Melelahkan :"'

28 6 0
                                    

Suara germecik kecil mulai terdengar, rintikan hujan mulai berjatuhan dari langit kelam. Suara rintiknya mulai membesar dan mengguyur perkotaan pagi ini. Udara dingin seketika menyelusup di dinding kamar dan menusuk kulit.
Seorang gadis masih bergelut nyaman dibawah tebalnya selimut hangat yg membungkus badan. Matanya perlahan terbuka menyesuaikan dengan cahaya, dan kini terbukalah sempurna kedua kelopak mata indahnya.

"Masih jam pagi banget" gumamnya dan melirik jam di atas nakas menunjukkan pukul 5:30 am.
Dengan malas ia turun dari kasur menuju kamar mandi

"Aaaaaa dinginnnn" teriaknya saat mencelupkan tangannya ke dalam bak mandi.

"Gue males banget, masabodo lah yg penting mandi" ucapnya lagi dan melanjutkan ritual mandinya.

Selesai mandi gadis ini berpakaian rapi dengan seragam sekolahnya, memakai tag nama bertulisan ”Arasya Kamilla P. R.”
Gadis itu adalah ara dengan tampilan sempurna mengoleskan bedak dan sedikit lip tin dibibirnya.

"Udah.. Hehe wanginyaa...." gumamnya kesenangan matanya menyipit saat tersenyum.

Perlahan kakinya berjalan menuruni anak tangga dan berhenti di meja makan, di sana sudah ada ayah, bunda dan abangnya yg menunggu sarapan pagi.

"Hai" sapa ara dan duduk di meja makan dekat abangnya

"Hai, nak mau ikan apa?" ucap bunda ara sambil mengambil lauk

"Eh, enggak bun, ara makan roti sama susu aja" ara pun menggambilnya sendiri. Bunda syakilla hanya bisa menghembus kan nafas melihat putrinya yg tidak pernah naik selera makannya.

Semua keluarga makan dengan tenangnya tidak ada pembicaraan hanya suara berisik sendok dan garfu. Selesai makan ara langsung berdiri merapikan bajunya dan menyalimi kedua orang tuanya serta abangnya.

"Ara berangkat dadah" ujarnya melaibaikan tangan

"Ara!?" panggil ayah ara dengan tegasnya

"Ya?" ujar ara menghentikan langkahnya

"Hari ini hujan, jaga kesehatan kamu!" ucap ayahnya tersenyum tipis

"Hmm oke, ara pamit dah.."

"Salam araa.." tegur ayahnya

"Iya. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam" ayah ara hanya bisa memandang putrinya yg menjauh dari halaman rumah, ara diantar dan dijemput supir pribadi ayahnya. Maka, dari itu ayahnya yakin ara tidak akan keluyuran karna supirnya selalu lapor tentang ara di sekolah.

*
*
*
*
*

Arasya pov'

Hari ini sih memang hujan tapi, gue gak mau lesu karna cuacanya dingin banget. So gue hepi hepi ajalah gais hehe :v
Gue edarkan pandangan kesekeliling lorong kelas disana sepi banget, apa karna hujan ya belum pada datang. Alah masa bodo gak ada gunanya juga gue pikirin huh.
Setelah masuk kelas ternyata cuma gue yg ada disini sendiri lagi, mana sepi kan serem woi.
Seketika udara disini mulai dingin, mana suasanya meremang lagi, huh takutt banget gue, untuk mengusir rasa takut gue kan bawa hp nah main hp aja dah.

Tak

Suara benda jatuh, aduh.. Siapa itu woi bikin takut ajah lu, mana gue lagi sendiri lagi.

Drap.. Drap.. Drap..

Nah, ini suara langkah kaki tapi kok suaranya dari belakang gue, MasyaAllah sumpah gue takut benget.. Perlahan gue noleh dan...
Gak ada orang woi, hihihi seremm...

Drap... Drap... Drap...

Suaranya makin mendekat..

"Gue mohon pergi... Jangan ganggu gue, pilsss sana lo.." gue cuma bisa nutup mata sambil teriak gak jelas seketika dan...

Migration of God's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang