Bagian 1 | Awalnya

15.3K 386 4
                                    

Bagian 1 | Awalnya

Happy Reading Guys..

.

.

.

Jam sudah menunjukan pukul tujuh lewat lima belas menit. Sekali lagi Vera melihat penampilannya di cermin kamar, memastikan jika apa yang ia kenakan tidak nampak berlebihan. Karena yang akan ia datangi hanya pesta ulang tahun dari salah satu teman kakaknya. Aneh memang, kenapa kakaknya malah mengajak Vera bukan mengajak pacar atau gebetannya saja. Tapi sudahlah, Vera juga penasaran dengan apa yang akan terjadi di sana saat laki-laki itu tahu jika Vera turut hadir. Vera tidak menyiapkan apapun, kakaknya pasti sudah menyiapkan sesuatu jadi itu saja sudah cukup.

Sebenarnya ada sedikit perasaan enggan yang Vera rasakan untuk bertemu dengannya. Ungkapan yang laki-laki itu berikan, masih jelas teringat dalam ingatannya. Vera yakin laki-laki itu pasti tidak akan tinggal diam, karena sudah di permalukan. Tapi biarkan saja, Vera tidak peduli. Dengan cepat Vera mengambil dompet kecil yang serasi dengan warna sepatu yang ia pakai. Menatap pantulan dirinya sekali lagi, akhirnya Vera selesai dengan persiapannya.

Dengan langkah pelan Vera meninggalkan kamarnya dan turun kebawah. Suara panggilan Riga yang sejak tadi memanggilnya semakin terdengar jelas, tapi seperti tidak tahu apa-apa Vera muncul di depannya dengan raut wajah tampa dosa.

"Udah Tuan putri siap-siapnya?" Vera jelas tahu itu sindiran karna terlalu lama bersiap, tapi ya mau bagaimana, namanya juga wanita.

"Udah ayo, gak usah bacot." Dengan cepat Vera keluar tak lupa meminta ijin pada Bundanya, "Bunda, Vera berangkat."

Riga mendengkus, "Siapa yang lama, siapa yang ngomel." Menggeleng pelan, Riga akhirnya ikut pamit begitu melihat adiknya sudah keluar dari rumah. "Pergi dulu, Bun"

"Iya, Hati-hati ya? Jaga adik kamu baik-baik."

Riga mengangguk cepat, "Tenang aja, Bun. Bocah itu aman sama aku."

"Abang! Jadi gak?!" Teriakan menggelegar Vera langsung saja membuat Riga bergegas.

"Duh, macan dah ngamuk, Bun. Yaudah deh, Riga berangkat dulu."

Bunda hanya tertawa melihat kelakuan kedua anaknya, "Iya, hati-hati."

--

Didalam mobil Vera asik memainkan ponselnya, sedangkan Riga hanya fokus pada jalan di depannya. Keduanya hanya berdiam diri selama beberapa saat sebelum Riga yang memang penasaran akan sesuatu hal langsung melirik Vera. Saat lampu lalu lintas di depannya berubah warna menjadi merah, Riga langsung menoleh pada Vera dengan cepat. Menatapnya dalam, seakan meminta penjelasan.

Vera yang jelas tahu apa yang akan abangnya inginkan, mencoba mengabaikan pandangan menuntun dari Riga. Tapi, belum sampai sepuluh detik Vera sudah langsung menyerah. "Ah, iya-iya. Aku kalah, abang mau apa?"

Riga menggeleng, masih ada empat puluh detik lagi sebelum lampu lalu lintas berubah warna. "Abang yakin kamu paham."

Vera mendengkus kesal, "Aku gak pacaran sama dia, puas? Udah gak usah bahas dia lagi."

"Sayangnya orang yang minta gak ngebahas masalah ini malah dengan senang hatinya datang ke pesta ulang tahun orang yang gak ingin di bahas."

Vera menghela napas, "Kan Abang yang maksa."

Pura-pura terkejut, "Loh kapan?" Riga malah kembali menghadap kedepan, ketika lampu hijau telah menyala.

"Aku cuma mau makan gratis aja kok disana." Vera tidak tahu alasan apa yang ia keluarkan, tapi hanya itu yang bisa ia pikirkan untuk menjawab Riga.

Because of You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang