Second Shot

1K 126 13
                                    


Mean Plan duduk berhadapan dalam diam di ruang tamu. Kepala Plan tertunduk malu untuk sekedar menatap Mean sambil tangannya memainkan ujung baju tidurnya.
Mean yang melihat itu berusaha menahan perasaannya yang tiba-tiba saja terasa menggelitik. Tapi Mean tak bisa untuk tidak tersenyum menikmati pemandangan tersebut sampai akhirnya bibi Kwang membawa nenek keluar kamar dengan kursi roda.

"Mean! Plan! Kalian tidak apa-apa?"

"Nenek!" Mean pun segera memeluk neneknya.

"Meaan!"

Plan akhirnya mengangkat wajahnya melihat kearah nenek dan cucu yang sedang berpelukan itu dengan senyuman.

"Nenek merindukanmu.. kenapa baru sekarang kamu pulang?"

"Iya maaf nek. Sekarang aku sudah lulus. Jadi aku sekarang punya banyak waktu menemani nenek disini"

"Wah.. benarkah?!"

"Tentu nek. Nenek senang kan?"

"Tentu saja senang"

Nenek tiba-tiba teringat akan Plan.

"Plan.. kenalkan ini cucu yang sering nenek ceritakan padamu. Namanya Mean"

"Hai.. A.. aku Plan Rathavit. Panggil saja Plan"

"Hai Plan. Nenek menceritakan tentangku yang bagus-bagus kan?"

"Tentu saja. Kamu kan selalu yang terbaik mana mungkin nenek menceritakan yang tidak-tidak" nenek menjawab

"Haha.. Aku juga banyak mendengar tentangmu dari nenek dan bahkan dari orang tuaku Plan. Ternyata kamu terkenal di keluargaku."

"Plan sudah menemaniku sejak setahun yang lalu. Pho dan maemu juga sudah sangat mengenalnya bahkan begitu menyayanginya. Plan orangnya sangat baik dan perhatian. Dia juga manis kan?"

"Iya nek.. Semua yang nenek ceritakan benar adanya, kecuali satu hal, aku baru tau kalau pukulannya lumayan juga"

Plan hanya bisa menahan malu dan membungkuk minta maaf berkali-kali.

"Ya sudah.. kita lanjutkan mengobrolnya besok saja. Sekarang kalian tidur nenek juga sudah lelah mau beristirahat"

"Oh iya.. kalian tidur di kamar yang sama saja. Kamar tamu di belakang belum sempat di rapikan. Ayo Kwang!"

-------

Plan merasakan kecanggungan yang luar biasa. Lain halnya dengan Mean yang malah senang bisa sekamar dengan Plan.

"Kenapa Plan? Kamu belum ngantuk?"

"Ah.. tidak.. tidak! Maksudku.. err aku sepertinya pulang saja. Aku tidak mau mengganggu tidurmu"

"Hei.. ini sudah jam berapa. Sudahlah tidur saja. Lagipula nenek bisa histeris besok kalau tau kamu pulang tengah malam"

"Tapi!"

"Kamu tidak nyaman tidur seranjang denganku? Kalau begitu aku tidur dilantai saja"

"Jangan! Aku saja yang tidur di lantai"

"Aku tidak akan membiarkan tamu tidur dilantai. Kalau begitu kita berdua tidur dilantai"

"Jangan! Tidur diranjang saja"

"Tenang saja Plan.. Walaupun kamu sungguh manis tapi aku tidak akan berbuat macam-macam padamu sebelum kamu jadi pacarku"

"Hah?!"

"Ahh.. tidak.. tidak.. ayo tidur. Aku perlu istirahat. Masih jetlag"

Plan memandang syok Mean yang sekarang sudah tidur di sisi ranjang sebelah kiri. Mau tak mau Plan yang sudah lelah pun mengalah dan memutuskan ikut tidur.

Nenek Comblang (2Wish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang