Side 1

3.3K 417 5
                                    

Cute Side: Dia terlihat bahagia jika menyangkut kucing.

Samatoki melihat pemandangan di depannya dalam diam.

'Aku bisa melihat aura depresinya dari pintu masuk,' pikir Samatoki melepas sepatunya lalu masuk ke dalam apartemen tersebut, melewati lorong yang gelap karena lampunya tidak dinyalakan.

"(Name), dimana kau?"

Langkah Samatoki terhenti di depan ruang TV, dimana dia melihat sebuah gundukan selimut di atas sofa yang berada di depan TV. Tanpa pikir panjang, Samatoki pun memasuki ruang TV dan duduk di sofa tersebut, di sebelah gundukan selimut tadi. Samatoki menarik napas panjang, kemudian meletakkan tangannya di puncak gundukan itu.

"Ada apa?"

Gundukan selimut itu bergerak, menampilkan seorang perempuan dengan rambut (h/c) (h/l), dengan iris (e/c) miliknya yang tampak kusam.

(Name) (Surname), pemilik dari apartemen itu.

"Samatoki," iris (Name) mulai berkaca-kaca—dan perempuan itu langsung keluar dari gundukan selimut dan memeluk laki-laki itu, "hwaaaaa! Samatoki!!"

Samatoki tidak mengatakan apapun, hanya mengelus rambut (Name) yang terlihat berantakan.

"Kau harus mendengar ini Samatoki," ucap (Name) mengusap wajahnya ke bahu Samatoki, "manajer botak itu benar-benar membuatku kesal!! Dia dimarah bos karena kecerobohannya sendiri, jadi kenapa dia melampiaskannya pada kami para karyawan yang tidak tahu apa-apa?"

Samatoki terdiam sejenak, sebelum akhirnya menoleh ke arah (Name).

"Jadi, kali ini kaki yang akan kupatahkan adalah manajer botak itu?"

(Name) menoleh ke arah Samatoki dengan cepat, kemudian menggeleng berkali-kali.

"Jangan! Kau bisa masuk penjara lagi!"

"Jyuto bisa mengurus itu."

"Tapi tetap saja!" ucap (Name) mengembungkan kedua pipinya.

"Baiklah, aku tidak akan melakukannya—jadi, apa yang bisa kulakukan agar kau berhenti mengoceh, huh? Kau tahu aku lebih ahli mematahkan tulang seseorang daripada menghiburmu dengan kata-kata, kan?"

"Aku tidak mengoceh," protes (Name), "dan kau bisa melakukan satu hal untukku, Samatoki."

___

"Kitty~!"

Samatoki hanya bisa tersenyum melihat (Name) yang dikelilingi oleh kucing. Kini mereka sedang berada di salah satu kafe kucing yang cukup terkenal di Yokohama.

(Tidak, bukan kafe dimana pelayan mereka memakai telinga dan ekor kucing. Kucing yang dimaksud adalah kucing asli.)

"Padahal kau sebelumnya sangat depresi, dan lihatlah kau sekarang," komentar Samatoki menggelengkan kepala.

"Hehe~"

Samatoki mengertukan alisnya, (Name) yang sedari tadi bermain dengan kucing tidak merespons ucapan Samatoki.

"Hei, (Name)—apa kau tidak kesal lagi dengan manajer botak itu?"

"Eh~? Manajer botak? Apa aku punya manajer botak~?"

"Yang benar saja (Name), kau melupakan dia yang melampiaskan kekesalannya padamu?"

"Eh, benarkah~?" (Name) sama sekali tidak menoleh ke arah Samatoki—hanya fokus pada kucing yang ada di sekitarnya, "mungkin aku salah lihat? Yep, aku pasti salah lihat. Bukan begitu, kitty?"

Sementara kucing-kucing yang ada di sekitar (Name) hanya mengeong, entah mengerti atau tidak dengan pertanyaan (Name).

"Hm, kalian benar—aku bahagia bersama kalian~"

Samatoki hanya bisa menepuk kening mendengar balasan (Name).

Problem Side: Terlalu bahagia, sebenarnya.

Her Obsession (Aohitsugi Samatoki)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang