Chapter 1

18.2K 1K 17
                                    

Seorang gadis bertubuh tinggi yang bernama Lalisa Maboban, berjalan menyusuri jalan kecil ditengah gelapnya malam. Menuju sebuah rumah minimalis milik kedua orang tuanya.

"Biarkan aku pulang!!!" teriak seorang wanita dari dalam sebuah rumah minimalis yang kini telah terdapat Lalisa didalamnya.

Plakk..

Sebuah tamparan dari pria bertubuh tinggi besar yang ternyata adalah ayah Lalisa, tamparan itu mendarat mulus dipipi sang ibu yang baru saja berteriak meminta pulang.

"Pulang saja! Aku tak butuh dirimu!" ucap sang ayah.

Lalisa yang hanya berdiri didepan pintu tanpa diketahui kedua orang tuanya, kini menghampiri kedua orang tuanya yang sedang bertengkar.

"Cukup! Tidak puaskah daddy dengan mengkhianati mommy? Dan sekarang berbuat kasar pada mommy!" teriak Lalisa.

Tiba tiba ayah Lalisa meraih wajah Lalisa secara kasar.

"Sekarang kau berani berkata seperti itu pada ayahmu! Anak tidak tau diri!" ucap ayah Lalisa mengangkat satu tangannya, hendak memukul Lalisa.

Lalisa segera melepas cengkraman tangan sang ayah diwajahnya.

"Pukul aku!! Pukul! Kenapa kau berhenti? PUKUL!!" teriak Lalisa dan kini air matanya mengalir.

Ayah Lalisa hanya terdiam. Perlahan tangannya meraih wajah Lalisa.

"Maafkan daddy nak" ucap ayah Lalisa dengan nada pelan.

Lalisa segera menepis tangan sang ayah dan menghapus air matanya.

Lalisa kembali berlari keluar rumah.

"Lalisa!!" teriak kedua orang tuanya secara bersamaan.
-
-
Dengan menekuk kedua kakinya, Lalisa duduk ditepi danau yang selalu ia datangi. Karena baginya hanya ditempat tersebut ia mendapat sebuah ketenangan dan kenyamanan hidupnya.

Sesekali ia memejamkan matanya, menghirup udara malam yang menyelimutinya saat ini.

Lalisa memanglah orang yang suka menyendiri, tak suka banyak bicara, dia juga tak memiliki satu temanpun.

Tiba tiba seorang gadis membuatnya terkejut.

"Hey! Tolong aku, aku dikejar preman preman jalanan! Tolong aku!!" seru gadis tersebut dengan nafas tak beraturan dengan raut wajah yang panik dan ketakuan.

Mengguncang lengan Lalisa dengan kasar. Mata Lalisa tertuju pada kedua pria bertubuh tinggi yang sedang berlari menuju kearah mereka.

"Lihatlah, mereka terus mengejarku, kumohon!" seru gadis tersebut.

Tanpa bicara apapun, Lalisa segera menarik lengan gadis tersebut menjauh dari tempat sebelumnya.

Sampai keduanya tiba disebuah jalan kecil dan gelap yang terdapat benda benda tua seperti tank, ban dan juga peti peti kayu besar.

Lalisa membawa gadis tersebut bersembunyi dibalik tumpukan barang barang tua tersebut.

Nafas gadis tersebut yang tak beraturan terdengar sangat keras, sampai Lalisa membungkam mulut gadis tersebut agar tak terdengar oleh siapapun, termasuk preman preman yang mengejarnya.

Terdengar suara hentakan kaki kedua preman tadi, membuat Lalisa dan gadis tersebut semakin panik.

"Sial, kita kehilangan jejaknya" ucap salahsatu preman yang terdengar sangat kesal.

"Bodoh! Kita kalah hanya dengan satu gadis kecil sialan itu!" ujar preman satunya.

"Kita hanya buang buang waktu, lebih baik cari mangsa lain" ucap dari salahsatu preman tersebut.

Love in RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang