Pagi hari selanjutnya di rumah keluarga Ilya.
Shannon dan bibi Fatih sedang mendengarkan radio yang berada di kamar Shannon. Saat itu bibi Fatih sedang menyisir rambut Shannon.
Tiba-tiba setetes air mata jatuh ke pipi Shannon.
"Tuan putri? Anda menangis lagi?" kata seorang pelayan wanita.
"Nggak kok. Cuma tiba-tiba meneteskan air mata saja." kata Shannon.
"Berita terkini, sebuah pesawat jatuh di kota Albiez bagian timur. 2 rumah mengalami kerusakan. 2 korban meninggal. Dan 1 orang selamat." berita yang terdengar di radio.
"Seorang laki-laki yang berusia 17 tahun berhasil selamat. Diduga korban selamat mengalami depresi berat." lanjut berita.
"Kenapa pesawat bisa jatuh kesana bi? Bukannya pesawat tidak ada yang lewat jalur itu?" tanya Shannon.
"Bibi juga belum tau sepenuhnya." kata bibi Fatih.
Brak! Seorang penjaga mendobrak pintu kamar Shannon. Bibi Fatih dan Shannon seketika terkejut.
"Tuan putri harus pergi sekarang!" kata penjaga itu.
'Ada apa ini? Tunggu, ini adalah hari dimana aku diusir dengan bibi Fatih. Jika aku keluar aku tidak akan menemukan jawaban kenapa aku diusir.' batin Shannon.
"Ayo tuan putri, kita pergi." kata bibi fatih.
"Nggak, ada sesuatu yang ingin kupastikan." kata Shannon dengan serius.
Shannon pun berjalan keluar dari kamarnya. Berpura-pura mematuhi perintah penjaga. Penjaga itu menjagai Shannon dibelakangnya untuk memastikan agar Shannon keluar bersama bibi Fatih dibelakangnya.
Namun Shannon berbalik arah dan berlari melewati penjaga itu. Saat penjaga itu akan mengejar Shannon. Sebuah pedang besar menutupi jalannya. Pedang yang Shannon keluarkan agar dia bisa kabur dari penjaga itu.
"Pedang ini?" heran bibi Fatih.
"Tuan putri adalah satu-satunya orang yang memiliki kemampuan sihir. Dan semua negara menginginkan tuan putri mati karena disebut sebagai ancaman nantinya. Dan sekarang terjadi pemberontakan dan penyerangan agar tuan putri dibunuh." kata penjaga itu.
"Lalu kenapa? Cepat tolong tuan putri!" kata bibi Fatih.
"Tidak bisa. Karena sebenarnya aku juga ingin tuan putri mati." kata penjaga itu.
Shannon berlari ke arah ruang ayahnya. Suara masyarakat yang unjuk rasa dan beberapa senapan mulai terdengar jelas. Shannon membuka jendela dan mengintip keluar. Dilihatnya masa yang banyak dan banner yang bertuliskan "Bunuh Tuan Putri Penyihir Ilya L Kasis." sontak Shannon terkejut. Kakinya lemas.
"Nak! Kenapa kamu masih ada disini!" kata seorang pria berjenggot putih.
"Ayah, aku kenapa?" tanya Shannon.
Air matanya mulai berjatuhan.
"Tidak apa-apa nak. Ayahmu ini akan melindungimu." kata pria itu.
Segerombolan orang bersenjata mengepung 2 orang itu. Beberapa peluru ditembakkan kearah Shannon. Karena masih shok Shannon tidak bisa melakukan apapun. Akhirnya pria itu mengorbankan dirinya untuk melindungi Shannon.
Pria itu tumbang. Darahnya mulai menyebar. Pikiran Shannon pun semakin kacau.
"Kenapa! Kenapa!" amarah Shannon muncul.
Tangan Shannon menari dengan membawa sebuah pedang yang ia ciptakan ditangannya. Ia menarikan pedang-pedang itu menuju ke orang-otang bersenjata. Semakin lama pedang semakin banyak dan cepat menusuk orang-orang itu.
'Inikah yang sebenarnya terjadi? Saat aku dipindahkan ayah mati? Demi melindungiku? Dan pemerintahan ini akan hancur?' batin Shannon.
Semua orang bersenjata itu akhirnya mati dengan tusukan pedang.
Langkah kaki seorang wanita mendekati Shannon dan pria itu.
"Bibi Fatih! Ayah, ayah sakit." kata Shannon sambil memeluk ayahnya.
Wanita itu mendekati Shannon dan ayahnya.
"Tenang saja tuan putri, ayah anda baik-baik saja. Cuma perlu perawatan." kata bibi Fatih.
"Tapi ayah kena tembak! Tolong bi!" teriak Shannon.
"Jika tuan putri punya sihir untuk melawan, maka bibi Fatih punya sihir penyembuh." kata bibi Fatih.
"Bibi punya kekuatan juga?" tanya Shannon.
"Bukan, tapi dulunya bibi itu dokter." kata bibi.
"Tuan putri, sekarang tugasmu bukan disini tapi diluar. Masyarakat ingin membunuhmu. Anda harus bertindak." kata Bibi dengan serius.
Shannon mencerna baik-baik perkataan bibi Fatih. Ia pun mulai beranjak dari tempat itu. Ditujunga taman yang berada di tingkat 2. Shannon menengok keluar pagar taman itu. Dilihatnya berjuta-juta manusia datang di rumah itu.
"Saya, Ilya L Kasis. Putri pertama di keluarga Kasis. Dan juga pengguna kekuatan sihir." teriak Shannon kepada pendemontrasi.
"Itu dia tuan putri terkutuk!"
Cacian demi cacian terlontarkan. Tak juga peluru dan benda tajam yang dilemparkan kearah Shannon. Shannon mengeluarkan sihirnya. Berbagai pedang menangkir benda-benda yang dilemparkan kearah Shannon.
"Ternyata benar dia penyihir! Dia berbahaya!" kata orang-orang.
"Saya akan menggunakan kekuatan saya untuk melindungi negara atau bahkan dunia ini!" kata Shannon.
Cahaya yang sangat menyilaukan Shannon keluarkan. Cahaya iti dapat melingkupi seluruh dunia. Dan akhirnya sebuah pelindung transparan melingkupi dunia.
"Pelindung ini adalah 90% kekuatan saya. Jika pelindung ini hancur maka saya akan mati!" kata Shannon.
Orang-orang mulai terdiam mendengar kata-kata Shannon. Dan mempercayai kata-kata Shannon.
"Kami ingin kata-kata itu benar!" kata orang-orang.
"Saya bersumpah demi negeri ini." kata Shannon.
Semua warga terdiam. Ada warga yang bahagia. Ada warga yang merasa bersalah. Satu persatu orang muali bubar hingga tersisalah satu orang berdiri tegap disana.
"Bukankah kau memiliki sihir, bisakah kau menghidupkan kembali ayah dan ibuku?" kata orang itu.
'Reiz Williamz?' batin Shannon.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Black Cat
FantasyDunia yang dipenuhi sihir lenyap. Setelah dua orang yang diberi takdir saling bertemu kembali. Dunia kembali normal. Tapi, apakah kehidupan kedua orang itu kembali normal? Ilya L Kasis dan Reiz Williamz, dua orang yang dapat mengubah takdir. Ingat...