Tempat Tinggal Baru

3 3 0
                                    

"Aku tadi dipeluk oleh seorang laki-laki? Bahkan aku tidak akrab dengannya? Dan aku menangis didekapannya? Astaga murahan sekali aku! Sial." gumam Shannon.

Shannon berjalan menuju tempat kos kosan yang berada disebelah barat rumah Reiz. Ia memikirkan tentang hal yang sebelumnya terjadi dan kesal sendiri.

Setelah beberapa langkah, Shannon tiba di sebuah kos-kosan berlantai 2 dengan model yang sederhana.

Shannon memencet bel rumah dari kos-kosan itu.

"Ting Tong." suara bel berbunyi.

Seorang wanita dewasa berambut kepang panjang dengan memakai pakaian koki membuka pintu.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?" kata wanita itu.

"Apakah ada kamar kosong disini?" tanya Shannon.

Mendengar pertanyaan itu. Wanita berambut kepang itu langsung menarik tangan Shannon dan menyuruhnya duduk di kursi ruang tamu. Wanita itu tersenyum lebar.

'Kenapa hidupku penuh dengan ditarik orang?' batin Shannon.

"Tentu saja ada. Untuk biaya tak usah dipikirkan." kata Wanita itu.

"Hah? Bisa jelaskan alasannya?" tanya Shannon.

'Kos-kosan bagus ini, gratis? Bukankah ini aneh. Apalagi sepertinya tidak ada orang lain selain wanita ini." batin Shannon.

"Oke, sebelumnya namaku Ayu Ratnasari, umurku 30 tahun." kata wanita itu.

"Shannon Mils, 15 tahun." kata Shannon.

"Wah,masih muda ternyata kamu. Okelah sekarang akan aku jelaskan. Seperti yang kamu lihat, disini sangat sepi karena hanya aku yang tinggal disini. Dan aku kesepian. Kos kosan ini berada di wilayah pinggir kota, jadi jarang yang butuh kos kosan di daerah pinggir. Makannya aku gratiskan biayanya. Tapi ada syaratnya."jelas wanita itu.

"Syarat?" bingung Shannon.

"Yup, syaratnya kamu harus anggap ini sebagai rumahmu, kamu tau maksudnya kan?" kata Ayu.

Mata wanita itu menatap tajam kearah Shannon.

"Ya, artinya aku harus membersihkan rumah memasak makanan dan lain-lain." jawab Shannon.

Shannon menjawabnya dengan nada santai.

"Benar sekali. Dan anggap aku sebagai kakakmu." kata wanita itu.

Kedua tangan wanita itu menggenggam tangan Shannon dengan penuh keyakinan.

'umurmu 2 kali lipat dari umurku, mana mungkin aku bisa memanggilmu dengan sebutan kakak! Bahkan bibi lebih muda darimu!' batin Shannon.

"Baiklah aku menyetujuinya." kata Shannon.

"Bagus, kamarmu berada di lantai 2 sebelah timur. Bajumu kotor sekali, dan kamu bau benda terbakar. Dan barang bawaanmu cuma kotak ini? Mandi sana, akan kusiapkan baju untukmu." kata Ayu.

'Ternyata orang ini cerewet sekali.' batin Shannon.

"Tidak usah repot-repot,bi." kata Shannon terputus.

"Kakak, sudah kubilangkan panggil aku kakak. Lagi pula kan aku kakakmu maka kamu adalah keluargaku jadi tak usah sungkan." kata wanita itu.

"Cepat mandi sana." perintah wanita itu.

"Baiklah." kata Shannon.

Shannon mengangkat kotak yang ia bawa dan menuju ke lantai 2. Langkah kakinya pelan karena ia masih bingung tentang apa yang telah terjadi. Shannon pun menoleh ke arah Ayu.

"Percayalah padaku. Ilya L Kasis." kata Ayu.

Shannon terkejut.

"Bagaimana bisa?" tanya Shannon.

Telunjuk Ayu menempel pada bibirnya.

"Sst, rahasia." kata Ayu.

Keingin tahuan Shannon semakin besar. Namun ia menahannya dan melanjutkan langkahnya menuju ke lantai 2.

'Apa yang sebenarnya terjadi?semua ini terasa janggal. Reiz Willamz anak yang dulu diadopsi muncul dan menenangkanku. Terutama Ayu Ratnawati, dia tau nama asliku. Dan ia terlalu baik padaku. Sepertinya aku harus lebih berhati-hati kepada orang lain. Ini menakutkan. Aku takut jika ternyata kak Ayu adalah orang jahat yang akan menjebakku.' batin Shannon.

Sebuah pintu coklat dengan gantungan bernomor 02. Shannon pun dengan perlahan membuka pintu itu.

Pemandangan kamar pun terlihat.

"Sepertinya aku tau alasan kedua kenapa tidak ada yang kesini." kata Shannon.

Terlihat sebuah kamar yang dipenuhi dengan debu dan sarang laba-laba. Beberapa kursi meja berantakan dan temapat tidur yang hanya rangkanya saja. Seperti bertahun-tahun tidak dihuni.

"Ups, kakak lupa buat naruh tempat tidurnya. Hehe." kata Ayu yang tiba-tiba disamping Shannon.

"Tempat tidurnya ada di kamarku. Nanti kamu bisa mengambilnya disana." kata Ayu.

Ia menunjuk kamar lantai 1 yang berada di sebelah barat. Ayu pun langsung meninggalkan Shannon.

'Bodo amat lah. Bersihin aja.' batin Shannon.

Tangan dan kaki Shannon mulai bergerak membersihkan kamar itu. Pertama tama ia membersihkan debu dan sarang laba-laba, kemudian menata meja kursi dan lemari. Ia juga menggunakan kekuatanya untuk memindahkan barang.

3 jam berlalu.

"Akhirnya. Bukankah sebenarnya kekuatanku berguna?" kata Shannon.

"Benar sekali. Jadi jangan takut menggunakan kekuatanmu." Kata Ayu yang tiba-tiba berdiri dibelakang Shannon.

Senyum Shannon mulai terlukis manis.

"Nah, senyum gitu. Suatu saat memang selalu ada perpisahan. Jadi jangan terlalu hanyut dalam kesedihan." kata Ayu.

"Baiklah. Trimakasih kak." kata Shannon.

I'm a Black CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang