Nasehat Abang Al :')

18 3 0
                                    

Author pov'

Ara tengah menyiapkan buku-bukunya untuk pelajaran hari ini, ketika ia sibuk dikamar seorang mengetuk pintu. Munculah syakilla bundanya ara tengah membawakan bekalnya

"Nak, ini bekalmu dimakan ya?" ucap syakilla sambil menaruh bekal itu di rangsel ara

"Iya" sambil menoleh pada syakilla dan melanjutkan kegiatannya.

"Nak, dengarkan bunda" syakilla membimbing ara untuk duduk di sofa lalu berkata "ayah melakukan itu untuk kebaikan ara, sebenarnya ayah sayang benget sama kamu, coba kamu ubah gaya pemikiran kamu nak, coba kamu ubah sikapmu, jadilah seperti dulu ya" syakilla memandang sendu kepada putrinya yg enggan menatapnya

"Tapi gak seharusnya ayah bandingin aku terus sama nissa" wajahnya mendadak murung

"Itu karna ayah sayang sama ara dan ingin ara kembali seperti dulu" syakilla mengelus puncak kepala ara dengan lembut

"Gak, ayah cuma sayang sama nissa bukan ara bunda. Apa bunda ingat dulu ketika aku SD kelas 6 ayah bahkan terus memuji nissa– hiks" suara ara tercekat ketika ingin melanjutkan ucapannya tergantikan air mata kesedihan

"Bunda, ayah hari ini ara peringkat 2 yah, bun" kata ara dengan wajah berbinar

"Wah selamat ya nak" syakilla sambil memeluk putrinya

"Ayah..." ara hanya memandang wajah datar ayahnya

"Ara.. Nissa peringkat keberapa? Tanya rasyid

" satu yah"kata ara

"Kenapa kamu gak bisa satu juga sama nissa, coba kamu lihat dia sangat rajin, makanya kamu jangan terlalu asik bermain, pokoknya ayah mau kamu juga peringkat pertama. Buktikan pada ayah bahwa kamu bisa" rasyid pun berlalu meninggalkan putrinya dan istrinya di ruang tamu

"Ayah gak ngehargain usahaku– hiks" isak tangis ara mulai terdengar

"Sabar ya nak, tapi kamu udah pandai dengan usahamu itu" ucap syakilla dengan memeluk putrinya.

"Ayah selalu menuntutku melakukan ini, itu, bahkan tidak pernah menghargai usahaku, karna aku satu langkah di belakang nissa bun.." ucap ara dengan sendu

"Sayang.. Ara maafin sikap ayahmu nak, mungkin ada alasan yg balik kekerasan ayahmu" ucap syakilla dengan lembut

"Blushitt! Sampai kapanpun juga gak ada" ara pun beranjak dari duduknya lalu menyalimi bundanya dan pergi keluar rumah

"Ara?" panggil seseorang. Ara tidak menoleh bahkan menyahut ia hanya berhenti ditempat.

"Hari ini abangmu yg mengantarkan kesekolah" ucap rasyid dari belakang. Ara bergeming dan langsung berlari menuju garasi tanpa ada niat membalas ucap an sang ayah.

Rasyid hanya memandang sendu kepergian putrinya yg enggan menoleh bahkan menyahutinya,
Mungkin ini juga salahnya karna emosi pada ara dan menyakiti perasaannya.

Sedangkan garasi abang al sudah lama menunggu ara yg lagi bersiap-siap, tak lama kemudian arapun datang menghampiri sang abang.

"Lama banget dek?" tanya abang al sambil menatap ara
"Maaf" dan langsung masuk mobil tanpa menghiraukan abang nya

Keheningan meliputi kedua kakak beradik ini, tidak ada yg memulai percakapan baik Ara ataupun Alfa.
Seketika Alfa pun mengangkat suara berbicara kepada ara yg tegah melamun memandang ke arah luar jendela.

"Dek?" panggil Alfa

"Ya. Bang?" jawab ara menoleh kekanan

"Abang kira kamu sedang melamun" ucap Alfa menoleh sekilas pada ara

Migration of God's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang