"La gw kangen sama lu, kangen sikap manja lu, yang padahal gw gak suka orang manja, tapi kali ini gw bener-bener kangen La".
Hanya kata-kata itu yang ada di lamunan gw saat ini.
Lamunan gw buyar saat tetesan air turun dari langit.
Setelah perpisahan itu, gw memang lebih sering menyendiri, entah itu nongkrong di warung kopi, ataupun di danau sekedar untuk ngopi.
Hujan besarpun turun, lalu mulai mereda. Ada sebuah harapan, yaitu datang sebuah pelangi setelahnya. Ya pelangi, yang menghiasi hati gw yang mendung.
-----------
Saat gw sedang asyik scroll-scroll timeline Instagram, gw sedikit terkejut dengan salah satu foto.
"Siapa nih, kok kayak kenal", ucap gw dalam hati.
Gw coba liat detail, ooohh ternyata ini si Vivi . Bussett cakep banget dia sekarang.
Vivi adalah salah satu temen SMK gw, dia orang nya pendiem, tapi senyumnya manis bikin diabetes yang liat. Gw sendiri gak terlalu akrab sama dia sebenernya.
Ada kejadian lucu dulu pas sekolah. Vivi pernah nebeng ikut motor gw, dan tanpa sepengetahuan gw dia naro duit di dalem tas. Dikira gw tukang ojek kali ya.
"Hay Vi, apa kabar? Kerja dimana sekarang?", gw ngirim DM ke dia.
Gak butuh waktu lama, dia langsung bales DM gw."Hay juga Zi, aku baik-baik aja, kamu sendiri gimana?"
"Aku kerja di Jakarta Zi, eh kamu katanya kerja di Tangerang ya?", tanya Vivi.
"Hehe iya Vi aku kerja di Tangerang",
"Boleh minta nomer hp kamu gak, biar gampang kalo ada apa-apa", tanya gw. Padahal itu modus gw aja biar bisa chatan sama dia.
"Oh iya boleh Zi, nih 087xxxxxxxxx", balas Vivi.
-------------
"Tes tes...", Gw ngirim WA ke Vivi.
"Emangnya aku mic masjid pake tes tes segala wleeeee", balas Vivi pake emot menjulurkan lidah.
"Eeehh di bales ternyata, emang bidadari punya Hp ya?", bales gw dengan ujungnya pake emot ketawa.
"Hehe bisa aja kamu Zi, aku senyum-senyum sendiri nih", balas Vivi.
"Jangan senyum-senyum gitu dong, soalnya kamu manis banget, aku takut diabetes", jawab gw.
"Wleeeeeee", balas Vivi dengan emotnya.
Sejak itu gw jadi sering chatan sama Vivi. Ada rasa yang mulai berkembang di antara gw dan Vivi.
Gw sangat berharap Vivi ini bisa menjadi pelangi buat gw.
Gw dan Vivi jadi sangat dekat karena kita punya hobi yang sama, yaitu membaca dan menulis.
Tak jarang di room chat kita Cuma berbalas-balasan sajak dan puisi, setiap saaat bahkan setiap hari.
--------------------
3 bulan sudah gw dekat dengan Vivi, di mana gw bisa benar-benar berubah olehnya. Sikap dewasanya yang menular pada diri gw, mulai dari sabar dalam menghadapi masalah, dan bisa bikin gw sholat gak bolong-bolong lagi. Sikap halusnya yang benar-benar bisa bikin gw nyaman.
"Jadi pengen menafkahi aja", ucap gw dalam hati.Gw dan Vivi memang berkomitmen untuk tidak berpacaran, tapi tetap saling menjaga perasaan satu sama lain. Nanti pada saatnya gw akan datang melamar lu Vi.
Triiiiinnggg.... WA masuk
"Zi besok nonton yuk"
"Ayok, nanti aku jemput kamu ya jam 10", balas gw.
Saat malam harinya, malam minggu..
"Zi besok kayaknya kita gak jadi nonton deh"
"Emang kenapa Vi, kok gak jadi??" tanya gw.
"ini bapak tadi nelpon katanya aku di suruh pulang, soalnya nenek sakit", balas Vivi.
"Oh yaudah kamu pulang aja, kasian nenek, nonton kan masih bisa minggu depan lagi", balas gw. Padahal disitu gw agak kecewa sih.
Esok harinya....
Kriiinngggg..... Vivi nelpon.
"Halo, kamu udah di kampung Vi?", tanya gw.
"............................"
Disitu gw Cuma denger suara tangisan Vivi."Vi kamu kenapa Vi?, ada apa? Jawab Vi", tanya gw.
"Zi, bawa kabur aku sekarang juga Zi, aku gak mau ada disini", jawab Vivi masih dengan suara tangisannya.
"Emang ada apa sih Vi, cerita sama aku"
"Aku di jodohin Zi...", DEG.... Seketika badan gw lemes semua saat Vivi bilang gitu.
"Aku harus gimana sekarang Vi, aku gak mungkin bawa kamu kabur, yang ada nanti aku di ciduk polisi"
"Akad nikahnya 4 hari lagi Zi", ucap Vivi.
Gw makin kaget saat Vivi bilang akad nikahnya 4 hari lagi.
Kok bisa-bisanya sebuah perjodohan tapi anaknya sendiri tidak di beri tahu.
"Apa gw harus mengalah dengan keadaan, apa harus gw melawan takdir?", gw membatin.
"Vi, coba kamu ngomong baik-baik sama orang tua kamu, mungkin bisa ngerti". Ucap Gw.
"Gak bisa Zi, semuanya udah di siapin jauh-jauh hari, tapi aku sendiri gak tau".
"Semalem aku pulang ternyata bukan karena nenek sakit, tau-taunya pas aku datang ke rumah, rumah udah rame banyak orang, ternyata itu acara lamarannya". Jawab Vivi."..................................................", Vivi dengan suara tangisannya.
Sedangkan gw sendiri , mata mulai berkaca-kaca.
"Kenapa ini semua harus terjadi, kenapaaaaaaaaaaa?", teriak gw dalam hati.
Aku pikir kamu akan jadi pelangi untukku, setelah hujan deras kemarin.
Tapi nyatanya kamu adalah badai susulan untukku, ya benar badai susulan.--------------------
Setelah itu, gw dan Vivi lost contact.
Karena gw takut, mungkin ini yang terbaik buat Vivi.Terakhiri gw cuma chat dia supaya tetap sabar, dan menerima semuanya. Seperti dulu yang dia ajarkan ke gw di saat gw ada masalah.
Gw sadar, gw kalah telak dari calonnya Vivi, terutama dari hal harta benda.
Apa mungkin orang tua Vivi silau dengan harta?, gw membatin.
Setelah itu gw kembali menjadi pribadi yang aneh, menjadi sangat pendiam dari seorang pendiam, dan menjadi sangat pemarah.
"Gw udah lelah dengan semua ini, cobaan benar-benar terus silih berganti. Apa gw bisa kuat menghadapinya ???", teriak gw dalam hati.
---------------------
Satahun sudah berlalu,
Tapi kenangan-kenangan itu masih saja membelenggu pikiran gw.Sampai saat ini gw belum bisa lagi membuka hati.
Gw memang takut, takut salah kembali dalam menjatuhkan hati.
Biarlah semuanya mengalir bagai air, yang nanti akan bermuara di tempat yang tepat.
"Ada rasa yang menghantui untuk bisa jatuh cinta kembali".
"Meski kisah kita sesaat
Namun semuanya begitu melekat
Cintamu membuatku tersesat
Di kegelapan malam yang begitu pekat".Untuk Lala, makasih udah menghiasi hari-hari gw selama kurang lebih 4 tahun.
Makasih juga buat Vivi, yang udah mau jadi pelangi meski hanya sesaat buat gw.
Terima kasih,
Gw cuma berharap suatu hari nanti benar-benar akan ada pelangi yang datang menghiasi hari-hari gw.
KAMU SEDANG MEMBACA
(masih) MENUNGGU DATANGNYA PELANGI
RomansaDan kini aku masih menunggu, karena kuyakin pada saatnya ia akan datang, entah itu kapan. Cerita ini diadaptasi dari kisah nyata author, yang sebenarnya jauh lebih rumit sampai tak bisa dituangkan dalam teks.