8

1.7K 340 14
                                    

Hendery baru saja selesai membeli kebutuhannya saat ia melihat orang yang sangat familiar dan sangat ingin ia musnahkan.

Lucas

Lampu lalu lintas berubah merah membuat Hendery bisa dengan leluasa memperhatikan apa yang akan terjadi selajutnya. Bocah bertubuh besar itu tengah berdiri di depan sekolah. Tapi bukan sekolahnya, dengan seorang gadis di dalam rangkulannya sesekali Lucas mencium pelipis gadis itu, tepat saat lampu berubah hijau Hendery bersumpah ia bisa membunuh Lucas saat itu juga karena dengan berani mencium seorang gadis entah dari mana di saat semua orang tahu sahabatnya masih kekasih pria itu.

Hendery menaruh setengah membanting belanjaanya di meja dapur, ia memejamkan matanya berusaha keras untuk tidak kembali ke sana dan membunuh Lucas sekarang juga.

Ia sudah berjanji untuk tidak ikut campur, tapi melihat apa yang baru saja terjadi sepertinya hendery harus merelakan persahabatannya kembali hancur.

Setidaknya Dejun tahu kelakuan buruk si keparat itu.

Ia mengambil ponselnya, menekan speed dial nomor 2 untuk menghubungi Dejun.

"Kau di mana?"

"Haloooo?" Dejun mengingatkan Hendery tentang sapaan basa-basi di telepon itu.

"Aku tanya kau di mana?"

"Di rumah tentu saja, kencanku batal karena katanya Lucas harus menemani sepupunya. Kenapa?" Pria mugil itu menjelaskan tanpa di minta.

Sepupu? Yeah right.

"Datang ke magasin de l'amour, ada yang ingin aku bicarakan." Tanpa menunggu protes Dejun, Hendery menutup sambungannya. Ia segera keluar dari apartemennya ke tempat pertemuannya dengan Dejun.

Tak berapa lama sejak Hendery sampai di cafe bernuansa ungu itu Dejun datang. Hendery sedang menyesap secangkir coklat panasnya saat Dejun masuk dengan wajah menuntut penjelasan.

"Kenapa kau menyuruhku ke sini?"

"Kau tau dimana Lucasmu itu?"

"Menjemput sepupunya di bandara tentu saja."

"Benarkah? Dan kau tidak pergi kemanapun sejak tadi bukan?"

"Yaa begitulah, Lucas menyuruhku untuk tidak keluar aparemen seharian ini."

"Kenapa?"

"Kau banyak tanya sekali, ada apa sih?" Akhirnya Dejun menjatuhkan bokongnya di kursi depan Hendery dan merebut gelas dari tangan pria itu. Hendery tidak terlihat terganggu sama sekali.

"Kau ini benar-benar bodoh ternyata."

"Hah? Beraninya kau mengataiku."

"Tapi kau memang bodoh."

"APA?"

"Sudah ku bilang Lucas itu bajingan?" Hendery meninggikan suaranya, karena sahabat keras kepalanya ini malah jadi bodoh beberapa minggu belakangan.

"Jangan berani-berani kau menghina kekasihku." Dejun tak habis pikir, Hendery mengajaknya betemu hanya untuk ini?

"Tapi aku bicara fakta."

"Fakta dari mana maksudmu?"

"Lucasmu itu menjemput seorang gadis dari sekolah lain."

"Lucas bilang dia seorang teman."

"Really?" Alis kiri Hendery terangkat. "Seorang teman harus di hadiahi ciuman di bibir saat bertemu?" Nada suaranya seperti menantang Dejun

"Jangan menuduhnya tanpa bukti." Dejun lelah, kenapa setiap kali ia bertemu sahabatnya sejak kecil akhir-akhir ini hanya berujung pertengkaran.

"Kau tidak percaya padaku? Aku ini sahabatmu."

"Dan dia pacarku."

Hendery membuang pandangannya "Woah?" Ia menggelengkan kepalanya tidak percaya melihat sahabatnya yang sudah ia kenal sejak kecil dan orang selalu berebut peringkat satu dengannya ini bisa sangat bodoh hanya karena cinta.

"Baiklah, Hendery tidak akan mencampuri urusan Xiaojun lagi." Lalu beranjak pergi dengan wajah dingin yang biasa pria itu perlihatkan pada orang asing.

Dejun bukannya tidak tahu, jika Hendery sudah mengganti kata aku-kau menjadi namanya berarti sahabatnya itu sangat serius

















Juga sangat kecewa.

BESTFRIEND || HenXiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang