Ninth Shot

423 80 46
                                    

⏬⏬⏬



"Apa yang baru saja kalian bicarakan?!"

"N.. nenek!"

Plan langsung gugup saat melihat nenek tiba-tiba ada disitu dan ternyata mendengar pembicaraannya dan Beam.

"Apa yang sedang kamu dan anak nyonya Parm bicarakan Plan?!"

"Nenek. Tenang dulu nek!"

"M..Meaan!"

Plan terkejut melihat Mean juga muncul.
Mean yang awalnya berniat membiarkan Plan dan Beam menyelesaikan permasalahan mereka berdua langsung keluar dari persembunyiannya karena tiba-tiba nenek dan bibi Kwang masuk dari pintu depan.

"Nenek sedang bertanya padamu Plan! Sebenarnya ada hubungan apa kamu dengan anak nyonya Parm?!"

"Nek. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya!"

"Plan! Sudah kukatakan aku mencintaimu!"

"Beaam!"

"Maafkan aku nyonya. Aku tidak bermaksud mengacau di pesta ulang tahun anda. Tapi yang kukatakan adalah kenyataan. Kalau aku mencintai Plan."

"Plan adalah calon cucuku. Kamu tidak boleh mencintainya!'

"Aku yang bertemu dengannya lebih dulu. Aku juga yang mencintainya lebih dulu. Kenapa anda melarang?!"

"Karena saat ini dia adalah pacar Mean. Dan kamu sebagai orang yang tidak punya hubungan apa-apa dengan Plan tidak boleh merusak hubungan mereka!"

Plan bingung harus berbuat apa. Yang bisa dilakukannya adalah menunduk karena takut menatap siapa saja.
Plan sedih kenapa semua terjadi di saat yang tidak tepat. Seandainya Beam menemuinya sebelum dirinya bertemu Mean. Mungkin saja..

"Tapi aku mencintai Plan! Sejak dulu aku mencintainya dan tidak pernah seharipun aku lewati tanpa memikirkannya!"

"Kamu tetap tidak boleh.."

"Nek, sudahlah. Diluar masih ada banyak tamu. Tidak enak kalau mereka mendengar keributan dari dalam rumah. Ini juga sudah cukup larut dan nenek harus segera istirahat."

"Mean! Nenek tidak peduli dengan tamu lainnya! Tapi bagaimana bisa nenek beristirahat sementara tamu yang ini berniat mengambil Plan dari kita!?"

"Itu tidak akan terjadi nek. Lagipula bukan kita yang harus memutuskan. Semuanya ada di tangan Plan."
Mean dan Plan saling menatap. Ada perasaan takut kehilangan di hati Mean tapi dia tetap memberikan Plan kesempatan untuk memutuskan semuanya.

"Aku akan mengantar nenek ke kamar sementara Plan berbicara dengan temannya."
Mean memberikan senyum pada Plan untuk meyakinkan Plan kalau dia baik-baik saja dan percaya pada keputusan Plan nantinya walaupun kenyataannya di dalam hatinya merasa begitu gelisah.

Tanpa menunggu jawaban dari siapapun Mean langsung mendorong kursi roda neneknya menuju kamar diikuti bibi Kwang yang dari awal hanya bisa diam.

✴️✴️✴️

"Plan.."

"Beam! Kamu tahu? Dulu kamu pernah berjanji akan selalu ada di sampingku sampai kapanpun. Kamu juga berjanji akan melindungiku dari apapun yang menggangguku. Tapi kenyataannya, tidak satupun dari janjimu yang kamu tepati. Bahkan untuk sekedar memberi kabar pun tidak kamu lakukan. Dan sekarang apa yang kamu inginkan? Aku tahu kamu mencintaiku tapi maaf.. aku tidak bisa membalas perasaanmu!"

"Kenapa Plan?! Aku tahu kamu juga mencintaiku!"

"Beam.."

"Lalu kenapa?! Apa karena Mean? Atau nyonya Nam?! Aku akan menjelaskan pada mereka Plan!"

Nenek Comblang (2Wish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang