[8] Keciduk

334 60 42
                                    

VOTE SEBELUM MEMBACA




Pagi yang cerah, dimana sepasang kekasih yaitu Hyunjin dan Yoora sedang bergandengan tangan melewati setiap koridor untuk menuju kelasnya masing masing.

Di setiap langkahnya Yoora selalu mendengar namanya yang sedang dibicarakan oleh murid murid yang di laluinya.

"Udah punya cowok tapi masih aja deketin cowok orang.

"Punya pacar cogan kaya Hyunjin gitu, masih aja deketin Guanlin yang jelas jelas pacarnya si Somi."

"Dasar kegatelan."

"Iya sih anak terpintar satu sekolah. Tapi kalo kerjaanya nikungin pacar orang yaa percuma aja punya otak pinter."

"Hhahaha..."

Ya itulah gosipan gosipan yang sampai ke telinga Yoora. Mata Yoora memanas, dadanya terasa sesak mendengar kata kata mereka. Hyunjin yang masih setia menggenggam tangan Yoora itu sekarang merengkuh Yoora dan menuntun Yoora agar melangkah lebih cepat.

"Ga usah di dengerin okey? Aku ga mau kamu sakit hati hanya karena dengerin omongan sampah mereka." Hyunjin mencoba untuk menenangkan Yoora.

Sesampainya di kelas Yoora, Hyunjin ikut masuk ke kelas Yoora yang jelas jelas itu bukan kelasnya.

"Ngapain? Kelas kamu kan di sebelah." Cicit Yoora saat melihat Hyunjin yang mengekor dibelakangnya.

"Aku cuma mau mastiin, kalo pacar aku ini sampai di tempat duduknya dengan selamat." Kata Hyunjin sambil menarik kursi untuk Yoora duduki.

"Yaelahh lebay banget lo." Ketus Chaeyeon teman sebangku Yoora.

•.•.•.•.•.•


Kantin hari ini sangat ramai, karena jam istirahat kelas 10, 11, dan 12 berbarengan.

Untung saja Yoora dan Hyunjin datang ke kantin lebih awal jadi mereka bisa menempati meja di kantin.

Yoora sedang duduk sendiri karena Hyunjin sedang memesankan makanan untuk mereka. Saat sedang asik melihat lihat isi kantin, mata Yoora bertemu dengan Guanlin yang berdiri tak jauh dari tempatnya itu.

Tanpa menunggu Hyunjin, Yoora lebih dahulu meninggalkan kantin. Ia ingin menghindari Guanlin.

Yoora berjalan cepat ke arah toilet wanita yang berada di ujung koridor. Namun seseorang dari belakang menahan tangannya.

"Yoora."

Tanpa menoleh pun Yoora sudah tau siapa yang memanggilnya itu.

"Apa lagi sih lin?"

"Please jangan hindarin gue kaya gini."

"Loh kenapa emangnya? Lagian lo punya cewek kan? Kenapa gue ga boleh ngehindar dari lo. Lin, kita udah sama sama ada yang punya. Jadi tolong jaga sikap lo. Karena gue ga mau jadi bahan gosipan anak satu sekolah." Jelas Yoora.

"Lo kenapa sih? Lo denger gosip itu dari siapa? Hah? Sini kasih tau gue, biar gue sekolahin tuh mulutnya."

"Ck. Udahlah ya percuma gue ngomong sama lo." Yoora hendak pergi namun ia sadar bahwa sedari tadi Guanlin masih menahan tangannya.

"Ikut gue." Guanlin langsung menarik Yoora untuk mengikutinya.

Guanlin membawa Yoora ke lapangan basket indor yang sepih itu. Sesampainya mereka disana Guanlin langsung membawa Yoora duduk di deretan kursi penonton.

𝐌𝐄𝐍𝐔 || 𝐋𝐚𝐢 𝐆𝐮𝐚𝐧𝐥𝐢𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang