Third Shot

888 117 12
                                    


"Seharusnya kamu tidak perlu repot-repot mengantarku. Aku bisa pulang naik taksi" Plan memecah keheningan yang terjadi di dalam mobil.

"Tidak apa-apa Plan. Selama ada aku mana mungkin aku membiarkanmu pulang naik taksi. Lagipula kamu kan punya supir tapi kenapa kata nenek selama ini kamu tidak pernah mau diantar jemput? Naik taksi itu berbahaya Plan!"

"Aku hanya tidak mau menyusahkan orang lain"

"Tapi itu kan memang tugas mereka. Mereka dibayar untuk itu"

"Sudahlah Mean. Kalau begitu aku turun disini saja"

"Tidak.. tidak. Maafkan aku. Aku hanya berpikir kamu ini terlalu baik. Bahkan untuk hal seperti itu kamu merasa tidak enak. Nah.. berhubung sudah ada aku, kamu tidak perlu khawatir lagi karna aku yang akan mengantar jemputmu setiap hari ke rumah nenek"

"Kenapa kamu.."

"Ssst.. dilarang protes! Lebih baik kamu tunjukkan rumahmu di sebelah mana? Takutnya keasikan mengobrol nanti salah jalan"

"Aow.. di perumahan dekat rumah sakit. Tinggal lurus lalu belok kiri dari gerbang, itu rumahku"

"Ngomong-ngomong kenapa kamu memilih menjadi perawat? Apa karna maemu dulunya juga perawat?"

"Hoi? Darimana kamu tau maeku dulu seorang perawat?! Ahh.. pasti dari nenek!"

"Aku tau banyak tentangmu Plan. Setahun penuh tidak ada hari tanpa info tentangmu dari nenek"

"Apaa!?"

"Kan kamu juga dapat info tentangku dari nenek"

"I.. iya tapi.. tapi aku tidak pernah memintanya. Nenek hanya suka bercerita saja. Iya.."

"Haha.. kamu harus tau kalau nenek benar-benar ingin menjadikanmu cucunya. Dan kamu tau kan bagaimana caranya?"

"Aku.. aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan"

"Kamu.. harus menikah dengan cucu kandung nenek.. dan itu adalah aku!"

"Bagaimana mungkin kamu mengatakan hal itu dengan mudah? Berhenti mengada-ada!"

"Aku serius. Aku akan menuruti apa kata nenek. Lagipula kemauan nenek itu mutlak. Kalau ditentang bisa gawat"

"Oh.. kamu pasti takut nenek menghapus namamu dari daftar pewaris hartanya. Makanya kamu terima saja hal yang konyol seperti itu"

"Hahaha.. kamu ini terlalu banyak menonton drama rupanya. Hahaha.."

Plan hanya memandang Mean dengan tatapan kesal dan membuat Mean akhirnya menghentikan mobilnya di area taman.

Mean berhenti tertawa lalu berkata,
"Maaf aku menertawakanmu. Tapi kamu harus ingat tidak ada yang konyol dari permintaan nenek. Dan aku juga bukan orang yang gila harta. Aku tidak peduli dapat warisan atau tidak. Aku yakin aku bisa bekerja untuk itu nanti. Tapi aku serius ingin menuruti kemauan nenek untuk menjadikanmu cucu nenek karena aku tidak mau jadi cucu durhaka. Lagipula aku menyukaimu"

"Bagaimana mungkin.."

"Ssst.. diam dulu biar kujelaskan. Selama ini aku tidak pernah pacaran. Kamu bisa tertawa kalau mau tapi aku jamin kalau itu kenyataan. Orang tua dan nenekku sedikit khawatir karena mereka tau aku hanya fokus dengan sekolahku. Mereka pun mengirimku ke London selama 3 tahun dengan pemikiran mungkin aku bisa lebih bergaul. Nyatanya disana pun aku hanya fokus belajar. Tidak seorangpun yang membuatku tertarik untuk menjalin hubungan. Sampai tahun lalu nenek menunjukkan fotonya dengan seorang pria imut berseragam perawat. Hanya sebuah foto namun mampu menimbulkan perasaan aneh di hatiku. Nenek selalu bercerita tentang betapa baiknya dia. Begitu perhatian dan penuh kasih sayang pada nenek yang bukan siapa-siapanya selain sebagai pasiennya. Setiap hari ada saja info dan foto yang nenek kirim. Nenek juga berkata bahwa nenek akan menjodohkan dia denganku. Awalnya aku pikir nenek hanya mengujiku. Ternyata nenek serius. Aku pun yang biasanya menganggap hal itu candaan tanpa sadar setiap hari selalu menunggu kabar dari nenek tentangnya. Sampai akhirnya aku selalu berharap bisa cepat pulang dan bertemu dengannya. Aku belajar dengan giat dan bisa menyelesaikan sekolahku dengan cepat. Dan disinilah aku. Bersama dengan orang yang sudah mencuri hatiku"

Plan hanya terdiam mendengar cerita Mean. Dirinya tidak tau harus berkata apa. Jujur, dia sebenarnya juga tau tentang Mean, cucu nenek yang sekolah di luar negeri. Dia juga sering melihat foto Mean di kamar nenek walaupun saat bertemu pertama kali dia tidak mengenalinya. Nenek juga selalu berkata akan menjodohkan mereka namun Plan hanya menganggap itu candaan walaupun terkadang dirinya sedikit berharap. Karena menurut Plan, mana mungkin seorang Mean yang tampan belum ada yang punya. Namun kenyataannya.. Mean malah menunggu untuk bertemu dengannya. Lalu Plan harus bagaimana sekarang?

"Plan! Plan!"

"Ah.. kenapa?!"

"Kamu kenapa diam? Apa kamu tidak menyukaiku?"

"Tidak tau!"

"Yang penting sekarang kamu pacarku. Titik"

"Apa!? Kamu tidak pernah bertanya!"

"Oh jadi kamu mau kutembak?"

"Bu.. bukan! Aku hanya.. maksudku kamu jangan bercanda. Ini tidak lucu!"

"Aku tidak bercanda Plan! Berapa kali harus kukatakan padamu kalau aku menyukaimu!"

"Tidak mungkin! Kita baru saja bertemu"

"Tidak masalah. Aku sudah mengenalmu dan kamu juga sudah mengenalku. Aku menyukaimu dan aku yakin kamu juga menyukaiku"

"Percaya diri sekali!"

"Mau kubuktikan?"

"Kamu.." belum selesai bicara Mean sudah mengunci bibir Plan dengan bibirnya.

Ciuman singkat itu pun terjadi. Plan yang tidak siap hanya bisa terdiam tanpa melakukan apa-apa. Selang berapa lama pun Mean menyudahi ciuman itu. Keduanya terdiam malu. Awalnya Mean mencium Plan untuk meyakinkan perasaan Plan namun dirinya akhirnya juga ikut terjebak dalam rasa malu.

"Erm.. aku akan segera mengantarmu"

😚😚😚😚😚😚😚😚😚😚😚😚😚

Sampai dirumah Plan.

"Kamu tidak mampir dulu. Orang tuaku mungkin ada dirumah" plan sebenarnya hanya berbasa-basi namun akhirnya merasa malu sendiri karena ajakannya terkesan seperti dia ingin memperkenalkan Mean pada orang tuanya.

"Ah.. sepertinya nanti saja. Aku tidak bisa menemui mereka dalam keadaan seperti ini"

"Oh.. baiklah. Aku turun dulu. Terima kasih sudah mengantarku"

"Plan!"

"Ya?"

"Tadi itu.. ciuman pertamaku! 😳.. Aku pergi dulu!"

Mean pun pergi meninggalkan Plan yang tanpa sadar tersenyum memegang bibirnya.

"Itu juga ciuman pertamaku"

💏💏💏💏💏💏💏💏💏💏💏💏💏

Note: Tinggal di Indonesia, tp saat orang2 favorit datang kemari kok aku berasa tinggal di luar negeri yah. Jauh banget dari ibukota 😭😭😭
Kapan bisa liat langsung 😩

Up 1 chapt biar sedikit terhibur 😣
Enjoyy 💙💚

Nenek Comblang (2Wish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang