Chapter 15

5.7K 489 10
                                    

"Lisaa.... Disana tempat khusus coklat" tunjuk Jennie dengan antusias melihat deretan berbagai macam coklat dalam sebuah pusat perbenlanjaan.

Jennie berlari seperti seorang anak kecil.

"Hati hati Jen, tunggu aku" ucap Lalisa yang justru Jennie tak menggubrisnya sama sekali.

"Lisa, kau mau beli apa? Daritadi kau hanya mengikutiku, mengangguk dan mengatakan iya terhadap semua yang kuucapkan" ucap Jennie mempoutkan bibirnya.

Shit! She is so cute!

"Lalu aku harus bagaimana? Setiap kau menawariku dan meminta pendapat tentang makanan disini, kau sudah memasukkannya kedalam keranjang sebelum aku menjawab" ucap Lalisa yang seolah berbicara pada seorang anak dibawah 5tahun.

Lantas Jennie memperlihatkan deretan giginya.

"Hehe.. Iya maaf" ucap Jennie membuat Lalisa menggelengkan kepalanya.

-
-

"Rumahnya besar, tapi aku yakin kita bisa dengan mudah membawa nona Jane" ucap seorang wanita bernama Alice yang merupakan anak buah ayah Jennie.

Lalisa yang sibuk menurunkan belanjaannya dari dalam mobil menyadari keberadan mobil hitam didepan gerbang rumahnya, merasa curiga karena tak biasanya orang orang memarkir mobilya disana.

"Lisa kau melihat apa?" tanya Jennie.

"Mobil itu berhenti didepan rumahku tapi tak seorangpun yang keluar dari dalam mobil itu" ucap Lisa masih menatap mobil tersebut.

"Mungkin mobilnya mogok, sudahlah bantu aku sayang" ucap Jennie mulai sibuk dengan barang belanjaannya.

-

"Sepertinya dia menyadari keberadaan kita, cepat pergi Sam" ucap Alice yang juga menyadari Lalisa melihat kearah mobilnya.

"Oke" ucap Sam yang mengemudi mobil tersebut.

Sementara Lalisa mengernyitkan keningnya.

"Jangan terlalu memikirkan hal itu, mungkin saja pengemudinya sedang menerima telfon, maka dari itu dia mnghentikan mobilnya" ucap Jennie.

Lantas Lalisa menghembuskan nafas kasar.

Hatinya merasa tidak enak saat ini, feelingnya mengarah kesuatu hal yang buruk.

-
-

"Lisaaaa..." teriak Jennie dari balkon kamar Lalisa membuat Lalisa terkejut.

Lalisa berlari ke balkon kamarnya Lalisa terdiam mendapati Jennie yang justru sedang berdiri tenang menatap keatas.

Lantas Lalisa menghampiri Jennie.

"Ada apa? Kau membuatku terkejut?" tanya Lalisa.

"Lihatlah.." seru Jennie dengan tersenyum melihat keatas.

Ternyata hamparan bintang yang sedang Jennie lihat. Jennie terlihat senang melihatnya, Lalisa ikut tersenyum mendapati hal itu.

"Kau menyukainya?" tanya Lalisa sembari merangkul pundak Jennie.

"Sangat. Itu sangat indah" ucap Jennie melingkarkan kedua lengannya dipinggang Lalisa dengan mata yang masih menatap langit.

Lalisa menyingkirkan beberapa helai rambut Jennie yang mengenai wajah Jennie akibat tiupan angin.

"Kau lebih indah Ruby Jane" bisik Lalisa menyunggingkan senyumnya.

Lantas Jennie menatap Lalisa, membalas senyuman itu dengan tulus.

Perlahan Lalisa mengankat dagu Jennie, menyingkirkan jarak diantara wajah mereka.

Cup..

Bibir keduanya kini menempel, oh? tidak hanya menempel tapi juga saling melumat satu sama lain.

Love in RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang