Baby Girl - 15

5.1K 290 29
                                    

Ruangan sunyi yang hampa terisi isakan kecil dari Tzuyu, kesepuluh jari-jari mengenggam erat selimut. Bibirnya dia gigit agar tidak mengeluarkan isakan lebih banyak lagi.

Untuk apa dia menangis? Untuk siapa dia menangis? Hatinya menjadi lemah begitu mudahnya.

Pintu kembali terbuka, Tzuyu memejamkan matanya dan berbaring dengan posisi miring membuat orang yang berdiri di pintu tidak bisa melihat ekspresi gadis itu.

"Nona, kami diperintahkan untuk menjaga Nona. Jika anda membutuhkan sesuatu, mohon beritahu saja kami."

Tzuyu menoleh sebentar dan menggumam, dua bodyguard yang dikirim Jungkook berdiri siaga di depan pintu ruangannya.

Waktu berlalu dan saatnya jam periksa ulang, dokter masuk kemudian memeriksa keadaan Tzuyu.

"Nona Tzuyu, demam anda tidak turun sama sekali, apa sebelumnya demam anda biasa bersangkutan dengan emosi yang anda rasakan?" Tanya sang dokter, dia mengambil pergelangan tangan Tzuyu dan memeriksa denyut nadinya.

"Aku kurang tau dok, tapi sebelumnya aku jarang terkena demam dan membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk kembali stabil dan sehat."

"Ah begitu, sepertinya demam anda dipengaruhi oleh pikiran anda. Apa tuhuhmu terasa sakit hingga menangis?"

"Iya," Dia berdalih.

"Jangan terlalu membebani fikiran agar demam anda cepat sembuh, setelah 1 minggu mungkin demam anda baru bisa turun dan tubuh menjadi kembali stabil. Jangan lupa habiskan makananmu dan minum obat, oke?"

Tzuyu mengangguk dan menarik lenganya, "Oke, Terima kasih dok. Apa aku boleh berjalan-jalan keluar?"

"Sama-sama, tentu saja boleh. Jangan kembali melepas infusmu Nona, tetap bawa infus saat anda keluar."

Tzuyu sedikit tersipu karena malu, Jungkook pasti melapor pada dokter yang mengurusnya karena melepas infus sembarangan.

Dokter muda berwajah tampan itu tersenyum, "Kakak anda begitu menyayangi anda Nona. Sungguh beruntung, kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa Nona, lekas sembuh!"

Tanggapan gadis itu hanya tersenyum dan mengangguk, siapa yang menyayangi siapa?

Setelah mendapat ijin, dia mengambil tiang infus, berjalan keluar ruangan dan berbicara ringan dengan bodyguard yang menjaga agar tidak mengikutinya. Dia ingin sendiri untuk saat ini dan mencari udara segar.

Beberapa menit berdebat dengan dua bodyguard, akhirnya dua bodyguard mengalah, mematuhi Tzuyu untuk tetap berjaga di depan ruangan tanpa mengikuti Nona mereka.

Tzuyu menghirup udara ditaman sebanyak-banyaknya, melepas beban hati dengan melihat hamparan tanah hijau yang menyejukan. Fikiranya kembali merasa ringan dan cukup tenang.

"Permisi."

Tzuyu menoleh, mendongak dan menemukan pria yang sebaya dengan Kakaknya, wajahnya begitu tampan terpahat sangat sempurna. Garis wajah yang tegas dan badan tinggi atletis dibalut pakaian formal.

"Kau...." Wajah pria asing itu terkejut dan berhenti berkata, seolah tidak mampu melanjutkan kalimat yang ingin dia ucap.

"Ya? Ada yang bisa saya bantu?"

"Aku Jaehyun Lorentzo, siapa namamu?"

"Tzuyu, Jeon Tzuyu."

Lengan kekar yang semula di sembunyikan dibalik saku celana ia tarik, Jaehyun berjongkok kemudian menarik Tzuyu masuk kedalam dekapanya.

Memeluk Tzuyu dengan erat.

Merasakan keanehan dan waspada disaat yang bersamaan, kedua lengan lemahnya mendorong Jaehyun. Badan pria itu terlalu kuat dan tenaga kecilnya yang lemah tidak bisa membuatnya bergeser sedikitpun, tetap memeluk erat tubuhnya.

Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang