Side 8

1.6K 262 0
                                    

Cute Side: Kucing menjadi salah satu sumber kebahagiaannya.

"Aah, lihat Samatoki! Kucingnya sudah sehat~"

"Mhm."

"Apa aku boleh bermain dengan kucingnya, dokter?" tanya (Name) menoleh ke arah dokter hewan yang berada di dekatnya.

"Oh, tentu saja—silakan, bermainlah sepuas Anda, Nona."

Wajah (Name) mencerah, lalu dia kembali menoleh ke arah kucing tadi.

"Ayo kitty, kita bermain bersama~" ajak (Name) yang dibalas kucing itu dengan mengeong.

Kini mereka berdua sedang berada di salah satu toko hewan. Namun bukan sembarang toko, ini adalah tempat di mana (Name) membawa kucing yang dia selamatkan tempo hari—tempat sang kucing dirawat hingga sembuh total dan sudah bertingkah seperti kucing biasa pada umumnya.

"Kau selalu asyik jika sedang bermain dengan kucing, jenis apapun itu," komentar Samatoki melihat (Name) mengelus-elus bulu kucing berwarna orange tersebut.

"Tentu saja," jawab (Name) tidak menoleh ke arah Samatoki (seperti biasa), "siapa yang tidak gemas melihat tingkah lucu mereka?"

"Lalu kenapa tidak kau rawat saja, Nona?" tanya dokter hewan tadi, "kau membayarku untuk merawatnya namun Nona tidak membawanya pulang, kenapa?"

"Aku sangat ingin memelihara kucing, tapi aku tidak bisa," jawab (Name) menggeleng sambil tersenyum kecil, "apartemenku melarang untuk membawa atau memelihara binatang peliharaan."

"Kenapa masih tetap tinggal di apartemen itu?" tanya Samatoki mengangkat sebelah alisnya.

(Name) tersenyum canggung, menoleh ke arah lain.

"Aku belum menemukan apartemen yang mengizinkan untuk memelihara binatang peliharaan," jawab (Name), "selain itu biaya apartemennya terbilang murah bagiku, juga aku masih nyaman untuk tinggal di sana."

Samatoki melihat (Name) dalam diam, sebelum akhirnya mulutnya terbuka.

"Kalau begitu, mau tinggal bersamaku?"

(Name) berkedip beberapa kali, tampak kaget mendengar ucapan Samatoki, sebelum akhirnya menoleh ke arah Samatoki dengan perlahan—terlihat masih tidak percaya. Sementara Samatoki langsung tersadar bahwa dia mengatakan itu tanpa sengaja.

'Apa barusan aku mengajak (Name) untuk tinggal denganku begitu saja?'

"(Name)—"

"Ide yang bagus!" potong (Name) tersenyum lebar, "apartemenmu mengizinkan untuk membawa dan memelihara binatang peliharaan ya? Apa tidak apa-apa jika mulai besok aku tinggal denganmu? Aku perlu merapikan barangku sebelum pindah."

"Hah?"

"Maksudku, bukannya ini jadi win-win situation?" tanya (Name), "biaya sewa kita bisa bagi dua, selain itu aku bisa melihat kucing—"

"Kau benar-benar ingin pindah denganku?" tanya Samatoki tak percaya.

'Padahal tawaranku itu tadi hanya usil semata.'

"Bukannya tadi kau menawarkannya padaku?" tanya (Name) balik.

"Tentu saja tapi—"

"Hei kitty, sekarang kita bisa bermain seharian sepuasnya! Karena kau akan pulang bersamaku mulai besok!"

"(Name), tidak bisakah kau fokus pada masalah apartemen dulu?"

Problem Side: Begitu juga dengan sumber fokusnya.

Her Obsession (Aohitsugi Samatoki)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang