3

2.5K 445 33
                                    

Seorang anak berusia lima tahu tengah bermain degan dinosaurus karetnya di ruang keluarga. Tak lama kedua orangtuanya datang dengan dua orang dewasa asing masuk ke ruang tengah rumahnya.

Anak itu memiringkan kepalanya, bukan karena dua orang asing itu tapi pada seorang anak yang tidak jauh berbeda dengannya. Anak itu bersembunyi di balik punggung wanita asing yang mengorol dengan Mamanya.

"Hendery." Anak itu mendongak melihat Babanya, ia tidak menjawab hanya merespon dengan kerjapan mata.

"Ayo Xiaojun beri salam." Wanita asing itu mendorong anak yang sejak tadi bersembunyi di belakangnya. Anak itu memeluk sebuah boneka kucing.

Hendery tidak mengerti, apa anak itu takut?

"Halo, namaku Xiaojun." Lalu anak itu tersenyum dan memperlihatkan dua gigi depannya yang lebih besar dari yang lain.

Semua orang dewasa di sana ikut tersenyum.

"Ayo Hendery juga beri salam." Hendery akhirnya berdiri, masih menggenggam leher Brachiosaurus karetnya dengan tangan kanan.

"Halo, Namaku Hendery, tapi nenek memanggilku Guanheng."

Kedua bocah balita di dalam ruangan itu masih saling menatap dengan kerjapan-kerjapan lucu mereka.

"Yasudah kalian main dulu yah. Hendery ajak Xiaojun main, oke." Hendery mengangguk menatap Babanya.

"Xiaojun baik-baik yah, jangan memarahi Hendery seperti yang biasa kau lakukan." Xiaojun mengangguk. Lalu keempat orang dewasa itu pergi dari sana.

Orang tua Daejun dan Hendery adalah teman sejak masa kuliah, sampai sekarang mereka bukan hanya teman melainkan juga rekan bisnis dan pensehat bagi satu sama lain. Jadi mereka berharap kedua anaknya juga bisa mengenal baik.

Saat keempat orang dewasa itu tengah sibuk berdiskusi juga bergosip di ruang makan yang menyatu dengan dapur. Terdengar suara tangis kencang dari tempat kedua anaknya.

HUWEEEEEEEE

"Xiaojun sudah mama bilang jangan memar—"

"Hendli jangan menangis. Ish dino jahat." Daejun menendang mainan karet itu karena sudah melukai teman barunya.

"Huweee, hiks hiks." Mama Daejun tidak jadi memarahi anaknya saat melihat momen menggemaskan itu. Anaknya tengah mengusap kepala Hendery yang sepertinya jadi sasaran mainan karet itu.

"Ada apa sayang?" Mama Hendery bertanya pada bocah kecil yang masih saja memeluk boneka kucingya.

"Itu bibi, tadi Hendli melempal lempal dino, lalu dinonya kena kepala Hendli." Daejun menatap Mamanya dan Mama Hendery bergantian.

"Sshhhtt, sudah ya Hendery dinonya sudah di hancurkan oleh Xiaojun. Jangan menangis lagi yah." Mama Hendery mengusap lelehan air mata anaknya.

"Terima kasih Jun." Hendery menatap Daejun dengan mata berarinya, lalu kedua balita itu berpegangan tangan dan saat itulah awal dari persahabatnya mereka.

Keduanya cukup sering saling berkunjung setiap kali libur musim panas atau musim dingin, entah itu Hendery yang menetap di rumah Daejun atau sebaliknya.

Sampai akhirnya keduanya bersikeras untuk melewati senior High School di Hongkong, mungkin juga sapai mereka kuliah, entahlah.

BESTFRIEND || HenXiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang