Bagian 3 | Kakak

5.5K 287 5
                                    

Bagian 3 | Kakak

.

.

Pagi ini langit terlihat sangat cerah, tapi hal itu tidak membuat suasana hati Vera ikut merasakan dampaknya. Vera masih kesal karna dosennya membatalkan kuliah tiga puluh menit sebelum kuliah itu di mulai. Rumah Vera yang membutuhkan waktu sepuluh menit untuk menuju kampus dan akan bertambah dua kali lipat jika macet, membuat Vera harus buru-buru sampai di sana. Dan apa? Di saat Vera sudah sampai di pertengahan jalan, dia mendapat kabar jika kelas di tiadakan.

Sebenarnya tidak masalah jika dia masih punya kelas lainnya, di masih bisa menunggu di kampus. Tapi hanya itu satu-satunya kuliahnya hari ini, sudah di pastikan, Vera hanya membuang-buang waktu, membuang-buang make up dan hanya mengotori pakaian.

Benar-benar menyebalkan.

Alhasil di sinilah Vera sekarang. Di depan perusahaan milik kakeknya yang sekarang di pegang oleh Bunda karna Bunda adalah anak tunggal. Kakaknya Riga juga bekerja di sini, Vera tidak tahu jelas sebagai apa karna Riga juga belum lulus kuliah, mungkin hanya magang atau bantu-bantu saja. Vera tak peduli juga, dia berada di jurusan yang berbeda jadi vera tidak paham.

Saat memasuki gedung kantor ini, Vera hanya tersenyum begitu resepsionis, Mbak Mirna menyapanya. "Cari pak Riga, atau Bu Tara?"

Vera terdiam sebentar, "Dua-duanya deh."

Mirna tersenyum, "Pak Riga, baru saja keluar untuk sarapan. Kalau Bu Tara ada di ruangannya."

Vera mengangguk, "Makasih."

Akhirnya Vera keluar dan mencari Riga, Vera juga ingin sarapan. Tadi saking buru-burunya karena takut terlambat, Vera sampai melewatkan waktu sarapannya.

Vera tahu di mana Riga sekarang, karna hanya tempat itu yang sering di datangi Riga jika berada di sekitar kantor.

Vera sudah tiba di depan restoran yang ia tuju. Senyum manisnya terukir begitu melihat Riga dari kaca yang menembus hingga ke dalam bangunan. Tapi senyum manisnya langsung luruh saat melihat dengan siapa Riga duduk.

Vera menggigit bibir bawahnya, bagaimana bisa laki-laki itu ada di sana. Memejam pelan, akhirnya Vera memutuskan untuk pulang. Lebih baik ia makan di rumah saja, ia bisa memesan makanan dan makan sepuasnya.

Vera langsung saja membuka aplikasi untuk memesan ojol, karna pasti jalanan masih macet lebih baik Vera naik ojol saja. Ia berjalan sedikit menjauh agar Riga tidak dapat melihatnya jika tiba-tiba keluar dari restoran.

Rasanya masih sangat mendebarkan. Katakan saja Vera tidak waras karna menyukai laki-laki yang sudah jelas mempermainkannya. Tapi mau bagaimana lagi, Vera tidak bisa mengontrol hal itu.

--

Karna besok adalah weekend, Vera sudah mulai membayangkan list drama apa saja yang akan ia tonton selama dua hari ini. Karna sepertinya Bunda dan Kakak laki-lakinya itu sedang sibuk-sibuknya, yang mana sudah pasti akan tetap sibuk walau weekend sekalipun, Vera yakin ia hanya akan terasa seperti sendirian di rumah karna mereka akan mengurung diri di ruang kerja atau kamar mereka. Jadi Vera memutuskan untuk melakukan hal yang sama. Ia hanya akan berdiam diri di kamarnya saja.

Vera langsung menuju kamarnya begitu ia tiba. Rumah nampak sepi karna memang hanya ia sendiri. Vera sudah mengunci pintu rumah dan sudah memastikan semuanya aman sebelum naik ke lantai dua, dan sekarang ia sudah berbaring nyaman di kasurnya.

Vera hanya meletakan barang bawaan yang sempat ia beli di saat pulang tadi. Beberapa camilan yang akan menemaninya menonton, sudah semua ia beli untuk persiapan dua hari ke depan. Pokoknya ia tidak akan keluar kamar kecuali untuk makan.

Because of You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang