Reiz Willamz berjalan sendiri menuju rumahnya, dengan earphone yang terpasang pada telinganya ia bersenandung mengikuti irama musik. Pada saat itu sebuah toko kue tart membuatnya menghentikan langkah.
'Bukankah hari ini ibu Fatih ulang tahun?' gumam Reiz.
Tanpa berfikir panjang ia memasuki toko itu dan membeli sebuah kue.
"Permisi mbak,apakah disini ada kue yang dilapisi coklat?" tanya Reiz kepada perempuan penjual roti.
"Maaf kak,roti yang dilapisi coklat hanya tersisa 1 namun sudah terjual 10 menit yang lalu." jelas penjual roti.
"Kalau begitu saya pesan roti tart rasa kacang saja dengan tulisan Happy Birthday Fatih Laili." kata Reiz.
'sepertinya aku pernah dengar nama itu sebelumnya.' batin penjual itu.
Beberapa menit kemudian Reiz keluar dari toko dengan membawa kue tart kacang. Reiz langsung pergi ke desa Surasa.
Saat Reiz sudah sampai ia langsung menuju ke panti asuhan. Terlihat kobaran api yang besar disana.
Reiz langsung mengeluarkan sihir es nya dan memadamkan api yang besar itu. Setelah padam ia memasuki panti rumah yang terbakar itu dan mulai menelpon ke kantor polisi.
"Desa Surasa terjadi pembantaian,tolong kirimkan beberapa bantuan kesini." kata Reiz lewat telepon.
"Baik,mohon tunggu,dan bisakah anda melaporkan bagaimana keadaan disana?" tanya polisi yang menanggapi Reiz.
"Di depan sebuah panti asuhan ada 2 orang laki-lagi dewasa,perkiraan umur 30-32 tahun. Sepertinya mereka termasuk orang yang penting di kota ini, kelihatan dari baju mereka yang rapi. Dan juga mereka tertusuk oleh beberapa bilah pedang namun mereka masih hidup karena tidak mengenai bagian fital. Dan juga pelakunya adalah pengguna sihir api dan es yang profesional. Semua orang yang di desa ini semua mati." jelas Reiz.
Reiz melanjutkan langkah kakinya menyusuri rumah yang terbakar itu.
"Apa yang terjadi disini?dimana bibi?" gumam Reiz.
Terlihat 2 orang yang tergeletak. Salah satunya seorang perempuan berambut pirang dan yang lainnya adalah bibi Fatih.
"Ibu Fatih."
Reiz berlari mendekati mereka.
"Ibu,bertahanlah,bantuan akan segera datang." kata Reiz
Ia memegangi tubuh bibi Fatih sambil terduduk dengan satu kaki.
Dengan kekuatan yang tersisa. Bibi Fatih membisikkan suatu kata pada Reiz. Sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya.
"Jaga dia."
Reiz mulai meneteskan air matanya. Fatih Laili seorang wanita yang bekerja di panti asuhan desa Surasa, telah menghembuskan nafas terakhirnya. Reiz pun langsung mengusap air matanya dengan tangan.
Terdengar sirine mobil polisi dan ambulan mendekat.
"Baguslah respon mereka cepat." kata Reiz.
Ia melihat kearah seorang wanita berambut pirang yang tergeletak lemas,terlihat mata wanita itu yang sembab dan noda darah di pipinya.
"Baik bu,aku akan menjaganya." kata Reiz.
Tubuh gadis itu mulai terangkat oleh dua tangan yang berada di bagian kaki dan kepalanya. Tubuh wanita itu dibawa keluar oleh Reiz dari rumah itu.
Terlihat para polisi dan unit kesehatan bekerja menyelamatkan para korban. Seorang polisi menghampiri Reiz yang baru saja keluar dari rumah itu.
"Sepertinya kau punya kemampuan pengamatan yang bagus anak muda." kata seorang polisi laki-laki bertubuh tinggi dengan potongan rambut bros.
"Selain memiliki sihir aku memiliki mata yang dapat melihat dan mengidentifikasi lingkungan dengan melihat jiwa mereka." jelas Reiz.
"Bukankah orang mati tidak memiliki jiwa?" tanya polisi itu.
"Benar oleh karena itu aku hanya bisa melihat cahaya terang kabur." jelas Reiz dengan gadis berambut pirang masih berada di gendongannya.
"Jadi kamu bisa melihat orang walaupun terhalang dinding,tapi hanya berupa cahaya gelap?"
"Benar sekali." jawab Reiz.
"Maaf, aku belum memperkenalkan diri aku Brandon,Brandon Tous. Tapi sihir es yang memadamkan api dirumah ini?"
"Itu milikku,tapi jangan coba-coba menyentuhnya karena ada aliran listrik didalamnya." kata Reiz.
"Aaa!es ini beraliran listrik!" jeritan seorang polisi yang baru saja menyentuh es milik Reiz.
"Es pemadam api rumah ini berbeda dari es yang lain!." lanjut polisi itu.
"Maaf,itu kemampuanku." teriak Reiz.
"Sebaiknya kamu segera membawa gadis itu ketempat yang aman. Dan terimakasih atas laporanmu. Kami akan membawa 2 orang ini ke tempat yang seharusnya mereka berada" kata Brandon.
"Baiklah." kata Reiz.
Sementara polisi sibuk mengurusi korban. Reiz berjalan meninggalkan tempat itu.
Seorang wanita berbaju perawat berlari kecil menghampiri Reiz.
"Tunggu bukankah lebih baik wanita itu kami rawat?" kata seorang perawat.
"Apakah mobil itu cukup?" tanya Reiz.
"Benar juga. Maafkan kami karena tidak bisa melakukan yang terbaik. Dan ini obat yang mungkin akan berguna untuk nya." kata perawat itu.
Perawat itu menyerahkan beberapa obat pada Reiz.
"Trimakasih." kata Reiz.
"Oii, Nak!" kata Brandon.
Brandon berlari mendekati Reiz dengan sebuah kotak ditangannya.
'Apalagi sih?oiya aku belum mengatakan namaku padanya.' batin Reiz.
"Ini ada sebuah kotak di sebelah mayat wanita bercadar. Mungkin ini penting untuk wanita yang kau gendong itu. Karena ada fotonya,hehe. Maaf aku tidak sengaja membukanya." kata Brandon.
Mata Reiz menyipit.
"Baiklah, trimakasih." kata Reiz.
"Sama-sama,hati-hati dijalan. Reiz Williamz." kata Brandon.
Ia langsung berlari menjau ke rumah-rumah untuk melanjutkan tugasnya.
"Tung, hmm, bagaimana dia tau namaku?dia membuka kotak ini kan? Mungkin di dalamnya ada informasiku, wanita ini berat juga lama-lama aku harus segera pergi ketempat yang aman." kata Reiz.
Langkah demi langkah dengan seorang perempuan berambut pirang di gendongannya. Reiz pun sampai di rumah sederhana, yang memilikki 2 lantai. Ia meletakkan gadis itu shofa ruang tamu. Reiz juga membersihkan noda darah di pipinya dan menyelimutinya dengan selimut yang ia ambil dari kamarnya.
Selang beberapa jam gadis itu tersadar dan membuka matanya secara perlahan. Terlihat seseorang laki-laki perambut hitam tidur terduduk dan menaruh kepalanya di shofa tempat wanita itu berbaring.
"Ini dimana?dia siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Black Cat
FantasíaDunia yang dipenuhi sihir lenyap. Setelah dua orang yang diberi takdir saling bertemu kembali. Dunia kembali normal. Tapi, apakah kehidupan kedua orang itu kembali normal? Ilya L Kasis dan Reiz Williamz, dua orang yang dapat mengubah takdir. Ingat...