BAB II

37 1 0
                                    

"Sekarang memang jamannya apa-apa media social"

SUMPAH serapah sudah berkali-kali keluar dari mulut seseorang yang kini sedang menatap dirinya dari pantulan cermin, di lepas handuk yang menempel di kepalanya, lalu menggosokkan handuk hijaunya pada rambut basah miliknya yang sekarang sudah kembali ke warna asalnya, Hitam. Nike sempat berdiam diri dan berpikir betapa bodohnya dia mau mengubah warna rambutnya sampai ditegur guru BKnya demi menarik perhatian seseorang yang belum tentu tahu keberadaanya. Namun lagi-lagi pikiran seperti itu hanya terlintas sementara, pastinya Nike masih berusaha keras untuk mencari perhatian ke gebetannya.

Nike mencabut dan menyalakan ponselnya yang dari sepulang sekolah sudah mati kemudian diisi ulang kembali dayanya, kebiasaan anak sekolah bukannya belajar atau mengerjakan tugas pada jam 6 sampai 9 malam, atau biasa disebut dengan istilah jam belajar, malah digunakan buat malas-malasan di kasur membuka social media, bacain chat grup kelas yang ngomongin tugas. Kayak yang dilakuin Nike sekarang.

"Oh iya besok ada hafalan sejarah ya, bodo deh. Hafalan sekilas aja besok," batin Nike setelah membaca chat salah seorang teman kelasnya yang membahas tugas sejarah di grup kelas, dan dilanjut menscroll hpnya entah explore Instagram, Twitter, Timeline Line, Status Whatsapp dan lainnya, dan kebetulan sekali sebuah akun instagram yang fenomenal di SMA Nusantara baru saja memposting sebuah foto bertuliskan "COMING SOON FUTSAL CUP" langsung saja Nike heboh dan men-tap 2 kali, menyukai postingan tersebut.

Sudah setengah jam kegiatan Nike sama, mantengin social media. Setelah dirasanya lelah Nike meletakkan hpnya. Namun, Nike malah bingung mau ngapain, akhirnya Nike bangkit dari tempat tidurnya menuju rak buku dan mengambil buku sejarah, anugerah baru saja datang kepadanya. Lantas Nike memakai kacamata bacanya kemudian dibukanya buku sejarah langsung pada halaman yang dituju. Ya, Nike memang memiliki minus pada matanya, namun ia enggan memakai kacamata untuk kegiatan sehari-hari dan hanya digunakannya untuk membaca.

1 menit

2 menit

3 menit

4 menit berlalu Nike hanya membolak balikkan bukunya, bingung mau memulai hafalannya darimana. Nike sudah mulai mengeluh. "Banyak juga nih hafalan."

TING..

Bunyi notif hp membuyarkan Nike yang baru saja mencoba untuk fokus, baru satu setengah paragraf Nike memahami hafalannya sudah ada aja gangguannya. Nike bergegas menuju hpnya yang masih ada diatas kasur. Tumben hpnya berbunyi batin Nike yang mengatakan, biasanya sepi cuma rame grup kelas dan keluarga itupun di mute. Dibuka hpnya dan siapa sangka Nike langsung terkejut melihat tulisan di notifnya.

@vanivandar_ has requested to follow you on instagram

Nike menautkan alisnya, heran. Buru-buru Nike membuka hpnya dan men-stalk nama yang tadi terlihat di notifikasinya. Terlihat pada feeds instagram Ivan, Nike bisa langsung mengambil kesimpulan kalau ia seorang penyuka fotografi dan tentunya cowok yang lumayan terkenal, dilihat dari followernya yang hampir menyentuh angka 4 ribu. Oh, mungkin Nike udah nggak heran dengan poin terakhir tadi. Jelas, Ivan seorang yang memiliki banyak followers. Siapa yang nggak kenal dengan Ivan dan "Gengnya Itu".

Gerombolan geng yang berisikan cowok-cowok hits kelas 11 IPA IPS SMA Nusantara. Berisikan sekitar 12 orang— jangan kaget geng mereka bukan Manchester United club bola asal Inggris itu. Dan diantara gerombolan itu, hanya Gio yang Nike kenal dekat. Sisanya Nike hanya sekedar tahu termasuk satu cowok yang Nike sukai.

"Ih, Dia lucu banget si," Ucap Nike gemas memperhatikan foto dimana terdapat 3 cowok berjejer lengkap dengan kaos futsal kebanggan SMA Nusantara berdiri dengan gaya menggigit kalung penghargaan emas miliknya masing-masing. Ya, mereka Edwin, Gio, dan Ivan. Trio kelas 11 IPA 3 dan jelas mereka anggota "Geng" yang terkenal.

Second ChancesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang