14 Februari

26 4 7
                                    

Author pov'

Sambil menunggu jemputan supir pribadi ayahnya, ara tengah duduk menikmati ice cremnya. Hampir 20 menit ara menunggu tapi belum juga mobil nya muncul sampai bosan dibuatnya

"Lama banget seh" ara berdiri dan berjalan ke gerbang nampak terlihat mobil hitam datang menghampirinya.

"Akhirnya dateng juga" dan ara pun dibukakan pintu mobil segera ia masuk

"Knp lama kang ujang" tanya ara sambil main hpnya

"Owh itu tadi teh, mecet manget non maaf ya" ucap kang ujang menjelaskan

"Iya"

*
*
*
*
*
Di Rumah•

Mobil teparkir dihalaman rumah ara, segera ia turun dan masuk tanpa mengucapkan salam
Ara langsung menuju dapur mencari air putih untuk diminum, dasanya hari ini sangat lelah juga panas di luar.

"Loh? Ara udah pulang toh" tanya wanita paruh baya yaitu bunda syakilla

"Eh, bunda. Iya udh pulang" ara langsung duduk kemeja makan

"Kamu makan ya?" tanya syakilla dan mengambil makanan di dapur

"Eh, gak ush bunda ara udh kenyang tadi makan sama teman" ucap ara

"Bener nih.. Jangan bohong loh? Tanya bunda menyelidik

" blm sih, tapi gak lapar" ucap ara cengengesan

"Tuh kan bohong lagi, gak baik nak" peringat syakilla menatap putrinya

"Iya iya, yaudah ara mandi dulu" ara langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya

Syakilla bunda ara hanya bisa menghelakan hapas lelah bagaimana cara membuat pitrinya itu berhijrah agar tidak senakal ini, syakilla rindu ara yg dulu selalu menuruti semua perkataannya. Namun sekarang berubah karna kesalahan didikannya. Ia terlalu menuntut ara melakukan ini, itu, dan hasilnya membuat ara tertekan bahkan nekat melukai dirinya.

*
*
*
*
*
*

Malam hari pun tiba, dimana udara semakin dingin menembus celah dinding, bunyi hewan kecil mememani di kesunyian malam.
Ara gadis itu sedang berkutat di depan lap topnya, jemarinya sangat lihai mengetik disana.
Suara ketokan pintu terdengar, menampilkan sosok ayah yg selalu mendidiknya.

"Ara?" panggil rasyid ayah ara

"Ya, ayah?" jawab ara lalu menutup lab top nya bangkit menghampiri ayahnya

"Ikut ayah keruangan kerja!" ucap rasyid penuh penekanan sedangkan ara sudah tau akan hal ini hanya diam dan mengikuti ayahnya dari belakang

"Kamu tau apa kesalahanmu" nada bicara itu mendadak dingin

"Ya. Ara menghancurkan hp kinan" ucap ara menunduk

"Bagus, dan itu membuat ayah malu kamu tau itu?" tanya rasyid masih sama nada bicaranya dingin menatap lekat sang putri

"Maaf" hanya kata itu yg ara ucapkan

"Sudah berapakali ayah di panggil pak guru disekolahmu ara. Ayah malu, kapan kamu bisa merubah dirimu, ayah mau kamu yg dulu, bukan bar-bar an begini. Kenapa tidak sama seperti abangmu atau nissa hah? Ubah akhlaqmu ara. Kapan kamu membanggakan ayah lagi hah? Kapan? Coba kamu contoh nissa, ia berilmu tinggi bahkan akhlaqnya mulia seharusnya kamu contoh dia!!! Kamu faham!!" ucap rasyid panjang lebar menjelaskan pasa ara

"Uang jajan kamu ayah potong sampai 2 bulan" ucap rasyid lagi dingin. Ara bergeming hanya mampu mencerna perkataan sang ayah, matanya mulai merah ingin mengeluarkan butiran air yg menggenang dimatanya

Migration of God's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang