Chapter 9

7.1K 622 7
                                    

"Aku harus segera mencari kamar hotel Jen" ucap Lalisa.

Jennie menggenggam lengan Lalisa dan menariknya kedalam kamarnya.

"Jadikan tempat ini adalah tempat peristirahatanmu, aku tak mau jauh darimu" ucap Jennie.

Lalisa terdiam sejenak.

"Kuharap telingaku tak mendengar kata penolakan dari bibirmu" ucap Jennie.

Lalisa hanya bisa pasrah dan menuruti keinginan Jennie.

Lalisa mengangguk dan tersenyum.

"Baiklah" ucap Lalisa.

Jennie tersenyum senang.

"Jane, Lalisa aku membawakan makanan untuk kalian" ucap Chaeng dengan sebuah nampan berisi makanan ditangannya.

"Terimakasih Chaeng, maaf aku telah merepotkanmu" ucap Jennie.

"Tidak masalah Jane aku tau kau tidak mau makan dari kemarin, dan Lalisa adalah tamu disini yang harus diperlakukan layaknya raja" ucap Chaeng.

"Kau terlalu berlebihan" ucap Lalisa.

"Sudahlah, ada yang harus kubicarakan pada ayah, aku pergi dulu" ucap Chaeng setelah memberikan nampan tersebut pada Jennie.

"Kau juga baru sampai Chaeng, lebih baik kita makan bersama" ucap Lalisa.

"Aku bisa nanti, bye" ucap Chaeng lalu meninggalkan Jennie dan Lalisa.

"Lebih baik kau makan dulu" ucap Jennie.

"Aku belum lapar, kau makan duluan saja, aku mengkhawatirkanmu" ucap Lalisa.

"Khawatir?" tanya Jennie.

"Hm, aku takut terjadi hal buruk padamu karena kau tidak makan" ucap Lalisa.

Jennie tersenyum.

"Jika begitu, kau juga harus makan" ucap Jennie.

Lalisa terdiam sejenak.

"Baiklah, aku juga makannya nanti saja" ucap Jennie hendak meletakkan nampan berisi makanan itu diatas nakas.

"Eh, yasudah kita makan bersama" ucap Lalisa.

Jennie kembali tersenyum dan akhirnya keduanya menghabiskan makanan tersebut.

-
-

Kini Jennie dan juga Lalisa tengah berbaring diatas ranjang yang sama dengan posisi Jennie yang memeluk Lalisa.

Jennie membuka matanya, mendapati wajah Lalisa yang teduh saat tertidur.

Dilihatnya jam pada ponselnya, ternyata pukul 12 malam.

Rupanya gadis bermata kucing tersebut terbangun karena ingin buang air kecil.

Perlahan Jennie bangkit agar tak mengganggu tidur nyenyak sang kekasih.

Tiba tiba sebuah tangan melingkar dipinggangnya sontak membuatnya melihat kearah sampingnya, benar Lalisa kini membuka matanya.

"Kau belum tidur?" tanya Jennie.

Lalisa ikut duduk disamping Jennie.

Menatap mata Jennie.

"Aku tak ingin melewatkan betapa indahnya malam ini, jika aku tertidur aku akan bisa menyimpan setiap keindahan momentnya" bisik Lalisa.

"Jadi kau hanya pura pura tidur?" tanya Jennie.

"Hanya saat merasakan pergerakan kecilmu barusan" ucap Lalisa.

Love in RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang