SMA Sihir Loisghellious

29 3 2
                                    

"Bibi, aku berangkat dulu ya." kata Shannon.

Seorang gadis perempuan berumur 17 tahun itu mulai meninggalkan bibi Fatih yang dulu adalah pelayan di rumah Shannon.

"Hati-hati nak Shan." teriak bibi Fatih.

'Kenapa dia selalu memakai jaket hitam itu?apa lebih baik aku belikan yang baru ya?' batin bibi Fatih.

Ia melihat seragam Shannon selalu dilapisi dengan jaket hitam bertudung panjang hingga menutupi wajahnya.

Dari desa Surasa menuju ke sekolahnya yang berada di kota Albiez membutuhkan waktu 2 jam oleh karena itu setiap hari Shannon berangkat pada pukul 4 pagi.

"6.15,sip masih pagi. Sarapan dulu aja." kata Shannon.

Shannon sudah sampai di sekolahnya yaitu SMA Sihir Loisghellious sekolah nomer 2 terbaik setelah SMA sihir Lounder. Di sekolah ini hampir 80% memiliki kekuatan sihir. Tentu saja Shannon juga memiliki kekuatan sihir.

Saat Shannon sampai di kanting sekolah terdengar beberapa siswa bergosip.

"Eh,itu bukannya Shannon Wils ya?gila auranya gelap banget,sampai kita nggak tau kalo dia ternyata punya sihir yang terkutuk. Bukannya seharusnya dia terkurung di penjara?" kata seorang siswi.

Terdengar tawa setelah kalimat itu terucap. Sementara Shannon langsung duduk dan memesan makanan. Semangkuk soto pun dihidangkan di meja Shannon. Ia pun mulai menyantap soto itu dengan pelan sambil menutup kedua telinganya dengan earphone.

Bel jam pertama pun berdentang. Semua murid mulai memasuki kelas mereka masing-masing. Shannon masuk ke kelas CE angkatan ke-3. Tempat duduknya berada di bagian paling belakang pojok kanan. Sementara kiri Shannon belum ada yang menempati.

"Aku masih bingung kenapa dia bisa masuk kelas CE?dimana kelas ini penuh dengan orang berbakat. Nilainya buruk,yaitu 0 semua dan juga Ia tidak pernah menggunakan kekuatan sihirnya lagi setelah penerimaan murit 2 tahun yang lalu." kata seorang siswi yang bergosip sebelum guru datang.

"Bener banget,apalagi sihirnya itu sihir terlarang!kita harus jauh-jauh dari dia pokoknya." lanjut siswi lain.

Shannon duduk ditempatnya lalu meletakkan kepalanya di meja dan kedua tangannya memeluk kepalanya.

"Anak-anak tolong diam dan duduk dibangku masing-masing." kata seorang guru laki-laki ber jenggot putih.

Para siswa pun duduk dengan rapi. Kecuali Shannon yang tidak mengubah caranya duduk sama sekali. Ia tak menghiraukan pak guru saat itu.

'gawat perutku terasa mulas.' batin Shannon.

"Permisi,saya izin ke kamar mandi." kata Shannon.

Sontak seluruh kelas memperhatikan dirinya.

"Baru mulai udah kebelet,keluar sana nggak usah balik lagi ke kelas ini. Hahaha." kata salah satu siswa.

Shannon pun menoleh kearah orang itu. Dan membuka tudung jaketnya. Terlihat rambut pirang yang panjang dan bersinar membuat seluruh siswa terdiam.
Ia tidak pernah membuka tudung jaketnya saat berada di sekolah. Dan bahkan tidak ada yang mengetahui wajah yang sebenarnya dari Shannon.

"Apakah salah memiliki kekuatan cahaya?apakah salah jika aku tidak pernah mengeluarkan kekuatanku lagi karena bersumber dari cahaya?dan apakah salah jika aku menyengaja nilaiku 0 semua agar cepat keluar dari sekolah ini?" kata-kata Shannon yang dipenuhi dengan emosi.

Shannon langsung berlari keluar kelas dengan air mata yang mulai mengalir dipipinya.

Seorang laki-laki bertubuh tinggi bersandar di balik tembok kelas melihat Shannon berlari melewatinya.

'baru saja mau masuk,malah ada keributan. Menarik' batin lelaki itu.

Sementara itu,kesunyian di kelas dalam hitungan detik sudah kembali seperti semula.

"Gila!lebay banget tuh anak."

"Iya,malah ada acara kabur-kabur segala."

"Udah ih biarin aja. Namanya anak orang miskin."

"Hst,hati-hati nanti dikutuk lho."

"HAHAHA"

Seluruh siswa di kelas CE tertawa dengan lebarnya setelah peristiwa itu terjadi.

"Sudah cukup anak-anak. Disini kita kedatangan murit baru dari luar negeri. Anak baru masuklah." kata Pak guru.

Terlihat sebuah kaki jenjang melangkah dari belakang pintu. Setelah itu terlihatlah rambut hitam dari seorang laki-laki. Sontak para siswi berteriak.

"Wah cogan."

"Tinggi banget."

"Udah punya pacar belum?"

Celotehan pun mulai keluar dari mulut para siswa di kelas itu.

"Tenang anak-anak!" teriak pak guru.

"Perkenalkan nama saya Reiz Williamz. Mohon kerja samanya." kata pria itu.

"Kamu bisa duduk di belakang yang kosong itu." kata pak guru.

Pria itu berjalan menuju ke kursi yang telah ditunjukkan yaitu kursi yang kososng disebelah Shannon.

'Jadi cewek tadi seharusnya duduk disebelahku ya?menarik." batin pria itu.

Kelas berlangsung dengan damai. Lain halnya Shannon yang sedang berada di kamar mandi perempuan.

"Hanya perlu 1 tahun lagi untuk menahan semua ini!setelah itu aku akan pergi dari kota ini!" kata Shannon.

Shannon pun menjadi ingat kata-kata bibi Fatih

'Tuan putri Ilya L Kasis,bukan tapi Nak Shannon Mills. Ada saatnya nanti kamu akan pergi dari panti asuhan ini. Kekuatanmu bukan kutukan,melainkan berkah. Gunakan kekuatanmu untuk membantu."

Itulah kata-kata bibi Fatih yang mulai membuat Shannon dapat menahan emosinya.

"Bibi,maafkan aku yang memiliki niat menyerah." kata Shannon.

Shannon pun keluar dari kamar mandi. Bukannya kembali ke kelas ia pergi ke atap sekolah yang berada dilantai 5.

Setelah sampai di atap. Shannon membaringkan badannya di bagian belakang tembok gudang kecil agar tidak terpapar matahari. Ia pun menggunakan jaketnya sebagai bantal.

'Apakah keseharianku di SMA ini dapat berubah menjadi lebih menyenangkan?'

I'm a Black CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang