First Shot

1.5K 147 21
                                    


Tok tok..

Tak lama seorang wanita lalu membuka pintu rumah bernuansa kayu tersebut.
Cklek..

"Ah.. syukurlah kamu sudah datang Plan"

"Memang kenapa bi?"

"Biasa.. nenek tidak mau makan sebelum kamu datang. Katanya mau makan bersamamu"

"Hah", Plan hanya bisa membuang nafas panjang mendengarnya.

Bukan hal baru memang mendengar nenek yang sudah setahun ini dirawatnya mogok makan. Plan yang saat ini sudah berada di tahun ketiganya kuliah di jurusan keperawatan awalnya mendapat tugas praktek di rumah sakit. Disana dia bertemu dengan nenek Nam, yang saat itu dirawat karena penyakit jantung. Selama sebulan nenek Nam dirawat dan Plan salah satu perawat yang membantu merawatnya.
Keluarga nenek Nam beberapa kali datang namun karena kesibukan yang memang sulit ditinggalkan nenek menyuruh mereka kembali ke pekerjaan mereka. Tuan dan Nyonya Phiravich pun menyerahkan perawatan nenek sepenuhnya kepada bibi Kwang, asisten rumah tangga mereka yang sudah bekerja puluhan tahun. Meskipun begitu mereka selalu mengontrol kondisi nenek lewat telepon setiap hari dan saat akhir pekan mereka pasti menyempatkan datang mengunjungi nenek di rumah sakit.
Plan yang mengetahui itu pun setiap lowong praktek selalu datang membantu bibi Kwang merawat nenek Nam. Sampai akhirnya nenek diijinkan pulang pun nenek seakan tidak mau berpisah dengan Plan. Plan pun berjanji kalau tiap hari akan mengunjungi nenek. Akhirnya nenek mau dirawat dirumah. Tapi nenek memilih untuk tinggal terpisah dengan anak-anaknya. Nenek memilih untuk tinggal di salah satu rumah keluarga yang letaknya lebih dekat dengan rumah sakit dan rumah Plan, walaupun awalnya ditentang namun demi kebaikan nenek akhirnya mereka setuju. Dengan catatan apabila nenek sakit lagi nenek harus terima jika mereka membawa nenek untuk tinggal bersama.
Dan beginilah rutinitas Plan sekarang. Sepulang kuliah atau apabila ada waktu lowong dia selalu mengunjungi nenek Nam.

--------

"Selamat sore nenek! Bagaimana kabarmu hari ini?"

"Oh.. kamu sudah datang? Kenapa lama sekali? Nenek merindukanmu!"

"Maaf nek.. Tadi aku ada kelas tambahan. Lagipula kan aku tiap hari mengunjungimu tidak perlu merengek seperti itu"

"Iya.. tapi kan kamu bisa mengabari kalau akan terlambat"

"Iya maaf nek.. ponselku mati dan aku lupa mengisi batrenya"

Bibi Kwang masuk membawa nampan berisi makanan lalu memberikannya kepada Plan.

"Nah sekarang nenek makan yah"

"Plan, kamu menginap yah. Nenek mau sarapan bersama denganmu besok. Lagipula kan besok kamu libur"

"Err.. tapi aku harus ijin orangtuaku dulu nek. Supaya mereka tidak khawatir menungguku pulang"

"Ya sudah cepat kamu telpon"

Skip

"Plan.. ini baju tidur untukmu" bibi Kwang memberikan sepasang baju untuk Plan.

"Terima kasih bi"

"Mandilah dulu lalu segera beristirahat"

"Iya bi. Aku ke kamar dulu", Plan pun menuju ke kamar tamu tepat disamping kamar nenek untuk beristirahat.

______

Tok tok..

"Tuan Mean!"

"Malam bi! Nenek mana?"

"Oh.. nenek sudah tidur dikamarnya! Kenapa tuan datang malam seperti ini?"

"Aku baru tiba dari London dan langsung kemari"

"Ya ampun tuan muda. Kenapa tidak mengabari. Supaya bisa menyuruh supir menjemput"

"Tidak apa-apa bi. Aku cuma ingin segera bertemu nenek. Tapi sepertinya baru bisa bertemu besok pagi"

"Ya sudah. Mana barang-barang tuan biar bibi bawa ke kamar"

"Tidak usah bi. Biar aku bawa sendiri. Bibi tolong buatkan aku secangkir teh hangat saja"

"Baiklah.. tunggu sebentar bibi buatkan"

Melihat bibi Kwang pergi Mean pun langsung menuju kamar untuk meletakkan barang-barangnya.
Sementara menata baju-bajunya di lemari Mean menyadari bunyi gemericik air dari dalam kamar mandi. Mean pun mendekat dan tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka menampakkan sesosok laki-laki bertampang imut dan hanya berbalutkan selembar gaun mandi. Mereka pun akhirnya bertatapan..

("Manis!")
("Tampan!")

dan tiba-tiba..

"Aarghhhhh"
"Aarghhhhh"

"SIAPA KAMU!" Plan mengambil sebuah buku bersampul tebal di meja sudut kamar dan langsung mengarahkannya ke kepala Mean.

"Kurang ajar. Kamu mengintip yah! Dasaar"

"Aww.. Apa yang kamu lakukan! Aww..
Hentikan! Hentikaan!"

Bibi Kwang yang berada di dapur langsung berlari ke kamar dan melihat Plan sementara memukuli Mean langsung berusaha melerai.

"Plan! Hentikan, Plan!"

"Tidak, bi! Dia sembarangan masuk dan mengintipku mandi!"

"APAA! Enak saja kamu bicara! Aww.. berhenti memukulku!"

"Sudah, Plan!"

"Tapi, bi.."

"Dia tuan Mean, cucu nenek!"

Plan tanpa sadar menjatuhkan buku yang tadi dia gunakan memukul Mean dan langsung menutup mulutnya terkejut.

"KWANG! PLAN! Apa yang terjadi?! Siapa yang teriak tadi?!" Terdengar suara nenek dari kamar sebelah.

"Sebentar.. aku lihat nenek dulu. Beliau pasti kaget"

"Err.. maaf aku.."

"Tidak apa-apa. Sebaiknya kamu  berpakaian dulu baru kita bicara"

"Ah.. i.. iya.. maaf" Plan pun berlari ke  kamar mandi.

"Tidak sia-sia ternyata aku pulang. Hehe" 😏

💙💚~ ̄▽ ̄~~ ̄▽ ̄~~ ̄▽ ̄~💚💙

New story updated ( ̄0  ̄)y
Kalau ada saran atau masukan langsung komen yah.. kalau suka ceritanya ya monggo di vote 😉 gak maksa loh yah.. seikhlasnya aja 😅

Hope you guys enjoy my new #2wish story 😚

Nenek Comblang (2Wish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang