Prolog

36 1 0
                                    

Dengan langkah mantap gue memasuki sebuah bangunan, lebih tepatnya Coffee Cafe, cafe yang sudah familiar akhir-akhir ini. Aroma kopi bercampur aroma kue yang baru keluar dari oven, ditambah suasana yang damai membuat perasaan gue lebih tenang.

Gue mengedarkan pandangan mencari seseorang, dia bilang ia mengenakan baju strip hitam putih.

Itu dia.

Sedang duduk manis menatap dua minuman yang sudah dipesan. Seseorang dengan tawa yang sering gue denger kalo gue berbuat hal konyol, senyum salah tingkahnya ketika gue menatapnya, bahkan marahnya ketika gue menjahilinya. Namun hal itu mungkin nggak akan pernah gue lihat sesering dulu lagi.

Dia melihat gue, gue tersenyum kecil dan melangkahkan kaki gue ke arahnya.

"Terima kasih lo udah mau datang kesini," ucapnya seraya menyodorkan minuman. "Udah gue pesen minuman favorite lo.

Gue hanya tersenyum tipis, melihat tatapannya saja seolah dunia gue jatuh padanya. Rasanya gue nggak ingin cepet-cepet pulang.

"Jadi, gue disini mau ngelurusin hal waktu itu–" gue memotong perkataannya dengan cepat, nggak peduli seberapa panjangnya kalimat itu.

"Gak perlu diluruskan lagi, udah jelas dan gue–" entah kenapa susah banget buat gue mengatakan hal itu, seolah mulut gue terkunci rapat dan masih nggak mau menerima kenyataan.

"Minum dulu,"

"Dan gue sangat mengerti,"

"Tapi, udah hampir 3 minggu lo gak mau ngobrol, atau bahkan menyapa gue di koridor sekolah, kenapa si?"

"Gue lagi sariawan." Gue menjawab asal sambil terkekeh.

"Sariawan masa sampai 3 minggu, terus senyum aja gak bisa!" ucapnya sambil menurunkan bibirnya.

Dia ini nggak tau beneran atau emang nggak tau?

"Sariawan stadium empat, tapi ini udah sembuh dikasih sambelnya Bu Dijah," jawab gue sambil terkekeh.

"Sekian lama akhirnya lo mau ketawa lagi! Jadi, lo maafin gue?" serunya dengan wajah memohon. Dan gue mengiyakan kalimat tersebut seraya mencubit pipinya, nggak tahan.

Selamat hati, kali ini lo menang lagi. Dan sekarang gue sadar bahwa mencintainya butuh pengorbanan yang berarti.

Second ChancesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang