Cute Side: Dia akan marah jika ada yang mengganggu kucing.
"Jadi karena itu Bos memberi kami semua libur, kecuali manajer kami~"
"Kau terlihat sangat bahagia," komentar Samatoki setelah mendengarkan (Name) bercerita.
"Tentu saja, akhirnya manajer botak itu mendapatkan apa yang pantas dia dapatkan—"
Namun (Name) menghentikan ucapannya dengan tiba-tiba, membuat Samatoki memandangnya dengan heran.
"Ada apa, (Name)?" tanya Samatoki berencana menyamakan arah pandangannya dengan (Name), melihat apa yang membuat wanitanya itu berhenti berbicara.
Namun (Name) tiba-tiba berjalan cepat, menuju sebuah gang sempit yang ada di dekat mereka. Samatoki tentu langsung mengejar (Name), dan hendak memanggil sang perempuan sampai Samatoki melihat apa yang membuat (Name) berhenti bicara.
"Tuan-tuan sekalian, apa yang kalian lakukan pada kucing itu?"
Dua laki-laki yang sepertinya seusia dengan mereka berdua, tampak sedang menertawai seekor kucing yang tergeletak lemah.
Mereka menoleh ke arah (Name), lalu mendengus tak suka.
"Pergilah dari sini, Nona. Ini bukan urusanmu."
"Aku bertanya apa yang kalian lakukan pada kucing itu," ucap (Name) memandang datar dua laki-laki itu, "apa kalian terlalu bodoh untuk mengerti pertanyaan semudah itu?"
Komentar yang (Name) berikan sukses membuat mereka menoleh ke arah (Name) dengan kesal. Samatoki yang melihat itu tentu langsung marah—namun saat dia melihat wajah (Name), dia menghentikan dirinya untuk ikut campur. Samatoki tahu (Name) tidak akan turun tangan jika sang perempuan ragu untuk menghadapinya.
Tapi jika mereka berdua berhasil menyentuh wanitanya, tamat sudah mereka.
"Hei Nona, dengarkan—"
"Oh, bukan hanya bodoh, kalian itu tuli ya?" potong (Name) menyeringai meremehkan, "apa sulitnya menjawab satu pertanyaan dariku?"
Laki-laki yang dipotong pembicaraannya itu jadi semakin kesal, dan dia berjalan mendekati (Name) dan berencana menarik kerah baju (Name). Namun dengan cepat (Name) memegang kedua tangan laki-laki itu, membalik tubuhnya sendiri dan akhirnya menarik tubuh laki-laki itu dan membantingnya dengan keras. Tidak sampai di sana, (Name) berdiri di sebelah laki-laki yang sudah tergeletak itu, kemudian menginjakkan sebelah kakinya dengan keras ke dada laki-laki itu.
Samatoki bersiul panjang saat samar terdengar suara tulang patah.
"Apa sekarang kalian akan memberitahuku?" tanya (Name) menoleh ke teman laki-laki yang kini sedang tergeletak sambil terbatuk-batuk.
"Kucing ini terus-terusan mengeong pada kami! Jadi kami memberinya sedikit ajaran—"
"Kucing itu hanya mengeong pada kalian," potong (Name) menatap datar laki-laki itu, "atas dasar apa kalian memberinya ajaran seperti ini?"
"Apa pedulimu, hah!?"
(Name) menggertakkan giginya, dan tatapannya berubah tajam. Saat (Name) hendak melangkah, tiba-tiba ada yang memegang bahunya. (Name) menoleh ke belakang, dan melihat Samatoki yang memegang bahunya.
"Samatoki—"
"Bawa kucing itu ke dokter hewan yang ada di dekat sini," ucap Samatoki, "jangan pasang wajah marah begitu—aku yang akan mengurus sisanya."
Wajah (Name) perlahan kembali normal, sebelum akhirnya mengangguk dan membawa kucing tadi menuju dokter hewan terdekat.
"Asal kalian tahu," ucap Samatoki setelah (Name) pergi, "dia itu belajar bela diri dari polisi, tentara dan mantan pembunuh bayaran."
Samatoki lalu menoleh ke arah kedua laki-laki itu, dan menyeringai lebar. Kedua tangannya tampak sudah siap untuk menghajar mereka.
"Tapi yang mengajarinya untuk menggunakan ilmu bela dirinya saat seperti ini adalah kekasihnya, yang adalah anggota Yakuza."
Problem Side: Dia akan sangat menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Obsession (Aohitsugi Samatoki)
Fanfiction• Samatoki × Philia!Reader • Obsesimu itu di mata orang lain mungkin terlihat aneh, atau mungkin normal saja bagi orang lain, bahkan mungkin membuat masalah bagi orang-orang. Namun bagiku, itulah yang membuatmu makin imut. (Aohitsugi Samatoki versio...