan dengan badan baumu it—HENDERY!! Lepaskan kau belum mengelap keringatmu sama sekali sialan." Terlambat, Hendery sudah memiting Dejun tepat di ketiaknya mempererat kungkungan tangan kurusnya di leher sahabatnya itu karena gemas.

"Siapa suruh kau tidak mau memujiku, sekarang kau ikut aku ke ruang ganti." Hendery benar-benar menyeret Dejun sampai ke ruang ganti, dan siapa bilang mereka tidak jadi pusat perhatian.

"Kau yakin hubungan mereka hanya sebatas teman?" Mark menatap rekan setim dan teman sekelasnya yang menjauh. Pertanyaan itu di jawab gelengan Yeri –Si manager club– yang berdiri di sampingnya.

BESTFRIEND || HenXiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang